25£

14.2K 1K 64
                                    

***



Jea kini tengah melamun di taman depan rumahnya, hari semakin gelap tapi tidak membuat jea berhenti melamun.

Fikirannya kembali beberapa waktu yang lalu, dimana mingyu tiba tiba menyatakan perasaanya, hanya Mingyu dan Yeonso eonni yang selama ini ada disampingnya, menemani dirinya saat masa masa sulit, selama ini jea selalu mengangap mingyu sebagai sahabat nya tidak lebih dan jea kira mingyu pun mengangap dirinya begitu.

Dan pernyataan mingyu kemarin benar benar membuat jea terkejut, tidak pernah jea berfikir bahwa mingyu menaruh perasaan diantara persahabatan mereka, dan fakta itu mengoyahkan hati jea.

Benar kata orang, Persahabatan diantara pria dan wanita itu tidak mungkin murni hanya sebatas sahabat, pasti ada perasaan tersembunyi diantara keduanya, entah sang pria atau wanita.

Fikiran jea bercabang kemana mana, ia takut jika ia menerima mingyu bagaimana dengan keluarga nya, apa keluarga mingyu mau menerima dirinya yang sudah memiliki satu orang anak? Mingyu adalah anak satu satunya dan sudah pasti istrinya haruslah sempurna, bukan seorang wanita beranak satu.

Di sisi lain jea ingin menerima mingyu karena dia cukup yakin mingyu benar benar mencintainya, yang lebih penting mingyu sangat dekat dengan jessy, dan jessy pun butuh seorang ayah.

Lamunan jea buyar setelah mendengar suara berat yang menyapa indra pendengarannya

"Memikirkan sesuatu?" Jea menolehkan kepalanya ke sumber suara dan

Deg

Jungkook

Jea membulatkan matanya, jungkook benar benar kembali menemui dirinya setelah malam itu.

"K-kau, a-apa yang k-kau la-lakukan di sini" Jungkook tetap diam dan memandang jea dengan tatapan yang sulit diartikan

"Banyak sekali kesalahan yang kau lakukan semenjak Kabur dariku eoh" Ucap jungkook dengan menekan kata 'kabur' .

Jea menelan ludah nya susah payah.

"Ingin menjelaskan kesalahan mu yang mana?Atau tidak ingin menjelaskan apapun"

"Aku tidak merasa memiliki kesalahan, walaupun aku memiliki kesalahan itu bukan urusanmu" Jungkook yang mendengar itu menatap jea datar.

"Bukan urusanku? Semua yang menyangkut dirimu adalah urusanku, karena kau adalah milikku" Jea yang mendengar itu membalas menatap jungkook datar.

"Aku bukan barang yang bisa dimiliki oleh siapapun, terlebih aku bukan milikkmu" Jungkook berjalan mendekat kearah jea dan berhenti tepat beberapa centi di depan jea.

"Aku tidak peduli, bagaimana kau mau menjelaskan kenapa kau pergi hari itu" Jea menatap jungkook takut, jea benci pandangan intens jungkook.

"Masih bertanya apa alasanku pergi? Bukankah terdengar memalukan jika aku menjelaskannya? Tidak bisa kah kau melupakan kejadian yang bahkan sudah terjadi bertahun tahun yang lalu."

Jungkook hanya diam, diam nya jungkook mengartikan dia sedang menahan emosi nya.

"Melupakannya? ringan sekali mulutmu mengucapkan kalimat itu, kau tau bagaimana aku mencarimu selama tiga tahun, kau membuat ku gila karena hilangnya dirimu-"

THE CEO (Tamat) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang