13 / bizarre painting

5.4K 1.4K 348
                                    

"cil gawat cil! darahnya nggak mau berhenti."

setelah mendapati renjun tergeletak, jisung auto dibikin makin panik sewaktu lihat ada luka sayat di leher cowok itu.

ditambah darah segar nggak berhenti mengalir, sampai jalan berbatu dimana renjun tergeletak penuh dengan cairan merah pekat berbau amis tersebut.

mau tak mau jisung mengorbankan tangannya untuk membantu menutup luka di leher renjun walau cuma sementara karena mereka nggak punya benda apapun yang bisa membantu.

jinyoung udah mau ikutan jongkok di sebelah renjun sewaktu liat cowok yang daritadi berdiri nggak jauh dari mereka mulai mundur perlahan.

"mau kemana lo?!" tanpa sadar jinyoung langsung lari nyusul cowok asing yang bikin dia curiga.

"pacil! bangke kok gue ditinggal."

teriakan jisung berakhir sia-sia saat jinyoung tanpa balik badan ikutan masuk ke kegelapan. dalam hati jisung mengumpat, tapi berusaha tenang ketika ngeliat keadaan renjun.

pelan-pelan jisung menggerakan sebelah tangannya ke hidung dan dada renjun untuk memastikan apakah masih ada kehidupan, karena yang jisung liat luka sayatnya berada di sekitar daerah nadi. walau cowok itu nggak tau pasti letaknya, semoga aja nggak pas di nadi, jisung jadi takut.

"jun, jangan mati plis." jisung menahan napas seraya menutup mata saat tangannya berhenti di dada cowok blasteran cina itu.

"renjunnnnn, huh."

nggak ada yang bisa mengekspresikan keadaan jisung saat ini, cowok itu berusaha keras menahan cairan bening yang sebentar lagi mungkin akan keluar dari pelupuk matanya.

cowok itu mencengkeram erat bahu renjun dengan dada bergemuruh menahan sesak. lalu tanpa aba-aba, jisung mengangkat badan renjun yang untungnya tidak terlalu berat, menurutnya.

dengan langkah putus asa, jisung berjalan pelan keluar dari daerah kebun, tanpa memusingkan jinyoung yang malah mengejar orang asing tadi.

sepanjang jalan jisung hanya menunduk menatap jalan berbatu sambil sesekali mengalihkan pandangannya ke wajah renjun yang pucat.

"jisung!" kepala cowok itu mendongak, mendapati cowok yang tadi hilang secara misterius berlari menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

"hwall! hiks,"

"lo kenapa?"

"renjun..."

hwall melarikan pandangannya pada seseorang yang tengah jisung gendong. "renjun kenapa?" tanya cowok itu heran, masih belum menyadari apapun.

"sekarat..."

"cepet bawa pulang sung, sebelum terlambat." hwall menatapnya dengan pandangan biasa aja, lalu tanpa mengatakan apapun cowok itu membalikkan badan, berjalan lebih dulu.

belum ada lima langkah mereka kembali berjalan saat terdengar teriakan di belakang sana, "kalian! bantuin gue bawa penjahat ini!" jinyoung datang dengan menyeret paksa seseorang berpakaian serba hitam.

"bukan gue yang ngebunuh temen lo!" elak orang itu.

"apa buktinya?! jelas-jelas cuman ada lo disitu sama temen gue!"

masih tidak terima dituduh, cowok asing itu menggeram kesal menatap jinyoung, "pokoknya bukan gue yang bunuh dia!" serunya sambil menunjuk renjun di gendongan jisung.

"nggak percaya gue bangsat!" kekeuh jinyoung terpancing emosi, sampai nggak memedulikan kulit wajahnya yang terkelupas mulai terasa perih.

"diem! kita interogasi dirumah aja!" sembur jisung sambil berjalan cepat menuju rumah kontrakan mereka yang tidak terlalu jauh dari sini.

beruntungnya sewaktu lewat pos keamanan, mereka nggak mendapati dua bapak-bapak yang berjaga. sehingga cukup aman ketika sampai rumah. bukannya apa-apa, mereka cuma nggak mau bikin geger warga dengan kejadian yang seharusnya nggak melibatkan orang lain.

"yaallah! renjun kenapa?" itu sapaan pertama yang menyambut kedatangan mereka.

jisung dengan cepat meletakan renjun ditengah-tengah, nggak peduli barusan dia nyenggol sunwoo, tapi untungnya cowok setengah setan itu diem aja.

"tolongin renjun..." lirih jisung dengan telapak tangan menyatu di depan dada, sama sekali nggak merasa risih dengan lumuran darah yang mengotori tangannya.

felix langsung turun tangan ngecek keadaan renjun, sebelumnya cowok itu nyuruh jisung buat cuci tangan dulu, risih ngelihatnya. "lo juga ambil p3k kyu, di kamar gue." titahnya yang langsung disanggupi junkyu dengan memasuki kamar lain yang lagi nggak berpenghuni.

setelah jisung selesai cuci tangan, cuci kaki, dan cuci muka— "aduh fuck." lupa banget kalau pipinya lagi kena wound curse, yang mana setelah kena air makin menjadi-jadi sakitnya.

cowok itu keluar kamar mandi dengan ringisan hebat, sambil berusaha ngipasin lukanya pake tangan, jisung nggak sengaja nendang tumpukan kanvas di sebelah kamar mandi.

"hah?" salah satu kanvas berukuran sedang itu terbalik hingga memperlihatkan lukisan didalamnya.

sebelumnya emang nggak ada yang pernah nyentuh atau kepo sama lukisan yang renjun buat, tapi kali ini secara nggak sengaja jisung ngeliat dan merasa nggak asing sama gambar salah satu anggota tubuh yang ada di kanvas tersebut.

itu kaki, lebih tepatnya yang diperjelas detailnya adalah punggung kaki. warnanya coklat kehitaman, kayak abis kebakar, lalu ada sayat-sayat merah dan sedikit kulit yang mengelupas. jisung nggak menyangka renjun bisa ngelukis sedetail dan sebagus itu,

tapi yang bikin ganjal, bukannya itu penampakan kaki yang pernah jisung lihat di dalam mimpi?















































[.]

nggak nyangka besok udah ramadhan
aja hshshs, aku mau mingta maaf kalo
ada salah sama kalian y ( ͒ ඉ .̫ ඉ ͒) dan

selamat menunaikan ibadah puasaa
bagi yang menjalankan!!! aku sedih
bgt hari pertama malah halangan :(

ttapi, aku tetep mau menyambut
hari suci dengan berbunga-bunga
HAHAHAHA PAANSI GELO, MAU
DOUBLE UPDATE NGGAKKKKK?!

double knot  ✓Where stories live. Discover now