05. Sebuah Tugas

206 38 0
                                    

"Bagus. awal yang bagus, Hyo." Rose menepuk nepuk bahu Jihyo, sedangkan yang ditepuk langsung terbatuk karena sebenarnya ia sedang minum dan Rose malah menepuknya dengan kencangan.

"Oh, Astaga. Rose!" Pekik Jihyo. Sedangkan Rose memasang tampang seperti mengatakan 'apa salahku?'. Jihyo memicingkan mata membuat Rose membentuk huruf V pada kedua jemari tangan kanannya.

"Hehe, Peace." Jihyo memutar bola matanya malas.

"By the way, kau bicara apa saja dengannya?" Tanya Rose. Mereka sedang berjalan ditaman Nasional Seoul.

"Aku hanya menceritakan bahwa aku menyukai Citylight. Sudah lama aku ingin mengatakannya pada seseorang tapi tidak ada yang mau mendengarkanku, termasuk kau." Ucap Jihyo samb melirik Rose dengan sinis.

"Ya, baiklah. Maafkan aku. Back to the topic, lalu apa katanya?"

"Dia memang mengangguk mengerti, tapi sebenarnya bukan itu inti dari percakapan kita."

"Lalu apa?"

"Dia menanyakan padaku kenapa aku menghindarinya seakan aku membencinya. Lalu aku menjelaskan padanya bahwa aku butuh waktu." Ucap Jihyo panjang lebar menceritakan semua yang terjadi diantara dia dan Sehun kemarin malam.

"Lalu?" Rose mulai tidak sabar, "Dia bilang dia mengerti, maka dia menawariku untuk menjadi temannya."

"Hanya teman?" Jihyo mengangguk, "Ada apa?" Rose berdecak, kenapa temannya ini begitu polos, atau memang....bodoh? Tidak dia yang terlalu bodoh.

"Kau bodoh atau apa, seharusnya dia bilang bahwa dia akan menerimamu sebagai isteri bukan Teman, bodoh!" Jihyo mulai kesal saat Rose mengatakan 'bodoh' kepadanya.

"Hei, Nona Park. Seenak jidat kau mengatakan aku bodoh! Aku tidak bodoh kau tahu! Bahkan aku belum selesai bercerita!" Jihyo memberenggut kesal dan melirik Rose dengan tatapan dendam.

"Lalu kenapa kau cerita setengah setengah!"

"Aish, kenapa kau ini?!" Lalu mereka mulai berdebat mempermasalahkan hal yang sebenarnya tidak harus di perdebatkan, memang pikiran mereka masih seperti anak remaja. Padahal umur mereka sudah dewasa.

"Diam, tutup mulutmu! Aku akan melanjutkan ceritaku!" Pekik Jihyo merasa lelah menghabiskan tenanganya hanya untuk memekik teman menyebalkannya ini.

"Fine! Lanjutkan!"

"Dengar ya, Sehun bilang bahwa dia akan memberiku waktu untuk membuka hatiku untuknya!" Rose yang tadinya ingin membalas pernyataan Jihyo langsung terdiam mencerna kata kata yang dilontarkan Jihyo.

"Huh? I-itu artinya dari awal dia sudah membuka hati untukmu?" Jihyo mengernyitkan dahi tak mengerti.

"Membuka hati untukku?"

"Ck, kau tidak ingin disebut bodoh tapi kau memang orang bodoh! Iya, dia bilang dia ingin kau membuka hatimu untuknya!" Jihyo berpikir sesaat.

Aku ingin kau perlahan membukakan hatimu untukku.

Gosh, Jihyo merasa sesuatu akan keluar dari tubuhnya. Entah kenapa pipinya terasa geli.

"Be-benarkah seperti itu?" Gumannya tak percaya.

"T-tidak aku tidak boleh percaya diri dulu." Sungguh, Rose benar benar geram pada Jihyo, andai saja Jihyo adalah orang lain sudah pasti ia sudah mencekik orang yang berada tepat disampingnya ini.

"Kau?! Kau mau aku bunuh ya?!" Rose sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

"Apa masalahmu?!"

"MASALAHMU ADA PADA DIRIMU SENDIRI, PARK JIHYO! KAU TERLALU PESIMIS DENGAN HIDUPMU SENDIRI. AKU TAHU KAU TRAUMA. TIDAK SEHARUSNYA KAU SEPAYAH INI," Habis sudah kesabaran Rosseane Park. Makin kesini Jihyo semakin dungu astaga.

"Lalu aku harus bagaimana?" Jihyo berusaha tenang dan tidak ikut tersulut emosi, masalahnya orang orang menatap mereka dengan tajam memberikan sinyal tak suka peda keduanya.

Rose menghela nafasnya, "Begini, Jihyo ku sayang. Turuti kata hatimu dan kata Sehun."

"Kenapa aku harus menurutinya?"

"Awal mulanya dia ingin kalian menjadi seorang teman bukan? Maka, bersikaplah seperti teman. Seperti aku."

"Aku harus bertindak menyebalkan begitu?"

"Hyo, kau mulai lagi," Jihyo terkekeh.

"Baik, baiklah. Aku akan melakukannya. Awas saja kalau ini tidak berhasil." Ucapnya dengan tajam. Sedangkan Rose memandang Gadis ditengahnya dengan acuh.

"Mau bertaruh denganku?"

"Sayangnya tidak."

"Ya, baiklah. Lihatlah dalam beberapa bulan lagi namamu akan diganti menjadi Oh Jihyo." Goda Rose yang sialnya membuat pipi Jihyo merah merona.

"Aaah, aku jadi tidak ingin menikah." Jihyo langsung memukul lengan Rose.

"Aku becanda." Jihyo tidak peduli dan malah meninggalkan Rose yang mengaduh kesakitan.

"NO! JIHYO TUNGGU AKU!"

~~~~~

Mereka friendship goal banget ya:")

Ada yang punya teman kaya Rose walau tingkahnya barbar dan kaya setan tapi tetep ada gunanya, bahkan banyak banget gunanya. Ada gak?

Saya ada, 4 orang malah:D

Ditambah saya jadi Red Velvet:v

STAY INTO YOUOnde histórias criam vida. Descubra agora