11

107 42 12
                                    

Rexa berdiri dengan lirih dan mencoba menerima ajakan Ravio untuk pergi menuju ke villa.

Ravio membantu Rexa berdiri, saat Rexa sudah berdiri dengan sempurna, tiba-tiba kepala Rexa seperti di hantam batu, sakit rasanya dan jalan di depan nya sudah buram tidak kelihatan apa-apa.

"Yank, kamu kenapa?" sepertinya Ravio tahu Rexa kenapa-kenapa.

Itulah yang terakhir Rexa dengar ucapan Ravio. Rexa tergeletak jatuh di lapangan dan pingsan.

Segera Ravio mengangkat tubuh Rexa menuju ke villa. Di teras Villa, Raven dan Rivo melihat dari sebrang villa Ravio sedang mengangkat tubuh Rexa dengan susah payah.

Tak butuh waktu lama, Raven dan Rivo membantu Ravio mengendong Rexa untuk masuk ke kamar yang ada Sasa nya.

Sasa terkejut saat pintu kamarnya terbuka dengan cara di dorong dengan kencang.

Ingin marah, tetapi dirinya terkejut saat melihat Rexa yang tak berdaya dengan keadaan pucat.

Ravio menaruh Rexa di kasur dan mencoba menenangkan diri agar tidak panik.

"Vio, kenapa sahabat gue," ujar Sasa dengan paniknya.

"Gue enggak tau, pas gue tadi ke taman gue suruh Rexa balik ke villa tapi dia enggak mau. Pas dia berdiri langsung pingsan gitu aja," jawab Ravio lirih.

"Terus tunggu apalagi, kenapa kalian enggak bawa Rexa ke dokter," ucap Sasa dengan nada tinggi nya.

"Ven, siapin mobil sekarang. Kita bawa Rexa ke klinik," ucap Rivo menyuruh Raven.

Raven keluar kamar duluan dan menyiapkan kendaraan untuk membawa Rexa ke klinik. Sedangkan, Ravio mengendong Rexa menuju ke mobil dan membawa menuju klinik.

^^^

Sekarang mereka sedang berada di klinik dan Rexa sedang di periksa oleh dokter.

Sasa tak henti-henti nya jalan lalu mundur terus-terusan. Rivo pun berdiri dan langsung memegang tangan Sasa dan kontak mata secara langsung.

"Beb, udah dong tenang jangan panik begini. Nanti kamu kecapean mondar-mandir gini mulu," ucap Rivo mencoba menenangkan Sasa.

"Mau tenang gimana sih, Rexa itu sahabat aku, sahabat aku lagi di dalem masa iya aku senang-senang disini."

Rivo memeluk Sasa agar Sasa lebih tenang dan tidak marah-marah kembali.

Sementara Ravio memandang dengan pandangan lurus tetapi tatapan kosong. Entah Ravio takut kehilangan Rexa, lebih baik dirinya yang pergi dari dunia daripada Rexa.

Raven? Iya Raven sebenarnya kepikiran dengan kondisi Rexa tetapi dirinya mencoba memasang wajah datar dan sifat cuek nya agar teman nya tidak curiga dengan kekhawatirannya.

Orang tua Rexa datang dan mamah Rexa langsung menghampiri Sasa. Sasa spontan memeluk mamah Rexa.

"Tan, Rexa ada di dalam," ucap Sasa sambil melepaskan pelukan mamah Rexa.

Dokter pun datang dan mengatakan kondisi Rexa sekarang. Mamah Rexa orang pertama yang bertanya tentang kondisi anaknya.

"Dok, gimana keadaan anak saya?"

"Apa kalian orang tua Rexa?"

"Iya dok, saya mamah nya," jawab mamah Rexa.

My lifeWhere stories live. Discover now