Selasa, 11 Juli 2017

417 29 6
                                    

Soundtrack for this chapter: Dancing In My Room - 374Aidan


Rambut panjang Rayya berkibar liar, hal itu disusul dengan senyuman kecil yang muncul di bibir merah Henry. Kopi yang ia minum sebenarnya sudah habis sejak tadi, tapi kemunculan Rayya yang duduk ditaman kampus membuat ia enggan beranjak dari Coffee Corner dilantai dua.

Cuaca sangat bagus hari ini, Henry baru saja menyuap potongan roti bakar terakhirnya saat teriakan nyaring Rayya bergema hingga lantai dua, dari lagaknya yang mengelap bagian bokong celana jeans, sepertinya gadis itu baru saja tidak sengaja menduduki bagian rumput yang masih basah karena hujan semalam.

Henry memasuki tahun keduanya di kampus, sedang Rayya berstatus sebagai Maba-Mahasiswa Baru.

Hampir satu bulan berjalan semenjak semester baru dimulai. Dan Rayya sudah merebut perhatian Henry sejak si keriting itu mentraktir Henry Chicken Snack Wrap.

Saat itu Henry sangat bingung, kenapa ada orang yang membelikan ia makanan.

**

Rayya tidak bisa disebut sebagai orang yang mudah bergaul. Jujur  saja, ia sangat minder untuk berkenalan dengan teman-teman barunya. Ia merasa bahwa ia berasal dari kota kecil, pindah ke kota sebesar Depok membuat Rayya sedikit kesulitan beradaptasi. 

Awalnya ia pikir ia pasti akan sulit berbaur-semenjak ia berkuliah di salah satu kampus terbaik dan hanya bisa berkuliah disana karena menerima beasiswa saja. Namun diluar ekspektasi Rayya, ternyata banyak juga manusia-manusia bernasib sama dengan dia. Saat ini melihat mahasiswa masuk kampus dengan atribut ojol menjadi hal yang biasa.

Namun hari itu, saat upacara penutupan malam inaugurasi, mata Rayya tertambat pada sosok jangkung yang jelas sangat mencolok. Ia memakai baju karyawan khas pom bensin lengkap dengan topinya.

Hati Rayya trenyuh, pria itu pasti bernasib sama seperti dia-berasal dari keluarga pas-pasan tapi mempunyai tekad yang kuat untuk tetap bisa berkuliah. Rayya memperhatikan pria itu sekali lagi, disaat yang lain beramai-ramai pergi ke mcdonalds untuk membeli sarapan, pria itu lebih memilih untuk duduk sendirian membaca buku. 

Tanpa pikir panjang Rayya merelakan uang 10 ribu yang merupakan jatah membeli spons cuci piring baru-Ia alihkan untuk membelikan pria dengan nasib malang itu menu sarapan termurah dengan porsi cukup besar yang ada disana.

Rayya hampir terjatuh saat buru-buru berlari menuju kampus. Wajahnya sumringah ketika menemukan pria itu masih duduk, ia sedang meminum susu ultra biru dengan takzim sembari terpekur membaca buku yang ada ditangannya.

"Ini buat kamu." Seru Rayya tiba-tiba sembari menyodorkan Chicken Snack Wrap yang masih terbungkus kertas dengan rapi.

Henry terdiam, ia bingung sekali. "Eh, gimana?" 

"Ini buat kamu, dari aku, dimakan ya." Rayya sedikit memaksa agar Henry mau menerima Breakfast wrap dalam genggamannya.

"...Makasih, jangan repot-repot padahal." Jujur Henry salah tingkah sekaligus ingin tertawa, ini pertama kalinya ia ditraktir perempuan.

"Kita semangat ya kuliahnya!" Seru Rayya terakhir kali sebelum berlalu lalu menghilang dari pandangan Henry.

---------

"Kamu  abis darimana?" Tanya Maurin bingung.

"Eh aku abis kasih sarapan sama temen kita yang pake baju pom bensin tadi. Kasian deh yang lain makan dia malah sendirian baca buku." Jawab Rayya bangga.

"...Yang mana sih??" Maurin berusaha mengingat-ngingat pria mana yang dimaksud Rayya.

"Itu lho yang pake baju pertamina, yang pake topi juga." Jelas Rayya lagi.

Patah Hati Dalam KalenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang