Chapter 12

7.3K 459 27
                                    

Revisi 11/03/2020

---------------------------------------------------------------------------------------------


Seperti siang hari biasanya, suasanya rumah Hani pasti akan sangat lengang dan sepi. Hani yang biasanya akan disibukan oleh Hayul atau pekerjaan rumah kini tidak terlihat di setiap sudut rumah yang tidak terlalu besar ini. Bahkan rumah yang biasanya sudah rapih pun masih terlihat sangat berantakan, mainan Hayul yang beraserakan di ruang tamu piring kotor bekas makan siang yang masih bertengger nyaman di meja begitu juga dengan baju kotor yang masih setia menempati keranjangnya.

Bukan tanpa alasan Hani meninggalkan rumahnya dalam kondisi tidak layak huni itu. Setengah jam lalu, Hani menerima panggilan dari pihak sekolah Minwoo yang mengatakan jika Minwoo terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya. Hani sampai terkejut bukan main, aneh saja walaupun sifat aslinya yang jahil sudah beberapa kali Hani lihat tapi sangat tidak mungkin Minwoo bisa sampai berkelahi, apalagi di sekolah.

Jadi disinilah Hani sekarang, berjalan tergesa-gesa dilorong sekolah sambil menggendong Hayul. Kepala Hani dipenuhi oleh berbagai macam pikiran yang berkecamuk, terlebih lagi setelah dirinya diminta untuk pergi keruang kepala sekolah. Masa berkelahi saja sampai harus keruang kepala sekolah? seingat Hani dulu saat masih sekolah paling-paling ia diminta keruang guru BP, setelah itu dihukum keliling lapangan atau paling parah hanya membersihkan toilet sekolah selama satu bulan. Tidak ada panggil memanggil orang tua. apa perkelahian Minwoo sangat parah? apa Minwoo terluka? arghh astaga, Hani mulai berpikir yang tidak-tidak.

Tok..Tok..

Setelah sampai di depan ruang kepala sekolah Hani langsung mengetuk pintu, dan masuk setelahnya. Bisa langsung Hani lihat dirungan itu ada laki-laki cukup berumur sedang duduk disofa single yang ada di kepala meja dan di samping kirinya ada seorang ibu-ibu serta siswa yang duduk memunggungi arah pintu masuk. apa dia yang berkelahi dengan Minwoo?-pikir Hani. Tapi pemikirannya langsung lenyap seketikan saat melihat Minwoo sedang bersimpuh sujud dilantai di sebrang kepala sekolah itu seraya mengangkat kedua tangannya. Kenapa hanya Minwoo yang dihukum seperti itu? Hani langsung merasa geram saat melihatnya. Tapi untuk menjaga sopan santun mau tidak mau ia harus bisa menahan emosinya.

" ibunya Oh Minwoo? " tanya kepala sekolah itu.

Hani langsung membungkuk hormat " iya "

" baiklah silahkan duduk bu " ucap kepala sekolah itu sambil memberi isyarat pada Hani untuk duduk di sofa sebelah kanannya.

Tanpa pikir panjang Hani langsung duduk di sofa yang diminta. Hani lagi-lagi dibuat terkejut, mata Hani membulat sempurna bahkan mulutnya juga sudah menganga, saat melihat ibu-ibu yang ada di hadapannya. Ibu itu adalah orang yang sama dengan wanita yang ditemuinya di supermarket beberapa minggu lalu. Kalian masih ingat kan? Sementara ibu itu hanya memberikan tatapan jengah pada Hani.

" ehm " deham kepala sekolah, berusaha memecah ketegangan tak kasat mata.

" jadi begini bu. Oh Minwoo, tadi kedapatan memukuli teman sekelasnya Lee Taemin hingga menyebabkan beberapa luka " ucap kepala sekolah itu.

Hani langsung melihat kearah anak lelaki itu. Memang benar Hani bisa melihat lebam di pipi kiri dan dahi anak itu, namun kemudian Hani melihat kearah Minwoo yang masih tetap bersujud, matanya membola saat melihat luka yang Minwoo miliki jelas terlihat lebih parah dari anak lelaki itu. pipi lebam, sudut bibir yang sepetinya sobek dan menyisakan darah yang sudah mengering, hidungnya juga tidak kalah lebam dengan pipinya, belum lagi pelipisnya yang masih bisa dilihat ada darah yang mengalir disana. sumpah demi apapun Hani ingin mengamuk saat ini juga. Bagaimana bisa mereka tidak mengobati luka nya dulu, malah langsung menghukum nya disana.

EMERGENCY MOM || Jung Jaehyun ( Complite )  REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang