06. Teman baik

206 40 0
                                    

Saya cuma mau ngingetin, part ini bakal banyak typo wekekek:v

****

Hari Minggu. Jihyo tidak tahu bahwa pengusaha seperti Sehun bisa libur juga, karena yang dia tahu seorang Direktur pasti akan selalu sibuk dan jadwalnya padat. Tapi lihat sekarang, Sehun masih terbaring dikasur empuknya.

"Sehun, Sehun. Bangun ayok." Jihyo mengguncang guncangkan tubuh Sehun.

"Hmm?" Sehun mulai membuka matanya, ia dikejutkan dengan keberadaan Jihyo yang sedang tersenyum padanya.

"Ibumu bilang kau adalah Pria yang rajin, tapi sekarang sudah pukul sembilan tapi kau masih tertidur nyenyak? Oh astaga pasti Ibumu tidak tahu itu." Cibir Jihyo menepukan jidatnya. Sehun menahan tawanya dengan menutup mulutnya. Jihyo yang heran langsung menanyakannya.

"Kenapa kau? Apa kau tertawa?"

"Tidak, hanya saja. Perlu kau ketahui bahwa ini hari liburku." Salah lagi, wajar sih. Jihyo baru tinggal disini baru lima hari dan dia dan Sehun belum begitu dekat. Sehun juga tidak pernah menceritakan tentangnya.

"Aish, kau jangan mengejekku. Wajar aku tidak tahu, kau saja tidak mau menjelaskan padaku."

"Jadi?"

"Jadi, seharusnya kau bilang tentang jadwalmu agar aku tidak terlihat memalukan lagi."

"Hanya itu?"

"Oh Sehun." Jihyo menatap Sehun dengan tajam.

"B-baiklah, Nyonya. Sebenarnya ini bukan hari liburku. Aku hanya ingin istirahat selama beberapa hari saja karena aku sangat lelah. Aku meminta orang kepercayaan untuk menjaga perusahaanku."

"Sejujurnya, aku tidak peduli. Yang aku pedulikan hanyalah makananku yang mungkin sudah dingin dan seharusnya kau memakannya daritadi." Sehuh memiringkan kepalanya, Jihyo keheranan dengan tingkah Sehun lalu dia menatapnya secara tajam.

"Kau membangunkanku hanya untuk itu?" Jihyo mengangguk, "Dengarkan aku sekali lagi. Setiap aku libur aku selalu menghabiskan waktu sepanjang hari dengan kasur tersayangku." Sehun yang tadinya bangkit malah berbaring lagi, sedangkan Jihyo hanya melongo tidak percaya. Sehun benar benar pemalas.

"Aku bukan pemalas, kalau aku pemalas aku tidak akan jadi CEO." Jihyo membulatkan matanya, kenapa ia bisa tahu pikiran Jihyo astaga.

"Kalau kau tidak malas, setidaknya jangan membiarkan aku membuang sesuatu yang telah aku buat kumohon" Jihyo memohon kepada Sehun, kedua tangannya ia satukan. Ekspresinya sudah seperti anak kecil yang minta dibelikan Es Krim.

"Aku senang kau memohon seperti ini." Sungguh, ternyata Sehun adalah Pria yang menyebalkan, beruntung kesabaran Jihyo tak terkira. Kalau tidak, mungkin saat ini Sehun sudah tergeletak bersimbah darah. Gila memang pikiran liar milik Jihyo.

"Bisakah kau tidak banyak bicara?" Sehun terbahak, kemudian dia beranjak dari kasurnya diikuti oleh Jihyo. Mereka turun dari tangga dan menuju dapur.

"Sepertinya sayurnya kurang garam." Komentar Sehun. Jihyo tidak merasa begitu, menurutnya ini sudah pas bahkan sangat pas.

"Tidak, ini enak." Sanggah Jihyo.

"Enak, menurutmu. Ini adalah Sayur terhambar yang pernah aku rasa." Melihat wajah Sehun yang menjelekan masakannya, Jihyo menjadi kesal. Dia menggebrak meja membuat Sehun tersentak.

"Kau! Kau orang pertama yang mengejek masakanku! Dan aku sangat tidak terima itu!!" Dia beranjak lalu keluar dari rumah.

****

"Kurang ajar sekali dia. Dia membuat moodku menjadi buruk," Gerutu Jihyo disepanjang jalan mencari tempat untuk menenangkan diri.

"Awas saja jika dia ada disini."

Kali ini dia sedang berada di Taman, dia mendudukan bokongnya dikursi taman. Taman ini sepi, tapi sebenarnya Taman ini sangat indah. Bunga bunganya masih terlihat bagus.

"Hey! Park Jihyo!" Suara itu lagi. Jihyo memutar bola matanya.

"Ck, bisakah kau berhenti mengikutiku?!"

"Aku tidak mengikutimu, aku hanya mencari udara." Ucap Sehun berasal membuat Jihyo mendecak.

"Whatever!" Umpatnya dan berdiri dari kursi. Namun Sehun menahan pergelangan tangannya.

"Lepaskan! Kau bilang kau mau mencari udara segar? Carilah banyak banyak, dan jangan lupa bungkus untukku!" Jihyo menepis tangan Sehun dan pergi meninggalkan Sehun yang sedang beradu dengan pikirannya.

Udara bisa dibawa pulang menggunakan botol?

"TUNGGU!"

"Apa lagi?!"

"Apakah benar udara bisa dibungkus? Lalu bagaimana jika aku memasukannya ke tumbler?" Sesaat Jihyo berpikir, apa bisa?

"Entahlah, aku hanya asal bicara."

"Bagaimana kalau nanti kita coba saja?" Lanjut Jihyo.

"Kalau bisa sekarang." Ucap Sehun semangat. Author pikir otak mereka sudah habis berterbangan saat mereka menuju ke Taman.

"Lain kali. Untuk sekarang aku mau.... Es Krim!" Jihyo menunjuk sebuah gerobak Es yang berada tidak jauh dari Taman.

"Yah, baiklah." Jihyo tersenyum senang dan segera menghampiri gerobak Es Krim yang ia tunjuk tadi

"Kau mau apa?" Tanya Sehun.

"Es Krim." Jawab Sehun polos.

"Maksudku, mau rasa apa?"

"Kau tidak bilang begitu." Sehun menepuk jidatnya. Jihyo bilang dia menjengkelkan, maka sekarang siapa yang lebih menjengkelkan(?)

"Ya baiklah sekarang aku bertanya, kau mau rasa apa?"

"Matcha."

"Baiklah. Paman berikan aku dua Es Krim Mactha,"

"Ini dua Es Krim Matcha." Paman penjual Es Krim itu menyodorkan dua Es Krim yang mereka minta. Sehun berterima kasih dan memberikan Paman penjual itu uang.

Mereka pergi dari taman itu menuju rumah Sehun.

"Katakan, apa ini enak?"

"Yep, ini enak." Melihat Jihyo asik memakan Es Krim, Sehun tersenyum melihat kelucuan Jihyo.

"Katakan, padaku. Apa yang aku lakukan ini sudah seperti teman?" Jihyo menoleh.

Jihyo merangkul pundak Sehun dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya memegang Es Krim.

"Ini namanya teman yang bersedia mentraktir temannya." Sehun tertawa, diikuti Jihyo yang juga ikut tertawa.

"Mulai sekarang, aku anggap kau teman baikku, Oh Sehun." Ucap Jihyo seraya memandang manik milik Sehun.

Sehun hanya tersenyum memandang wajah cantik Jihyo.

Aku baru melihat wajahnya sedekat ini. Dia sangat cantik.

~~~~~

Ini belum konflik ya, konflik mah nanti masih lama. Sekarang saya kasih part yang ringan dulu, anggap aja pemanasan.

Btw, saya mau tanya. Yang baca cerita ini apa Mendes Army juga?

Kalau ada yang Mendes Army komen ya:*

Salam cinta Mrs. Mendes,

sifasifa

STAY INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang