🎼[30]- Breathe [End]

402 141 168
                                    

23:31 KST.

Hujan mulai turun deras menutupi air mata yang mengalir. Berjalan sendirian dengan gontai menulusuri luasnya jalanan kota. Hati dan pikiran membeku, tatapan mata kosong karena tidak dapat menerima semua kenyataan. Meski takdir tidak dapat diubah, Dahyun masih berharap jika suatu saat nanti kehidupannya akan membaik.

Bayangan kebersamaan dengan kekasihnya selalu terpikirkan di setiap langkah kakinya. Tentang ia yang memperhatikan kakak kelasnya sedang bermain piano. Tentang akhirnya Suga menyerahkan hatinya dengan cara yang berbeda.

"Kau tahu, aku pun mencintaimu."

"Apa aku bisa menjadi melody mu?"

Tentang Suga yang menenangkannya dengan cara mengusap air matanya, memeluknya, bahkan mengecup lembut pucuk kepalanya. Kekasihnya itu pun pernah menyemangatinya dengan kata-kata meski Dahyun tidak dapat mewujudkannya.

Ingatan tentang kekasihnya kembali saat Dahyun duduk di bangku pinggir jalan. Ingatan saat bermain piano bersama dengan tertawa setelahnya jika di antaranya salah menekan not angka piano. Melody  yang mengalun tenang bertentangan dengan kehidupannya yang mengalun dengan tempo tidak beraturan.

Dahyun benci ingatan-ingatan itu. Memang menyakitkan dengan masa lalu yang bahagia jika dihancurkan oleh keadaan yang tidak terduga.

Tarik napas yang dalam lalu hembuskan napasmu lagi dengan perlahan. Tak apa jika kau menghembuskan napas hanya untuk menenangkan hati yang terkoyak.

Meskipun jauh di lubuk hati bersuara, "Semua akan baik-baik saja," tetapi itu semua hanya sebuah kata yang sulit untuk terdengar.

Kini jiwanya telah pergi dibawa oleh orang-orang yang disayanginya.

-🎼-

Sekolah.

Suara nada piano terdengar nyaring dari ruangan yang sudah tak terpakai. Suga bermain piano dengan tempo cepat, menyalurkan rasa sedih sekaligus kesal dengan apa yang telah terjadi.

Suga pun kembali teringat dengan awal kedekatannya dengan kekasihnya---atau mungkin sekarang bukan kekasihnya lagi karena kakak Dahyun tidak menyukainya.

Ingatan tentang Dahyun yang memperhatikannya diam-diam, sampai dengan senyum manisnya yang membuat dirinya bangkit dari rasa acuh tak acuh pada kehidupannya. Jantungnya dapat kembali berdetak kencang karena Dahyun yang selalu bersama dengannya.

Emosi mulai muncul dan rasa penyesalan pun telah datang. Suga memukul not pianonya dengan keras lalu menyeret buku-buku yang tersimpan di atas piano coklat itu hingga berhamburan ke lantai. Napasnya memburu cepat karena benci dengan kenyataan.

Tidak ada gunanya penyesalan datang setelah menghancurkan jiwa yang kita sayangi.

Tatapan matanya menelisik kepada kertas yang tersobek dan pena yang tergeletak tak berdaya di lantai. Mulai meraihnya perlahan lalu menuliskan salam perpisahan, kemudian disimpan di atas piano dengan sedikit ditutupi oleh satu buku agar kertas itu tidak tertiup angin. Sebelum ke luar dari ruangan piano itu, Suga menarik senyuman tipis lalu melangkah pergi menjauh dari Kota Seoul  ini.

-🎼-

Dahyun kembali berjalan ketika hujan mulai mereda. Tatapannya membulat sempurna ketika melihat kakaknya berdiri tegak di atas jembatan yang di bawahnya lautan dalam. Tempat itu adalah tempat Hana menghembuskan napas terakhir disertai dengan isakan kakaknya yang terdengar menyakitkan.

MELODY - END ✔️ [Sudah Terbit]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora