03. Teman lama

244 43 0
                                    

Sudah lama sekali Jihyo terduduk disini. Menatap jalanan dari Jendela Cafe. Jihyo bersumpah bahwa Jihyo sangat Shock dengan yang terjadi dalam hidupnya. Ia tidak pernah membayangkan bahwa semuanya akan begitu tidak terduga. Berawal dari siksaan Ibunya lalu kabur, kemudian bertemu dengan Nyonya Oh dan—Gosh, ini bagian tak terduganya. Dia menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah dekat dengannya. Jangankan dekat, saling mengenal satu sama lain saja tidak.

"Is it Crazy, duh!" Ucapnya frustasi. Dia memijat pelipisnya yang terasa berkedut.

"I don't know, is it so...so crazy! Aku tidak tahu apa sebenarnya yang Tuhan rencanakan untukku." Jihyo terus menggerutu dan menampar pipnya bolak balik, berharap ini hanya mimpi tengah malam yang tidak akan pernah menjadi nyata.

PLAKKK!

"AW!" Jihyo berteriak kesakitan, membuat semuanya menoleh kearah dimana dia duduk.

"Apa kau baik - baik saja Nona?" Jihyo mendongak dan membelalakan matanya.

"Rose?!" Ucapnya tak percaya.

"Kau? Jihyo!" Gadis yang berada didepannya itu memeluknya erat erat, Jihyo juga melakukan hal yang sama.

"Tidak, Rose. Apa kabarmu? Sungguh aku sangat merindukanmu." Gadis itu duduk dihadapan Jihyo.

"Kau pikir aku tidak merindukanmu? Tentu saja sangaat! Aku baik omong-omong." Mereka tertawa secara bersamaaan. Sudah lama sekali mereka berdua tidak bertemu dari sejak mereka lulus Sekolah Menengah Atas.

"Aku punya banyak pertanyaan untukmu. Pertama, apa kau tinggal disini? Kedua, apa kau sudah bekerja. Dan ketiga, apa kau sudah mempunyai pasangan?" Tanya Jihyo tak segan segan membuat Rose melongo.

"Kau, itu tadi... Rap?" Ucapnya polos. Jihyo tertawa.

"Maaf, saking penasarannya aku. Hehe." Rose menggelengkan kepalanya, sungguh temannya ini tidak berubah sejak dahulu.

"Oke, biar aku jawab. Pertama, aku baru saja pindah kesini satu minggu yang lalu. Kedua, aku masih kuliah. Dan ketiga, aku single seumur hidupku." Gelak tawa terdengar diseluruh ruangan hanya suara dari kedua Gadis yang sudah lama tidak bertemu lagi.

"Hahaha, kenapa masih belum?" Rose menggaruk tengkuknya. Bingung mau jawab apa.

"Tidak ada yang menarik selama ini. Maksudku, tidak ada pria yang membuatku berdecak kagum padanya. Selebihnya mereka membuatku meludah." Ucapnya berat.

"Sekarang...giliran kau. Apakah kau sudah punya pasangan?" Jihyo terdiam, raut wajahnya menjadi lesu. Apakah ia harus mengatakan bahwa dia sudah menikah? Dengan yang bukan ia inginkan?

"Aku sudah menikah." Ucap Jihyo pasrah. Dia menghela nafasnya.

"Benarkah? Tidak! Aku melewatkan semuanya. Benar benar menyebalkan." Rose mengerucutkan bibirnya.

"Iya, kau melewatkan semuanya. Bahkan, melewatkan pernikahanku dengan orang asing." Hampir saja mata Rose copot saking kagetnya.

"O-orang asing?" Jihyo ragu ragu mengangguk. Kemudian Jihyo menceritakan semuanya kepada Rose dari A sampai Z.

"Oh Sehun? Siapa Oh Sehun? Aku tidak mengenalnya."

"Ck, kita menjulukinya Lee Min ho." Seketika Rose teringat sesuatu.

"Oh, Si Minho? Jadi namanya adalah Oh Sehun? Kau menikah dengannya?!" Jihyo berdecak, menyebalkan. Rose mengulang pertanyaanya terus menerus.

"Iya, iya, dan Iya!" Rose terdiam dan berusaha untuk tidak histeris.

"B-bagaimana bisa? Maksudku, kenapa dunia sesempit itu? Sekian banyaknya pria yang hot bahkan lebih hot dari Gong Yoo kenapa Harus dia?" Jihyo mengangkat bahunya acuh. Padahal dia juga sama terkejutnya.

"Tapi, bukannya dulu kau sangat mengangguminya?"

"Aku memang mengangguminya, tidak lebih dari itu. Aku tidak pernah memikirkan bahwa suatu saat aku akan menikah dengannya. Tidak pernah." Rose mengangguk anggukan kepalanya mengerti derita sang teman baiknya.

"Umm..saran ku sih, kau harus mencoba membuka hati untuknya Hyo. Aku yakin dia adalah pria baik - baik," Sebelum Rose menyelesaikan sarannya, Jihyo memotongnya lebih dulu.

"Tentu saja, keluarga dia sangat baik padaku."

"Diam dulu." Jihyo hanya menyengir.

"Aku pikir sejak dulu, dia adalah Pria yang bisa memperlakukan pasangannya dengan baik. Aku yakin dia akan memberi perhatian lebih kepadamu."

"Kau benar. Aku rasa dia sangat lembut dan tahu cara menghormati wanita." Ucapnya membenarkan semua perkataan Rose. Tapi dia malah menundukan kepalanya.

"Lalu, Ada apa?" Jihyo tampak bingung bagaimana mengatakannya, karena dia tidak yakin kalau Rose akan mengerti.

"Kau tahu, aku selalu yakin bahwa tidak ada Pria didunia ini yang menyukaiku. Dan Sehun...tidak mungkin bisa mencintaiku. Mungkin dia memperlakukanku hanya untuk menghormatiku. Aku takut dia terpaksa melakukan semua ini," Dia terdiam sesaat dan melanjutkan curhatannya.

Menarik nafas lalu membuangnya, "Secara dia adalah Pria idaman semua wanita. Sudah pasti dia dekat dengan banyak wanita. Aku pikir dia sudah memilih pendampingnya sebelum insiden ini. Aku yakin aku bukan tipe gadisnya."

Rose memegang tangan Jihyo mencoba menenangkan. Rose sangat mengerti sekali perasaan temannya. Jihyo mempunyai trauma yang cukup berpengaruh soal percintaannya. Sekarang dia sudah menjadi Pesimis Girl.

"Kumohon, kali ini. Dengarkanlah aku. Kau tidak bisa terus seperti ini. Cobalah untuk bersikap baik kepadanya dan cobalah menangkan hatinya. Aku yakin kau bisa."

"Tidak, aku tidak bisa. Aku...tidak...mungkin bisa melakukan hal itu." Jihyo menggigit bibir bawahnya, pelipisnya sudah berkeringat.

"Aku yakin kau bisa. Sekarang coba pikirkan. Kenapa tuhan membuatmu menikahi Sehun? Aku yakin pasti ada sesuatu. Tugasmu adalah menjalani semuanya dengan tenang. Aku sangat yakin kau bisa menemukan jalan keluarnya. Kau hanya perlu menuruti nasib yang sekarang, oke?" Rose berusaha meyakinkan Jihyo. Jihyo memikirkan perkataan Rose.

Lalu dia mengulas senyum dan mengangguk mantap, "Baiklah, aku akan melakukan semua yang kau perintahkan." Rose tersenyum senang, kemudian ia memeluk teman kesayangannya itu.

~~~~~

Yo whatsapp guys! Are you waiting this story? I hope yes, hihi.

Abis ini, moment Hunhyo bakal lebih banyak dan benar benar mengandung unsur komedi romance hihi.

See you later,

Muach♡

STAY INTO YOUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant