11

5.4K 558 39
                                    

Kedua kelopak mata yang terpejam dengan bulu mata panjangnya. Jarinya menarik turun ke hidung bangirnya. Lalu ia bawa tangannya ke pipi yang berisi itu untuk ia usap pelan. Dan berakhir dengan jempolnya yang mengusap bibir tipis kemerahan yang sedikit terbuka.

Jimin tersenyum tipis, lalu membawa tubuh yang lebih kecil ke dalam dekapannya. Merasakan bagaimana sosok yang tengah berada di pelukannya mengusak wajah di dada bidangnya. Menyibak poninya untuk ia kecup kening tersebut, sebelum mengeratkan pelukan mereka.

Selagi yang lebih kecil tertidur kembali dan terlihat nyaman di dalam pelukannya. Ingatan Jimin kembali terlempar kepada obroloannya dengan Yoonji semalam.

Antara percaya atau tidak. Yoonji ternyata juga mempunyai bekas jahitan di perutnya, namun pria berwajah mirip dengan seseorang yang berada di dekapannya tidak memperbolehkan ia melihatnya.

Sesaat ia tak percaya dengan Yoonji, bisa saja ia terpedaya dengan sosok yang baru ia kenal. Namun jika ia harus mempercayai Yoongi, itu juga tidak mungkin. Pria manis itu benar-benar tidak mengingat sedikitpun kenangan yang mereka buat.

Hembusan nafas kasar ia keluarkan, mungkin ia harus mencari tahu lebih dulu untuk itu. Ia harus menghubungi Taehyung lebih dulu.

Matanya bergerak menatap ke bawah di mana sosok itu melenguh dan berusaha melepaskan pelukannya. Namun Jimin hanya diam, tak mau melepaskan pria itu dari sisinya. Akhirnya karena gagal melepaskan diri, kelopak matanya terbuka dan membuat mata sipitnya itu bertemu dengan mata tajam milik Jimin.

"T---tuan Muda!"

Mata Yoongi terbelalak kaget. Ia berusaha menjauhkan badannya, namun yang ada keduanya malah semakin menempel. Membuat pria manis itu menghalangi dada mereka yang sudah sedikit lagi akan bersentuhan dengan kedua tangannya.

"A-apa yang kau lakukan, Tuan Muda?! Dan kenapa aku bisa ada disini?!" pekiknya lagi. Terkejut karena ia tak berada di kamarnya dengan Soobin.

"Dimana Soobin?!"

Pertanyaan yang membuat Jimin tiba-tiba saja menatap Yoongi dengan tajam. Membuat pria manis itu bergidik.

"Apakah tidak ada pertanyaan yang lain? Seperti kenapa kau berada di dalam pelukanku? Ataukah semalam kita berdua melakukan sesuatu yang panas di atas ranjang?" Jimin mulai menggoda Yoongi, membuat pria manis itu meronta panik.

"Apa aku mabuk semalam? Tapi aku bahkan tidak meminum alkohol, susu kotakku saja masih ada di dalam mobil!" pekik Yoongi kala ia ingat jika sekaleng soda milik Yoongi dan juga susu kotaknya masih ada di pintu mobil.

Jimin memutar bola matanya malas. Lalu dengan sedikit keras ia menyentil dahi yang sempat ia kecup membuat sang empunya berteriak kesakitan.

"Kau ini selain ceroboh, kepolosanmu juga tak pernah berubah. Pintarlah sedikit, Yoonie." decak Jimin.

Dan Yoongi terdiam. "Y-yoonie? Kau---bagaimana bisa tahu nama panggilanku yang begitu kekanakan itu?!" dahinya mengerut karena penasaran. Penasaran bagaimana Jimin bisa tahu, nama itu sudah lama sekali tidak ia dengar. Lagi pula yang sering memanggilnya seperti itu adalah ibu juga kakak sepupunya.

Melihat tanggapan dari sosok itu membuat Jimin menyadari sesuatu.

"Aku hanya asal sebut saja." gumam Jimin lalu segera melepas pelukan mereka dan beranjak dari ranjang berukuran besar itu. Untungnya Jimin masih berpakaian lengkap kala tidur bersama Yoongi, kalau tidak mungkin pria tampan itu sudah mendapatkan tendangan maut.

"Kau, jangan melamun saja disana! Cepat segera pergi dan langsung mandi." titah Jimin yang langsung ditanggapi Yoongi dengan terburu. Saking karena paniknya, pria manis itu bahkan sampai jatuh karena kakinya terlilit selimut.

BEAUTIFUL BODYGUARD [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang