🎼[8] - Perilaku Ambigu

432 185 225
                                    

Perlahan Suga menghampiri Dahyun lalu memegang pundaknya untuk menenangkan.

Dahyun masih mendekap kakaknya dan terdiam tidak membalikkan badan.

"Dahyun ... kau tidak apa-apa?" Suga menarik kembali tangannya lalu menatap kakak Dahyun yang sedang tertidur dengan damai. Ia seperti pernah melihat wajah itu, tapi di mana?

Dahyun kembali menegakkan badan lalu berbalik menatap Suga. "Tidak perlu menghawatirkanku. Kau sendiri pun tidak baik, 'kan? Mengapa mengikuti ku ke mari?"

Suga mengalihkan tatapannya dari kakak Dahyun menjadi menatap Dahyun yang terlihat lelah. Ia merasa kasihan padanya yang selalu menangis hingga menyebabkan matanya membengkak. "Ayo, kita ke taman. Biarkan Kakakmu istirahat."

Dahyun menoleh kepada kakaknya lalu mengangguk menyetujui ajakan Suga. Ia butuh udara segar sekarang. Mungkin dengan pergi ke taman rasa sedihnya akan berkurang.

***

17:11 KST
Taman

Saat ini Suga dan Dahyun sedang duduk di bangku taman yang di hadapannya disuguhkan sungai membentang luas.

Air mengalir tenang menghipnotis para pengunjung taman menghilangkan kejenuhan hidup yang telah dilalui. Udara pun sangat sejuk dipadukan dengan langit mulai menggelap menambah suasana nyaman untuk bersantai. Lampu-lampu taman yang berdiri kokoh mulai menyala menerangi.

Dahyun masih terdiam sambil menyantap es krim yang tadi dibelikan Suga, terlalu larut dalam pikirannya sampai lupa untuk mengucapkan kata terima kasih.

Ketika tadi Suga menghampiri sambil menyodorkan semangkuk kecil es krim, Dahyun langsung menyambarnya tanpa menolehkan kepala karena sedang fokus menatap sungai di hadapannya.

Tetapi Suga tidak mempermasalahkan tentang Dahyun mengucapkan kata terima kasih atau tidak, ia bisa memakan es krim dengan damai pun sudah membuat hatinya merasa tenang.

"Dahyun, apa besok kau tidak akan sekolah lagi?" Suga mulai bertanya memecahkan keheningan di antaranya.

Satu suapan es krim dengan jumlah banyak masuk ke dalam mulut Dahyun, membuatnya merinding merasakan sensasi dingin yang luar biasa. "Astaga!"

Melihat Dahyun memijit pelipisnya karena merasa pusing membuat Suga tersenyum lebar, merasa lucu dengan tingkah yang seperti kanak-kanak. Ditambah lagi dengan es krim tertinggal di sekitaran bibirnya, membuat Dahyun terlihat seperti bayi jika di mata Suga. "Pelan-pelan saja. Apa kau takut aku akan memintanya?"

Dahyun menaruh kesal sendok es krim nya lalu menatap sinis kepada Suga. "Tidak."

"Baiklah, lanjutkan saja. Kau belum menjawab pertanyaanku ...." Di kalimat terakhir nada suara Suga melemah karena takut dengan tatapan Dahyun yang terlihat mengerikan.

"Apa? Kau bertanya seperti apa?" Dahyun benar-benar tidak tahu jika Suga tadi berbicara.

Dengan terpaksa Suga kembali mengulang kata-katanya. "Apa besok kau tidak akan sekolah lagi?"

Dahyun tampak berpikir serius lalu menjawab sambil memakan es krim nya. "Tidak," dan kembali menjawab dengan singkat.

Suga hanya menghela napas kasar lalu menyandarkan punggung ke bangku taman tersebut.

"Kak ... aku harus bagaimana?"

Tadinya Suga akan memejamkan mata dan akan tertidur dengan keadaan duduk tetapi karena Dahyun berbicara membuat matanya kembali melebar. "Maksudmu?"

Dahyun menyimpan semangkuk es krim yang sedang dimakannya ke sebelah yang masih ada ruang kosong lalu menatap lurus ke depan. "Aku bingung, Kak. Kakakku pasti sangat lelah tetapi aku harus bagaimana agar meringankan bebannya? Dia bekerja keras dari pagi-pagi sekali sampai malam, setiap hari tanpa libur, dan terkadang harus menahan rasa sakit ketika ingatan tentang kekasihnya kembali muncul. Aku tidak bisa membantunya."

MELODY - END ✔️ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now