31 - Melepaskan

58 16 100
                                    

—oOo—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—oOo—

Sekali lagi, Zean melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Wajahnya semakin gelisah, karena waktu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya.

Rasya, Revano, dan Gavin yang melihat itu hanya bisa saling pandang kemudian mengedikkan bahu mereka kompak. Sudah sejak pagi tadi Zean selalu bertingkah aneh seperti itu. Dan mereka pun tau, apa alasan di balik anehnya sikap Zean saat ini.

Alleta menghilang, setelah kemarin izin sakit tidak masuk sekolah.

Pagi tadi, Zean telat masuk ke kelas hampir satu jam setelah pelajaran dimulai. Menurut informasi yang berhasil Revano korek, ternyata Zean menunggu hampir satu setengah jam untuk menjemput Alleta. Namun ternyata, cewek itu sudah berangkat bahkan sebelum Zean menjemputnya. Yang membuat Zean semakin gelisah adalah, semua chat dan panggilan dari Zean di abaikan Alleta sejak kemarin pagi.

Sebenarnya Zean sudah mencari-cari keberadaan Alleta saat jam istirahat tadi, namun Alleta tidak juga ia temukan. Baik di kantin, ataupun di kelasnya. Zean sudah bertanya pada teman sekelas Alleta, namun mereka pun tidak ada yang tahu di mana keberadaan Alleta. Membuat Zean semakin merasa gusar dan jengkel sekaligus.

Tepat ketika sepuluh menit sebelum bel pulang berbunyi, Zean bangkit dari duduknya. Sontak ketiga sahabatnya mengangkat kepala dan bertanya melalui tatapan mata. "Mau kemana?"

Zean hanya menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan penuh arti. Lalu dengan cekatan ia melemparkan tasnya ke luar jendela kelas. Setelah selesai, Zean kemudian melangkah menuju meja guru.

"Kamu mau kemana, Azean?" tanya Bu Asih dengan kening berkerut ketika Zean menghampiri mejanya.

"Saya di suruh ke ruang guru untuk bawa buku modul yang belum saya ambil , Bu." ucap Zean tenang dengan raut datarnya. Tentu saja ia berbohong, karena buku modulnya sudah ia ambil sejak beberapa minggu lalu.

Bu Asih mencebik tidak percaya. "Kan bisa nanti, pas bel pulang."

"Tapi kan setelah bel pulang PM nya langsung mulai, Bu. Kalau saya gak ambil sekarang, nanti saya di omelin sama Miss Dias." ucapnya menyebutkan guru B. Inggris yang akan masuk untuk mengisi jam pemantapan hari ini.

Bu Asih pun mengangguk, mempersilahkan Zean untuk pergi. Sedangkan Zean segera berjalan cepat membuat ketiga sahabatnya geleng-geleng kepala.

"Emang paling bisa, tuh kampret satu!" gerutu Revano sambil melirik kursi samping Rasya yang kosong.

***

Alleta terkejut ketika mendapati Zean sudah berdiri di depan pintu kelasnya. Padahal ia sudah bergerak secepat mungkin agar bisa keluar dari sekolah sebelum Zean menemukannya. Tapi entah bagaimana caranya Zean bisa berada di depannya, padahal bel pulang baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu.

MarshmellowWhere stories live. Discover now