🎼[28] - Mengakhiri Kehidupan

267 133 134
                                    

Dahyun masih di dalam kamar sambil menatap figura kecil yang di dalamnya ada foto kedua orang tuanya. Tidak percaya dengan ayahnya yang jahat dan telah merenggut kebahagiaannya.

Memang Hana yang tertembak itu bukan ulah ayahnya tetapi karena ulah sahabat pamannya. Tetap saja kesal kepada ayahnya karena semua berawal dari pekerjaan gelapnya.

Air mata kembali turun merasa nyeri pada hatinya. Apalagi dengan senyuman kedua orang tuanya di dalam foto membuat bimbang harus membenci atau tidak. Pamannya tidak menceritakan tentang ibunya karena nyatanya tidak tahu dengan keberadaannya sekarang di mana.

Saat mendengar pintu terbuka, dengan cepat Dahyun meletakkan figura kecil itu ke bawah bantal lalu mengubah posisi menjadi tiduran dan menutup mata erat.

Ternyata orang yang membuka pintu kamar adalah kakaknya. Mendekati Dahyun lalu menatap tajam ke arahnya.

"Kau benar-benar telah mengkhianatiku." Suara Jeongguk yang terdengar dingin membuat Dahyun semakin memejamkan mata.

"Kau berkata tidak akan pernah menyentuh piano lagi dan tidak akan menjalin hubungan dengan siapapun untuk menghargaiku."

Dahyun masih tetap terdiam dan napasnya mulai memburu ketakutan. Tidak mengerti mengapa kakaknya bisa tahu jika Dahyun sedang menjalin sebuah hubungan dengan kakak kelasnya.

"Jangan berpura-pura tidur seperti itu! Bangunlah!" Jeongguk berteriak dan meremas sebuah amplop coklat pada tangannya.

Dengan rasa takut Dahyun membuka mata, mendapati kakaknya yang menatap tajam. Mengubah posisi menjadi duduk lalu menunduk tidak berani menatapnya.

Jeongguk membuka amplop coklat itu lalu melemparkan banyak foto ke hadapan Dahyun. Ternyata foto itu adalah beberapa foto Dahyun bersama dengan Suga.

Mata Dahyun membulat dan air matanya turun dengan deras. Tangannya bergerak untuk mengambil salah satu foto ketika Suga yang mencium pipinya. Sekarang Dahyun semakin membenci semua orang karena kehidupannya tidak dibebaskan seperti remaja lainnya. Selalu disertai rasa sakit dan terbelenggu oleh takdir buruk.

Dahyun tahu siapa orang yang sudah berani melakukan hal seperti ini. Pasti ini semua ulah Yeonjun karena saat itu tertangkap basah sedang mengambil foto diam-diam. Tidak mengerti mengapa kakaknya bisa saling mengenal dengan si misterius itu.

"Mulai sekarang, aku tidak akan melepaskanmu! Apalagi dengan kau yang akan bertemu dengannya, aku tidak akan pernah membiarkannya!"

Dahyun berbicara sambil mengusap air matanya kasar. "Tapi mengapa?! Aku juga ingin sepertimu yang bisa merasakan apa itu cinta!"

Mata Jeongguk mulai berkaca-kaca dan mengepalkan kedua tangan erat. "Kau menjalin hubungan dengan orang yang salah! Dia adalah anak dari si pembunuh Hana! Ayahnya dia yang telah mengubah seluruh hidup kita!"

Dahyun sukses terdiam kaku dengan air mata yang masih mengalir. Badannya mulai melemas ketika mendengar perkataan kakaknya. Sekarang kehidupannya benar-benar hancur berhamburan.

"Kau tahu jika kita membenci seseorang, kita juga harus membenci orang yang berhubungan dengannya, 'kan? Bukankah ayah selalu berkata seperti itu? Sekarang jangan pernah dekat lagi dengan anak Tuan Choi! Aku tidak akan pernah membiarkanmu berhubungan dengan keluarga Choi!" Jeongguk mengacak-acak buku Dahyun yang tersimpan di atas meja belajar dengan menyeretnya penuh amarah.

"Sekarang terserah padamu! Kau lebih memilih orang yang baru datang ke kehidupanmu atau memilih aku yang selalu ada untukmu? Jika kau memilih dia, sama saja seperti membunuhku secara perlahan." Setelah berbicara dingin seperti itu, Jeongguk ke luar kamar Dahyun dengan membanting pintunya keras.

MELODY - END ✔️ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now