21.8K 1.4K 87
                                    

Mobil hitam itu terus melaju tenang membelah kota seoul di siang hari, jea masih tenggelam di fikirannya sendiri hingga ia tidak sadar kemana ceo itu akan membawa nya pergi

Jea sadar dari lamunanya ketika suara bariton itu mengucap kata, lebih tepatnya bertanya pada jea

"Kau mengenalku kim jea?"

Bagaimana aku bisa mengenalnya jika dia tidak memperkenalkan diri sama sekali, bahkan sejak tadi dia hanya diam membisu membuat susana cangung.

Tapi tunggu dulu, dia tadi memanggil ku apa? Kim jea? Bagaimana dia mengenalku? Aku bahkan tidak bicara satu patah kata pun sejak tadi

"Tuan mengenalku? Dari mana tuan tau namaku?" Tanya ku sambil menatap wajahnya, dia terkekeh saat aku bertanya dari mana dia tau namaku, apa yang lucu? Aku bertanya secara normal

"Bagaimana bisa aku tidak tau nama calon istri ku sendiri"

Tunggu dulu.. tadi dia bilang apa? CALON ISTRI? sejak kapan jea bertunangan, oh ayolah bahkan mengenal pria saja tidak pernah

"Apa maksut tuan? Siapa calon istri yang tuan maksut" aku bertanya serius padanya, dia tetlihat tersenyum

"Jangan berbicara formal padaku, namaku jeon jungkook panggil aku jungkook atau sayang juga boleh"

Ku kira seorang ceo memiliki otak yang cerdas tapi kurasa otaknya sudah tertumpuk oleh uang, dia berbicara seenaknya sedangkan jea berfikir keras apa yang dimaksut ceo satu ini

Jea pov

"Tuan apa kau baik baik saja, bicara mu mulai melantur aku tidak mengerti yang kau bicarakan" dia menatapku intens lalu mendekatkan wajah nya padaku, jantungku berdetak kencang, apa yang akan dia lakukan

"Tu- tuan a-apa yang sedang k-au lakukan" wajahnya benar benar dekat sekali hingga aku bisa merasakan nafasnya menerpa wajahku aku benar benar takut saat ini, mau kabur, saat ini aku berada di tengah jalan aku tidak ingin mati

"Tenanglah sayang, aku tidak akan membuatmu terluka tinggallah disisiku maka semua baik baik saja"

Pria ini benar benar sudah gila, mana ada pria yang mengajak wanita tinggal disisinya hanya dengan bertemu beberapa jam saja, sungguh tidak waras

"Apa yang kau bicarakan tuan, lepaskan aku biarkan aku pergi" dia tersenyum remeh

"Pergi? Tidak semudah itu sayang, jika aku menginginkan sesuatu maka aku akan mendapatkannya apapun caranya-" dia memotong ucapanya dan tersenyum singkat

"tidak terkecuali dirimu kim jea"

Ucapnya begitu intens, siapapun tolong aku, ini benar benar menakutkan apa kesalahan ku sampai dia melakukan semua ini. Aku hanya diam menatap matanya yang juga sedang menatapku, aku tidak bisa berkata apa apa seolah olah aku terhipnotis dengan mata biru nya yang tajam membuat siapapun yg menatapnya akan benar benar jatuh kedalam pesonanya terkecuali diriku

Tatapan ku padanya adalah tatapan memohon agar aku dibiarkan pergi dari sini hingga bulir putih jatuh menetes di pipi ku dia tampak terkejut

"Jangan menangis sayang, itu membuat hatiku hancur" ucapnya sambil menyeka air mataku

Apa yang harus aku lakukan sekarang, ingin lari tidak bisa, berdiam di mobil ini juga berbahaya lalu aku harus bagaimana

"Tenanglah jangan takut aku akan membawa mu menemui ibuku lakukan sandiwara dan ayahmu akan baik baik saja"

Apalagi ini?! Dia mengenal ayah ku? Sandiwara apa yang dia maksud

" jangan bawa bawa ayahku dalam masalah ini tuan, dia tidak tau apa apa jangan mempersulit kehidupannya" ucapku sambil menangis menatap matanya

"Ayah mu akan baik baik saja jika kau mau menurut dengan ucapan ku" Ucapnya begitu dingin, aku tidak mau mengikuti sandiwara nya, tapi aku khawatir dia bertindak pada ayah ku
-
-
-
-
-
-
Mobil hitam itu berhenti di perkarangan rumah yang sangat mewah, oh tidak tidak ini bukan rumah ini adalah istana, rumah sebesar ini tidak pantas disebut rumah

Ha?

Lupakan:v

Aku masih memandang takjub bangunan mewah yang berdiri kokoh di depan mata ku ini, apakah aku bermimpi jika iya ini adalah mimpi paling indah dalam hidupku. Lamunan ku buyar ketika pintu mobil terbuka dan menampilkan sosok jeon jungkook yang memandang datar kearah ku

"Keluarlah sampai kapan kau akan duduk di kursi mobil ku"

Oh oke aku hampir lupa itu, aku memutuskan untuk turun dari mobil dam berdiri di sebelahnya, mataku tak puas menatap takjub rumah milik ceo muda korea itu, benar juga dia adalah pengusaha muda yang kaya raya tak hayal jika memiliki rumah semewah ini

"Ini adalah rumahku, malam ini ayah, ibu kakak dan adiku akan datang dan melihat mu" Apa katanya, melihat diriku? Tunggu dulu, tau dari mana mereka aku datang ke rumah mewah ini

"Maksut tuan? Melihat diriku? Aku tidak mengerti" dia memandang ku tersenyum, bukan senyuman tulus lebih tepatnya senyum miring

"Bukankah tadi sudah ku katakan kim jea, bahwa kau adalah calon istri ku, jeon jungkook maka kau berhak menemui mereka sebagai calon menantu"

PERCAYALAH! JEA TIDAK MENERIMA TAWARAN ITU

"Tapi aku tidak mengatakan aku menerimanya" aku menatapnya sendu

"Bukankah sudah kubilang, jika aku ingin sesuatu aku tidak perlu izin siapapun untuk mendapatkannya" dia menatapku intens

Aku hanya bisa menerimanya menolak juga akan mengakibatkan masalah untukku, jalani saja siapa tau keluarganya tidak menyukai ku.

Ya, semoga saja

"Ayo masuk nyonya jeon" Aku terkejut saat dia memanggilku 'nyonya jeon' oh ayolah marga ku masih tetap kim seenak jidat mengantinya dengan jeon, mataku membulat saat tanganya mengengam tanganku, sangat hangat ditambah cuaca seoul yg memang dingin saat ini

Kaki ku berjalan masuk ke rumah bak istana ini, pintu terbuka menampilkan pelayan yang berdiri di dekat pintu

"Selamat datang tuan, nyonya" ucap salah satu pelayan dan semuannya menunduk, aku reflek ikut menunduk itu termasuk sopan santun yang diajarkan ibu dulu apalagi pelayan itu sudah paruh baya tidak sopan jika dia menunduk duluan

Saat masih menunduk ada tangan yang menyentuh dagu ku

"Jangan menunduk sayang, kau adalah nyonya" ucapnya padaku

"Itu adalah bentuk sopan santun jeon, orang yang lebih tua dari kita tidak boleh menunduk duluan itu tidak sopan" ucapku tajam padanya, dia terlihat menatapku sambil tetsenyum

"Oh, kau sudah berani menyebut namaku sekarang" tanya nya diikuti dengan senyuman jahil nya itu, aku reflek terkejut dengan ucapanku

"Ak-aku tidak sengaja, ah lupakan saja, paman lain kali jangan menunduk lagi padaku biarkan aku yang menunduk padamu" Dia terlihat terkejut dengan ucapanku

"Nona kau adalah calon nyonya di rumah ini, bagaimana mungkin saya tidak menunduk pada anda" apa hubunganya dengan itu sopan santun harus tetap utama tidak peduli aku nyonya atau bukan

"Paman bisa melakukanya dengan cara lain" ucapku padanya, dia menatapku bingung

"Dengan cara lain?" Tanya nya

"Ya, dengan cara tersenyum itu juga bentuk sapa bukan" ucapku diringi senyuman manis ku, dia juga tampak tersenyum

"Baiklah nona, sesuai keinginan mu" ucap pelayan itu

"Sudah selesai? Jika sudah aku akan mengantarmu ke kamar" ucap jungkook padaku

"Ya sudah selesai"

"Baiklah, ikut aku" ucapnya sambil berjalan di depan ku

"Sampai bertemu nanti paman" ucapku pada pelayan tadi dia membalas nya dengan senyuman



"Sikap nya Sangat manis seperti nyonya besar"..

Bersambung...



Finishhh💯
Hope you enjoy

Author: Park lia

THE CEO (Tamat) ✔️Where stories live. Discover now