Aku tak bisa mengelak
Ttg rasa yg semakin memuncak
__________________________
Pelajaran pertama kelas Alea adalah geografi. Sungguh ia tidak mood untuk membahas ttg peta atau apapun itu yg membosankan.
"Muka lo knapa lemes kyak gak makan 1 bulan aja" ucap Tasya
"Gue gk mood sumpah"
"Kalau itu mah sama! Eh tumben rambut lo kucir biasanya juga digerai"
"Cuacanya panas banget, gerah gue" jelas Alea
"Eh tunggu Al, sejak kapan Lo punya tanda lahir cantik gini" ucap Tasya yg baru menyadari tanda lahir dibelakang leher Alea.
"Dari lahirah monyet! Cuma gk kelihatan aja"
"Gue pengen deh tanda lahir lo! Bagus gitu" sebal Tasya
"Bdoamt"
🌈
Istirahat membuat Alea dan Tasya mengisi perut mereka di kantin. Alea yg memesan bakso dan Taysa mie ayam dengan minuman sama esteh.
Tak berselang lama Devan dan Saka masuk, membalasa sapaan ramah dri semua orang yg menyapanya.
"Pak Bakso sama es jeruk 2 ya" ucap Saka pada Mas Bobo, penjual kantin
"Oke mas"
Devan mengedarkan pandangannya, sorot matanya menajam saat ia lihat seorang gadis membelakangi dirinya.
Ada tanda lahir mahkota kecil dibelakang lehernya, rambutnya yg terkucir ia sampingkan. Membuat tanda lahir itu terekspos jelas.
Dengan cepat Devan menghampiri cewek yg tak asing baginya.
"Alea" sapa Devan tepat dibelakang cewek itu.
"Pliss jangan noleh!" Batin Devan meyakinkan dirinya
Cewek itu membalikkan badannya karna merasa namanya dipanggil.
"Ya?" Bingung Alea
Sontak Devan langsung mati kutu. Bingung harus merespon apa ttg kebenaran ini. Mungkinkah?
"Ikut gue" Devan langsung menarik tangan Alea cukup kencang.
Antara marah, kesal, kecewa, tak terima ia semakin mengeratkan celakanya.
YOU ARE READING
DEVALEA
Teen FictionSequel Ice Boy is Mine -Kamu Takdirku. Dan Aku Mencintaimu- Ini tentang Devan Aregas Pradipta yg memiliki takdir sangat rumit. Dunia Mafia dalam keluarganya menyeret ia masuk lebih dlam ttg Mafia. Dan kenyataan pahit yg harus ia jalani, menjauh da...