O5 / after noonmare

7.9K 1.8K 300
                                    

jisung pikir ketika hari telah semakin gelap, itu adalah saatnya mereka mengakhiri pekerjaan yang melelahkan ini. tapi sayang seribu sayang, harapan untuk lekas berbaring sepertinya harus tertunda.

mereka harus terjebak di dalam toilet lantai enam belas yang jarang sekali diinjak karyawan biasa seperti mereka, alasannya kran di kamar mandi sudah rusak,

jika menunggu hari esok untuk memanggil tukang yang biasa membenarkan, bisa-bisa gedung ini kebanjiran karena air yang tak bisa dibendung.

maka dengan segala kebaikan hati dan iming-iming bonus, jisung mengiyakan. ditemani hwall yang juga membantu supaya pekerjaan mereka cepat selesai.

"nah beres!" jisung tersenyum puas kala air yang tadinya terus menerus keluar sudah berhenti karna tertutup kran.

"jam berapa hwall?"

"setengah tujuh."

sejenak, dua orang itu terdiam. selesai membereskan barang-barang yang diperlukan, mereka keluar untuk menuju lift.

"ngga apa kan?"

suasana di lorong sebenarnya tak menyeramkan, lampu-lampu menyala terang mengingat ini belum terlalu malam. tapi tetap saja rasanya aneh berada di lantai seluas ini hanya berdua.

mendengar penuturan jisung, hwall yang sedari tadi diam menoleh, "santai aja sih," jawabnya tenang.

begitu lift terbuka keduanya masuk dan segera menekan tombol lantai utama. awalnya semua berjalan normal, sampai tiba-tiba angka yang tertera berubah sangat cepat.

otomatis keduanya panik. berpegangan pada besi saat kecepatan lift yang mereka naiki seakan terjun bebas ke lantai dasar.

"HWALL!"

"SUNG!"

"HUAAAAAAA!"

ting!

pintu lift terbuka.

nafas keduanya tersengal-sengal seakan baru saja lari marathon. jisung yang merapat ke dinding persis seperti cicak, dan hwall yang terkapar di sudut.

rasanya persis naik wahana, menguji adrenalin tapi sayangnya ini lebih menguji nyawa. mereka masih tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.

nano-nano, apalagi ketika lift berhenti di lantai entah berapa, angka yang tertera di dinding hilang. lorong di depan mereka gelap. benar-benar tidak ada cahaya kecuali dari dalam lift, itupun sedikit remang-remang.

"kita dimana?" jisung sudah merosot ke bawah karena tak mampu menahan badannya yang kini bergetar.

hwall menggeleng, matanya tertutup.

"gue berasa main film horor anjir..."

sembari pelan-pelan menetralkan detak jantung, dari luar terdengar suara langkah kaki mendekat. mata jisung melebar, bukannya kembali normal, detak jantungnya malah semakin menggila.

suara itu semakin dekat, dan refleks jisung mencoba menekan-nekan tombol lift secara acak supaya kembali menutup.

pemuda itu tidak siap menyaksikan hal mengerikan lebih dari lukanya dan teman-temannya. untung saja usahanya menekan tombol lift supaya menutup itu berhasil.

double knot  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang