25

102 21 5
                                    

Aku sumpahin yang vote ceritaku umur kalian panjang dan dijauhkan penyakit, Amin

^^^

"Kenapa lu baik ke Rexa? Jelas-jelas dia udah ngerebut lu dari Ferry," ujar Sandya teman Thea.

Kini Thea bersama Sandya sedang berada di kelasnya. Thea yang di interograsi abis-abisan oleh Sandya menggerutu kesal.

"Apa salahnya sih baik ke adik kelas, lagian dia asik keliatannya," kata Thea dan mengeluarkan ponsel dari kantung roknya.

"Udah enggak waras nih orang," celetuk Sandya melihat tingkah aneh Thea.

"Kalo gue enggak waras kenapa masih mau temenan sama gue?" tanya Thea memandang Sandya lekat-lekat.

"Tel, masa iya lu enggak balas dendam ke dia, labrak kek gitu. Dia kan udah ambil Ferrynya lu," ucap Sandya mencoba membuat emosi Thea naik.

Oh iya Sandya sering memanggil Thea dengan julukan Tela karena waktu itu mereka di suruh oleh mamah Thea ke pasar dan terpaksa Thea mengiyakan, kalau tidak bisa saja fasilitas, seperti mobil, ATM, ponsel dan lainnya di sita oleh mamahnya.

Dan kebetulan waktu itu Sandya sedang berada di rumah Thea dan terpaksa Sandya mengikuti Thea ke pasar.

Mereka pun ke pasar lalu menghampiri gerai yang menjual ikan. Thea pun membelinya, ternyata penjual itu menyukai penampilan Thea, dengan rasa pensaran penjual itu menanyakan nama Thea.

Awalnya Thea terkejut penjual itu menanyakan namanya, genit sekali menanyakan namanya. Tapi karena penjual itu tak mau memberikan kembalian uang Thea, dengan sangat terpaksa Thea memberi tahu nama Thea. Dan mau tau respon penjual itu apa? Penjual itu berucap dengan polosnya kalau nama Thea itu Tela.

Okay itu tidak lucu, tapi beda lagi dengan Sandya. Sandya yang mendengarnya tertawa lepas. Sedangkan Thea tidak terima dipanggil dengan julukan Tela, karena moodnya sudah menghilang jadi Thea meninggalkan kembalian itu dan membawa belanjaan lalu meninggalkan Sandya yang masih tertawa di gerai itu.

Dan alhasil sampai sekarang Sandya memanggil nama Thea dengan julukan Tela. Sempat kesal tapi lama kelamaan Thea sudah terbiasa.

"Udah lah gue cape. Ferry aja dingin banget ke gue, gimana caranya gue bisa luluhin hati dia," ucap Thea menghela nafas dengan berat.

"Begitu doang nyerah astaga payah sekali seorang Thea Lovina menyerah begitu saja," ejek Sandya dan mendapatkan pukulan kecil dari Thea.

"Bukannya bantu, malah buat gue makin susah, bangke!," ucap Thea lalu memasangkan kabel earphone ke ponselnya.

^^^

Siang ini cuaca tidak sedang mendukung. Biasanya matahari akan memantulkan cahayanya kepada para manusia dan manusia itu pun mengeluh akibat kulitnya kebakar terkena panasnya matahari.

Sekarang sudah pukul 15.00 yang tepatnya murid SMA Jupiter sudah di perbolehkan pulang ke rumah masing-masing.

Rexa dengan Sasa sudah membawa tas miliknya masing-masing dan saling bercanda di area koridor sekolah.

Saat asik-asiknya bercanda, tiba-tiba ada yang memanggil nama Rexa, mau tak mau Rexa harus memberhentikan langkah kakinya dan menghadap ke belakang, melihat siapa yang memanggil dirinya.

"Kak Thea," sapa Rexa sambil tersenyum.

Thea pun membalas senyuman Rexa. "Re, sibuk enggak?"

My lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang