11. Resepsionis

204 37 2
                                    

Jihyo sedang merapikan rumah milik Sehun. Kini ia sedang membersihkan debu di lemari pajangan yang dipenuhi foto foto Sehun dan juga keluarganya--Oh Yeon Seo dan Suaminya-- Disana juga ada foto Sehun semasa kecil. Pria ini dari kecil sudah tampan ternyata. Maklum, Ayah dan Ibunya juga tampan, tidak mungkin anaknya seperti gembel. Itu tidak lucu.

"Aku tidak menyangka bahwa anak kecil yang sedang bermain pasir ini telah menjadi Direktur di Perusahaanya sendiri." Gumam Jihyo sambil tersenyum.

Entah kenapa Jihyo bangga mempunyai suami seperti Sehun. Yep, Jihyo sudah menerima Sehun sebagai suaminya. Walaupun dia tidak menerimanya, tapi kenyataan harus diterima. Lama lama Jihyo jadi penasaran dengan masa lalu Sehun. Pria itu selalu saja kepo dengan masa lalu Jihyo, tapi sedikitpun ia tidak pernah bercerita tentang. Tipikal Cowok tertutup. Dari awal Jihyo sudah tahu kalau Sehun adalah cowok tertutup. Meski begitu, Jihyo bertanya tanya kenapa saat mereka bertemu Sehun dalam keadaan mabuk? Sepertinya pria itu sedang putus cinta.

"Walau aku tidak pernah dekat dengan Pria. Setidaknya aku sudah menonton ribuan film dengan tema cinta dimana Pria yang patah hati akan berakhir di sebuah Club." Ucapnya. Setelah itu dia kembali merapikan foto foto yang ada di lemari itu.

"Sudahlah, aku lelah." Setelah itu, dia naik ke atas- ke lantai dua tepatnya ke kamar dia dan Sehun. Sekarang kamar itu bukan hanya milik Sehun, tetapi punya Jihyo juga. Sehun yang bilang sendiri.

"Dengar, Nona. Ini kamarku juga kamarmu. Ini kamar kita." Bahkan Jihyo masih ingat bagaimana wajah Sehun saat mengatakan itu. Dia mengatakannya dengan tegas namun malah membuatnya semakin Memesona.

"Tidak, aku tidak boleh semudah itu jatuh cinta padanya." Setelah berucap seperti itu, Jihyo mengedarkan pandangan. Matanya beralih pada sebuah Map berwarna merah berada di nakas. Segera ia menghampiri nakas itu dan membuka isi dari Map itu yang ternyata ada banyak berkas berkas dokumen Perusahaan Sehun. Jihyo pikir ini adalah Map Sehun yang tertinggal. Dia harus memberikan File itu kepada Suaminya.

Jihyo berada didalam taksi untuk pergi ke Kantornya Sehun. Tapi, Jihyo tidak tahu alamat Kantor Sehun bagaimana dia akan menemuinya dan memberikan File ini?

Oh bagus, aku tidak tahu alamatnya bagaimana aku bisa sampai? Batinnya merutuki kebodohannya sendiri.

"Ngomong - ngomong, kita mau kemana, Nona?" Dan sialnya Supir Taksi ini menanyakannya. Beruntung Jihyo tahu nama Perusahaan Sehun. Kalau tidak, entah bagaimana nasibnya. Bisa bisa ia diturunkan ditengah jalan.

"Umm..anu..ke Perusahaan Hazza Corporation." Jawab Jihyo gugup.

"Baiklah." Setelah beberapa menit menikmati perjalanan. Akhirnya sampai juga di Hazza Corporation.

Jihyo memberikan ongkos kepada Supir Taksi, dan Supir itu pamit pergi meninggalkan Jihyo. Ia memandangi Gedung tersebut. Mulut Jihyo menganga tak percaya. Sungguh, Sehun masih sangat muda namun dia sudah punya Perusahaan sebesar ini?! Sungguh berbeda dengannya yang hanya luntang lantung didalam rumahnya sendiri. Iya, kalian pasti tahu bahwa Jihyo tahanan di rumahnya sendiri. Jihyo jadi semakin bangga dengan Sehun.

Senyum sumringah mekar dibibirnya ketika ia hendak melangkah masuk menuju Gedung megah kepunyaan suaminya itu. Dan saat memasuki itu, Jihyo mata Jihyo tambah melotot karena ternyata dalam Gedung ini lebih menakjubkan. Jihyo sudah menebak, Sehun pasti yang memilih konsep ini. Konsep Gedung ini, Modern Millenials. Jihyo tahu karena dulu ia pernah kuliah di jurusan arsitektur. Lalu Jihyo menghampiri Resepsionis wanita yang sedari tadi memerhatikannya dari bawah hingga ujung tengkuk.

"Umm... Permisi. Aku mau bertemu dengan Oh Sehun." Ucapnya Jihyo kikuk.

"Apakah kau sudah punya janji dengannya?" Tanya Resepsionis itu pada Jihyo.

"Tidak, aku hanya ada perlu dengannya."

"Maaf tapi kau harus punya janji dengannya." Jihyo sedikit kesal, pasalnya Resepsionis ini ketus sekali. Seandainya Sehun tahu bahwa pegawaianya bak Iblis pasti dia akan memecatnya.

"Kenapa begitu?" Wanita itu berdecak, Jihyo geram. Bisa bisanya dia mengabaikan Jihyo.

"Nyonya. Tuan Oh itu sibuk. Sebenarnya apa kau tahu dia siapa? Dia bukan sembarang orang yang bisa kau temui. Kau harus punya urusan penting denganya. Kau mengerti?" Jihyo semakin kesal. Dia membalas perkataan wanita dihadapannya ini.

"Kau tidak perlu mengajari seperti itu. Tentu saja aku tahu dia itu pemilik Perusahaan ini. Semua orang pasti tahu." Sungut Jihyo menyolot wanita itu ikut ikutan kesal dan memandang Jihyo tajam.

"Sebenarnya kau ini siapa? Dan apa urusanmu dengan Tuan Oh?" Tanya Resepsionis ini seraya menatap Jihyo dengan jijik, membuat Jihyo semakin muak.

"Itu bukan urusanmu. Kau tahu aku hanya punya urusan dengan Sehun bukan?!" Jihyo geram, jadi ia memekik.

"Heh, Nona! Kau tidak punya etika sama sekali. Sebenarnya siapa dirimu. Berani beraninya memasuki Kantor!" Jihyo semakin terbawa emosi.

"Kau! INI CARAMU MEMPERLAKUKAN TAMU? PADAHAL TINGGAL KATAKAN SAJA DIMANA SEHUN!" Semua orang memandangi Jihyo. Ada yang menatapnya sinis sambil mencibir, ada juga yang memandangnya jijik. Walau begitu Jihyo tampak tidak peduli. Ia memelototi orang yang ada dihadapannya ini yang membuat seluruh emosinya keluar.

"Ada apa ini?" Suara itu..

Jihyo menoleh.

Tamatlah kau Jihyo!

Pasti Sehun akan merahinya, membentaknya, memakinya habis habisan didepan para pegawainya. Jihyo menunduk, mengigit bibir bawahnya dengan keras. Kedua tanganya juga ia kepalkan.

Sehun mendekat kearahnya dan juga Resepsionis nya.

"Pak, dia entah darimana mengacau disini pak. Aku—"

"Kau dipecat." Singkat padat jelas namun membuat semuanya melongo tak percaya tak terkecuali Jihyo.

"Ta-tapi Pak dia yang—"

"Kau tidak mendengarku? Kau dipecat." Resepsionis itu tidak mengerti, kenapa dia dipecat padahal Gadis didepannya ini yang salah.

"Apa seperti ini kah cara kerjamu setiap hari saat kau jadi Resepsionis? Dia hanya mau bertemu denganku, lalu apa masalahnya jika dia ingin menemui Suaminya?" Seketika semuanya melotot, adapula yang menggeleng saking tak percayanya.

"Pak, tapi aku hanya.." Wanita itu terdiam saat Sehun menatapnya tajam.

"Aku minta maaf Pak. Aku permisi." Ucapnya setelah itu membereskan Tasnya dan keluar dari Kantor.

Sehun menoleh kepada Jihyo yang tengah gemetaran.

"Kau bisa ikut aku ke ruanganku." Ucapnya setelah itu melangkah menuju Lift. Apa boleh buat, Jihyo menurut dan mengikutinya dari belakang.

~~~~~

Gantung, hahaha.

Gpp lah y, drpd gk update.

Btw skrg aku lg sibuk usbn online, jdi maaf aku belum bisa update cepet, ok?

With love,
Sifa♡

STAY INTO YOUWhere stories live. Discover now