BONUS CHAPTER

5.7K 410 4
                                    

Yoongi turun dari mobil yang baru Jimin beli seminggu yang lalu. Dengan tampilannya memakai hoodie berwarna putih dilapisi dengan mantel besar berwarna hitam, lalu kaki jenjangnya yang di balut jeans hitam ketat beserta sepatu Balenciaga dengan alasnya yang tinggi berwarna putih.

Rambutnya yang sekarang telah berubah menjadi warna hitam pekar bergoyang mengikuti arah angin sejak dirinya keluar dari mobil.

Nyatanya walau sudah mempunyai anak dan suami, pria manis itu semakin dewasa malah semakin mempesona. Bahkan saat Yoongi turun, para orang tua yang juga mengantar anak mereka sempat tertegun dan menatap pria manis itu cukup lama.

Kedua tangan Yoongi saat ini penuh dengan tas dan juga barang-barang si kembar.
"Hyun, Mini cepatlah keluar."

"Ya, Mom."

Kedua anak kembar itu satu per satu turun dari mobil, mereka telah rapih dengan seragam sekolah mereka dan juga mantel khas anak-anak membalut tubuh mereka. Cuaca sudah mulai dingin, musim gugur akan segera berakhir yang berarti musim dingin segera datang.

"Pakai tas kalian." Yoongi dengan telaten memakaikan tas kepada kedua anaknya. "Nah, jangan lupa untuk memakannya ya." lanjutnya sembari menyerahkan satu per satu wadah kotak bekal dengan botol minumnya disana.

Yoongi memang tak mengizinkan anaknya untuk jajan sembarangan. Terlebih pergantian musim seperti ini.

"Jimin-ah." panggil Yoongi yang membuat pria tampan itu keluar dari mobilnya.

"Sabar sayang, Haemin rewel tidak mau keluar dari mobilnya." kata Jimin dengan Haemin yang tengah merajuk dalam gendongannya.

Park Haemin, putra ketiga dari pasangan yang selalu bahagia Park Jimin dan Park (Min) Yoongi. Pria manis itu mengandung anak ketiga mereka ketika usia pernikahannya menginjak bulan kelima. Jika dulu masa-masa mengandung si kembar adalah masa terberatnya. Maka masa mengangung Haemin adalah masa terbahagianya.

Selama masa kehamilan, Jimin adalah orang yang ia repotkan. Namun pria tampah itu tak pernah mengeluh kala sehabis pulang dari pekerjaannya yang melelahkan, ia pun harus memijat pinggang juga kaki Yoongi yang sering pegal. Ada masa dimana Yoongi tak tega untuk merepotkan Jimin dan memilih untuk menahan sakitnya sendiri.

Namun karena terlalu kesal saat pegalnya tak kunjung mereda, ia menangis tanpa sadar. Membuat Jimin yang sudah tidur pun terbangun dengan panik. Pria tampan itu sempat marah karena perbuatan Yoongi dan selalu mengatakan harusnya dirinyalah yang melayani istrinya. Karena bagaimana pun itu anaknya juga, bukan hanya anak Yoongi. Jadi Jimin wajib mengurusi anaknya lewat sang ibu, bahkan kewajibannya tetap berjalan hingga sang anak menikah.

Memasuki bulan ke delapan, Jimin lebih dulu cuti dari pekerjaannya. Walaupun beberapa kali ia harus pergi ke kantor jika ada rapat dan harus membawa pekerjaannya ke rumah jika ada berkas yang harus ia tanda tangani.

Yoongi bahkan sampai harus menggelengkan kepalanya kala Jimin adalah orang yang paling panik selama masa kehamilannya. Setiap pergi untuk Check-up kehamilan, Jimin selalu ada untuknya. Bahkan hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian, kala pria tampan itu tak segan berjongkok sembari memijat kakinya yang bengkak.

Hingga melahirkan pun, Jimin selalu ada untuknya. Selama masa kontraksi, pria tampan itu akan mengelus perutnya yang sakit dan mengecupi seluruh wajah Yoongi. Membisikkan kalimat Cinta dan mengulang semua kenangan manis yang mereka lalui. Begitu pun, ketika dalam ruang operasi. Jimin senantiasa menggenggam tangannya menyalurkan kekuatan dan memberikan semangat agar ia tak perlu takut kala perutnya kembali di belah.

Dalam setengah sadar karena obat bius pun, Yoongi masih ingat bagaimana tangan mereka yang bertaut telah basah oleh air mata yang pria tampan itu keluarkan. Dia menangis dalam ruang operasi kala Haemin telah berhasil di keluarkan dari perutnya. Mengucapkan terima kasih dan kata Cinta selama Haemin di bersihkan.

BEAUTIFUL BODYGUARD [MINYOON]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora