28 - Mawar Putih

42 16 34
                                    

—oOo—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—oOo—

Alleta menutup matanya yang berair seiring dengan mulutnya yang terbuka lebar. Rasanya ia masih sangat ngantuk pagi ini. Namun janjinya dengan Zean hari ini membuat Alleta harus segera bersiap-siap. Kemarin saat sepulang dari mall, Zean mengajaknya kembali ke luar di hari ini. Katanya mereka akan pergi ke tempat yang berbau alam untuk saling bercerita. Alleta pun menyetujuinya. Toh, ia sudah berjanji akan bercerita pada Zean. Dan yang terpenting adalah, Alleta selalu ingin melihat dan berada di dekat cowok itu.

Alleta bersenandung pelan sambil menyisir rambutnya. Ia kembali tersenyum menatap pantulan dirinya lewat cermin. Alleta terdiam, mengingat akhir-akhir ini ia jadi sangat sering tersenyum-senyun sendiri seperti orang aneh. "Emang cuman dia, yang bisa bikin gue aneh kayak gini." gumam Alleta pelan.

Setelah selesai merias dirinya, Alleta mengambil ponsel dan menaruhnya ke dalam tas selempang kecil yang telah ia sampirkan di bahunya. Alleta keluar kamar dan duduk di sofa ruang tengah sambil memainkan ponselnya, mengecek pukul berapa sekarang. Masih tersisa 15 menit sebelum pukul janjinya dengan Zean tiba. Alleta memang sengaja bersiap-siap cepat agar Zean tidak menunggunya seperti kemarin.

Tuk..tuk...

Suara pintu di ketuk membuat perhatian Alleta jadi teralih. Saat membukakan pintu, Alleta tersenyum riang melihat siapa yang datang pagi ini.

"Masih sisa 10 menit padahal," ucap Alleta tersenyum menatap orang di depannya.

"Tapi kamu udah siap kan, kalau gitu kita berangkat sekarang," ucap Zean masuk ke dalam rumah untuk sekadar pamit pada Tante Lina. Lalu setelah itu, mereka pun berangkat  menaiki mobil Zean.

"Kita mau kemana?" tanya Alleta penasaran karena Zean tidak memberitahu tujuan mereka ke luar hari ini.

"Kita ke tempat Bunda aku ya. Aku kangen dia soalnya," jawab Zean dengan suara pelan nyaris tidak terdengar.

Alleta mengangguk menjawab ucapan Zean di sampingnya. Sebenarnya Alleta merasa sedikit bingung dengan sikap Zean yang sangat jauh berbeda dari kemarin malam. Rasanya, perkataan orang-orang tentang Zean yang dingin memang sebuah fakta nyata. Karena Alleta pun menyadari hal itu saat ini.

Wajah Zean terlihat sedikit mendung dan tak secerah biasanya. Bahkan senyum yang biasa menghiasi wajahnya kini tidak ada. Alleta hanya diam karena tidak ingin bertanya. Biarkan saja Zean seperti itu. Mungkin dia sedang ada pikiran, pikir Alleta.

Zean tiba-tiba saja menghentikan mobilnya di depan sebuah toko bunga. Alleta mengerutkan keningnya sekilas, kemudian ikut keluar dari mobil ketika Zean mengajaknya untuk ikut masuk ke dalam toko.

"Mawar putih satu buket," pesan Zean pada seorang wanita bertubuh kurus yang mengangguk kemudian berlalu untuk menyiapkan bunga pesanan Zean.

"Kamu suka bunga apa?" tanya Zean membuat Alleta yang tengah melihat-lihat bunga di sana jadi menolehkan kepala.

MarshmellowWhere stories live. Discover now