01. Kabur

412 51 0
                                    

"Awhk! Ibu s-sakit!" Teriak seorang gadis. Ia kini tengah berjuang antara hidup dan mati. Kenapa? Ibunya sendiri tengah menyiksanya. Berusaha melenyapkan putrinya sendiri. Dia menjambak putrinya itu lalu menyeretnya ke sebuah ruangan kecil dan sangat acak acakan.

"Diam kau! Ini hukuman untukmu karena tidak mematuhi perintahku!" Jambakan dari wanita paruh baya ini menjadi lebih erat dan menendang tubuh gadis malang itu. Gadis malang itu tampak sangat lelah, matanya tidak kuat lagi untuk melihat seisi ruangan. Seluruh tubuhnya benar benar mati rasa. Dengan seringaian jahat, wanita paruh baya itu mengunci putrinya yang tergeletak lemah di lantai yang penuh dengan debu.

"Aku membencimu, Park Jihyo!" Wanita paruh baya itu berteriak, air matanya bercucuran. Ia senang sekaligus menderita setelah menyiksa anak satu satunya yang hidup.

Jihyo mulai membuka matanya secara perlaha. Ia mengedarkan pandangan ke seisi ruangan gudang ini. Ia memegang kepalanya yang terasa seperti akan terjatuh menggelinding. Kepalanya benar benar sangat pusing. Lalu dia memilih menyenderkan tubuhnya ke dinding gudang.

Dia mulai mengalirkan air matanya, "Kenapa harus terjadi seperti ini?" Gumamnya menatap keatas. Air matanya mengalir deras.

"Kenapa tadi tidak kau langsung mencabut nyawaku saja?"

"Kenapa kau tidak membiarkanku menyusul Ayah dan Adikku?"

"Kenapa kau membiarkan ku hidup?! Kenapa?!" Nada Jihyo mulai seperti orang memaki. Maafkan Jihyo yang telah memaki Tuhan. Kini ia benar benar kelimpungan, ia benar benar putus asa dengan hidupnya. Dia menutup matanya walaupun air mata masih mengalir bahkan lebih deras dari yang tadi.

Kemudian Jihyo mengepal tangannya dan membuka mata. Pandangannya teredar ke sebuah jendela usang yang penuh dengan debu dan sarang laba laba. "Kalau Tuhan tidak membiarkan aku mati, setidaknya aku harus bebas." Ucapnya.

Dia mendekati jendela tersebut. Beruntung jendela tersebut tidak terkunci, namun meski begitu karena jendelanya sudah lama tak diurus jadi susah untuk membukanya. Ia mendorong jendela itu dengan sangat kuat agar terbuka. Dan yah.. Pintunya terbuka. Dia benar benar keluar dari rumah tersebut juga dari siksaan ibu kandung yang serasa ibu tiri itu.

Di jalanan, ia melangkah kaki dengan gontai. Di sekelilingnya tidak ada orang yang berlalu lalang. Maklum karena ini adalah tengah malam. Jihyo yakin dia pingsan lama sekali, kini ia merasakan tubuhnya yang penuh beban. Pandangannya menjadi buram, badannya kini benar benar lemas.

Bruggh...

Tubuh Jihyo terjatuh sangat keras ke jalanan. Kini Jihyo tergeletak dijalanan.

~~~~~

Jihyo mulai membuka matanya perlahan. Ia kebingungan. "Bukannya aku tadi dijalanan?" Ucapnya dalam hati.

Dia memandangi seluruh ruangan ini. Ruangan ini benar benar elegant dan mewah. Dia berada dimana?

"Kau sudah bangun?" Sebuah suara mengejutkan Jihyo. Dia menoleh ke arah sumber suara. Seorang wanita mengenakan dress selutut. Wanita itu terlihat sangat cantik. Ia tersenyum pada Jihyo.

"A-ku dimana?" Tanyanya terbata bata. "Kau ada dirumahku." Jawabnya ramah.

"Kau siapa?"

"Aku Oh Yeon Seo."

"Terima kasih Nyonya Oh, kau sudah menolongku." Ucap Jihyo. Yeon Seo mengelus elus pucuk rambut Jihyo. "Jangan panggil aku Nyonya. Panggil saja aku Bibi. Anggap saja aku Bibimu."

"Bibi?" Yeon Seo mengangguk dan melemparkan senyum tulusnya. "Katakan kenapa kau bisa pingsan dijalanan?" Jihyo terdiam, ia menundukan kepalanya. Yeon Seo mengelus elus bahu Jihyo. "Ayo bicaralah, mungkin aku bisa membantu." Jihyo tampak berfikir sebentar, ini adalah kesempatannya untuk meraih keberuntungan. Hanya Yeon Seo yang bisa menyelamatkannya dari kehancuran. Tapi apakah Yeon Seo bisa dipercaya?

Ia menceritakan segalanya kepada Yeon Seo. Yeon Seo merasa sangat iba kepada Jihyo. Ia menjadi pelampiasan Ibu Kandungnya sendiri karena kematian Suami dan Anak Bungsunya. Padahal itu bukan kesalahan Jihyo.

"Mulai saat ini kau akan menetap disini." Jihyo sangat terkejut dengan titahan Yeon Seo. Apa ia tak salah dengar?

"Kau tidak salah dengar." Ditambah lagi Yeon Seo mengetahui isi pikiran Jihyo?

"Siapa namamu, cantik?"

"Jihyo, Park Jihyo."

"Mulai sekarang kau akan tinggal disini." Jihyo benar benar tidak bisa menolak tawaran Yeon Seo. Sungguh Yeon Seo adalah penyelamatan hidupnya. Ia bagaikan Malaikat yang ditugaskan menolongnya.

"Terima kasih banyak Nyonya Oh, aku benar benar sangat senang. Kau sangat baik!"

"Dan sekarang panggil aku Ibu."

~~~~~

Sudah 2 bulan Jihyo tinggal dirumah Yeon Seo. Jihyo sudah mengetahui bahwa suaminya telah meninggal 2 tahun yang lalu, dan mempunyai satu orang putra seumuran dengannya. Jihyo penasaran dengan wajah putra Yeon Seo tersebut. Putranya Yeon Seo mempunyai rumah sendiri di daerah Gangnam. Yeon Seo tidak pernah menyebutkan nama putranya, ia hanya bercerita betapa pintar dan hebatnya anak itu.

Kini Yeon Seo tengah sibuk meeting di luar kuota. Maklum dia adalah Pemilik di Perusahaan OH Company yaitu milik mendiang suaminya itu. Dia menggantikan posisi suaminya itu semenjak 1 Tahun kemudian, awalnya posisi itu di raih oleh putranya. Namun putranya sudah bisa membangun perusahaan sendiri. Jadi ia harus menggantikan posisi anaknya itu.

Jihyo mulai kesepian, ia ingin pergi keluar rumah namun sudah malam. Biasanya rumah rumah mewah mempunyai beberapa Asisten. Namun, Yeon Seo benar benar melakukan sesuatu secara sendiri. Dia bilang pada Jihyo, "aku masih sehat dan bugar, aku bisa melakukan sesuatu sendiri." Begitu katanya. Jihyo benar benar kagum dengan Yeon Seo.

Ting Nong...

Bel berbunyi, Jihyo bergegas kearah pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya ia melihat seorang Pria bertubuh jangkung tengah berada dihadapannya. Tatapannya begitu kosong, Jihyo yakin bahwa pemuda ini sedang mabuk.

Tunggu! Bukannya dia?

"Oh Sehun?" Jihyo mengingat ingat. Ternyata anak dari Oh Yeon Seo adalah Sehun, dulu Jihyo satu SMA dengannya walau berbeda kelas. Kelas Sehun berada di samping kanan kelas Jihyo, tapi terhalang oleh suatu kelas. Sehun adalah murid pindahan saat kelas 12 semester 1. Dahulu saat mereka SMA mereka tidak saling kenal, tapi Jihyo bingung kenapa Sehun selalu memandangnya dari kejauhan sambari tersenyum. Namun pada saat mereka tak sengaja berpapasan, Sehun tiba tiba berubah menjadi dingin.

"Kau kembali?" Ucapnya di tengah ketidak sadarannya.

"Aku?"

Sehun langsung menghantam Jihyo ke Sofa di samping Jihyo. Jihyo terjatuh di Sofa dan Sehun berada di atasnya. Sehun tiba tiba membuka bajunya dengan paksa. Ia mendekatkan bibirnya ke bibir pink Jihyo.

"YAK! SEHUN, JIHYO! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"

~~~~~

Sebelumnya aku mau bilang, kalau cerita ini tuh sebenernya udah pernah aku publish di akunku yang lain, partnya sudah sampai 9. Tapi karena aku lupa paswordnya, jadi aku bikin lagi dan aku bikin lagi dari awal.

Semuanya aku perbaiki besar besaran, aku ubah tata bahasanya dari yang sebelumnya karena dulu aku pertama banget bikin ff hehe. Alurnya juga aku ubah, tadinya ini ada konten dewasanya hehe.

Work ini sebelumnya penuh dukungan para pecinta Jihyo, gak tahu kalau sekarang:v

Bener bener sayang kalau gak aku lanjutin karena jumlah vote nya banyak:( padahal tata bahasanya kurang efektif + banyak banget Typo.

Sekarang udah lumayan bagus walau gak bagus bagus amat. Jadi pasti lebih seru dari yang awal heheeeee

Semoga kalian menikmati:)

With Love,
Alzsa_♡

STAY INTO YOUWhere stories live. Discover now