19

4.7K 479 9
                                    

Yoongi disana, saat Jimin menatapnya. Yoongi masih disana, saat Jimin tersenyum padanya. Yoongi tetap disana, saat akhirnya Jimin tak bisa lagi mempertahankan kesadarannya.

Tergeletak tak berdaya di bawah guyuran hujan deras.

Dan Yoongi tak bisa diam lagi. Untuk kali ini, ia akan mempertahankan hubungannya dengan Jimin. Ia akan kuat untuk Jimin juga kedua anaknya. Ia tak akan lemah lagi.

"BUKA! KU BILANG BUKA, BRENGSEK! KALIAM DENGAR AKU HAH!"

Yoongi menggedor pintunya beberapa kali dengan keras. Saking panik dan kesalnya, ia bahkan menendang pintu itu hingga mengeluarkan bunyi debuman keras.

"KELUARKAN AKU DARI SINI! KEKASIHKU PINGSAN DILUAR SANA! CEPAT BUKA! AKU TAK BUTUH KALIAN UNTUK MERAWAT KEKASIHKU, HANYA CEPAT BUKA PINTU INI SEKARANG!"

Namun tak ada sahutan dari luar. Seakan mereka tak punya telinga hingga tak mendengar teriakan Yoongi. Semua ruangan di rumahnya tidak ada yang kedap suara. Jadi sudah pasti kegaduhan yang ia timbulkan terdengar oleh orang yang berada diluar.

"APA KALIAN TAK PUNYA HATI, HUH?! JIMIN PINGSAN DI LUAR, DIA KEHUJANAN DAN DIA KEBASAHAN! CEPAT BUKA PINTUNYA!"

Yoongi masih teriak dengan tangan dan kakinya bergantian menggedor pintu kamarnya. Air matanya sudah membuat sungai kecil di pipinya.

Tak kehabisan akal Yoongi juga ikut menjatuhkan semua isi meja rias dan juga jatah makan siangnya yang sama sekali tak ia sentuh.

PRANGG

Hingga beberapa menit berikutnya, suara orang berlari dari luar terdengar. Dan Yoongi hanya diam menunggu untuk keluar.

Ceklek

"Yoongi!" Hana memekik terkejut kala menemukan Yoongi yang berdiri sesegukan dengan semua barang pecah belah yang memerantaki isi kamarnya.

Tanpa kata, pria manis itu segera berlari keluar dari kamarnya.

"Mau kemana kau, Yoongi?"

Tapi sepertinya rencananya untuk menghampiri Jimin, harus tertunda karena sang Ayah yang menghalanginya.

"Minggir, aku harus ke tempat Jimin sekarang!"

"Kau tidak bisa melarangku! Dia kedinginan di luar sana, dia tidak sadarkan diri. Apakah kalian tidak punya hati nurani, huh?! Bagaimana jika anak-anakku melihat Ayahnya yang saat ini pingsan di bawah hujan deras tanpa ada yang menolongnya?! Kira-kira bagaimana perasaan kalian!" teriak Yoongi dengan kekuatan yang tersisa, hingga akhirnya pria manis itu jatuh terduduk dengan tangis yang meraung-raung.

Kakinya sudah lemah dan sudah tak punya tenaga lagi. Melihat Jimin pingsan tepat di depan matanya dengan keadaan yan menyedihkan sungguh menyesakkan dadanya.

"Kau masuklah. Kami akan mengurusnya." ucap Sehun yang akan beranjak pergi.

"Tidak! Ku mohon... Biar aku saja yang merawatnya... Kenapa kalian sangat jahat padaku! Kalian sudah memisahkan kami dan setelah kami bertemu kalian berniat memisahkannya lagi?!" Yoongi kembali berteriak tertahan. Ia menatap sang Ayah kandungnya dengan tatapan tajam penuh kebencian.

"Sebenarnya kau ayahku atau bukan? Aku tak percaya jika seorang ayah sangat tega merenggut kebahagiaan anaknya!"

Sehun menghela napas, ia menatap Hana yang menatapnya dengan memohon. Lalu matanya beralih pada beberapa pengawal yang sejak tadi berjaga di depan pintu kamar Yoongi.

"Bantu Yoongi  untuk mengangkat pria yang pingsan di depan rumah. Dan baringkan ia sesuai dengan kemauan Yoongi, salah satu dari kalian panggillah dokter terbaik di Seoul."

BEAUTIFUL BODYGUARD [MINYOON]Where stories live. Discover now