13

3K 181 36
                                    

Rian Ardianto POV.

Aku dan anak ganda putra yang lain melakukan sesi latihan terakhir sebelum berangkat ke denmark. Hari ini juga anya akan datang untuk menemaniku latihan.

Aku gabisa menjemput dia karna latihan dimulai dari pagi. Kalau pun aku jemput aku harus berangkat dari subuh.

Pesan yang semalam aku kirim ke anya dibalas tadi subuh, anya mengatakan akan datang pukul 12.

Aku pun menuju ke lapangan untuk latihan bersama anak anak yang lain. Latihan hari terakhir ini cukup instensif. Kami hanya diberi waktu 15 menit untuk istirahat dan minum dilanjut lagi dengan latihan.

Aku yang memang pagi ini meminta porsi latihan tambahan dengan koh ar cukup kelelahan.

Sampai jam set 12 saya belum selesai latihan. Baru saat jam 12 saya serta yang lainnya bisa beristirahat.

Saat aku sedang duduk menetralkan nafas, teriakkan jojo membuat ku menoleh.

Disebrang sana terdapat anya yang duduk disebelah jorji dan jojo yang berdiri diantaranya. Aku segera menghampiri anya. Ternyata anya sudah dari setengah jam yang lalu disana, tapi kenapa aku tidak sadar. Mungkin karna terlalu fokus, batinku.

Jojo menanyakan apa yang anya bawa didalam tottebagnya, dan anya mengatakan bahwa dia membawakan bekal untuk ku. Jojo pun meminta bagiannya dan anya memberikannya.

Setelah anya memberikan bekal ke jojo saya langsung menarik anya ke tempat ku dan anak anak ganda putra berada. Disana terdapat ci agnes juga yang sejak pagi menemani koh sinyo latihan.

Kevin dan Fajar melihat anya yang datang siang ini, menggoda aku dan Anya. tapi aku hiraukan.

Anya duduk disebelah ci agnes yang sedang hamil sekitar mungkin 6 bulan perkiraan ku.

Aku duduk dilantai depan Anya, dan memandang anya lekat. Dia sangat cantik walaupum hanya memakai kaus hitam dan celana jeans. Rambut yang terurai bergelombang menambah kesan manis, kalau dilihat secara lekat seperti ini anya terlihat sangat cantik dan manis. Paket komplit yang jarang dimiliki perempuan.

Aku tersadar dari lamunan saat suara Anya yang menyuruh aku untuk mengelap keringat. Aku bangkit dari duduk dan mengambil handuk serta ponsel didalam tas.

Aku memberikan handuk ku kepada Anya, meminta Anya untuk mengelap keringatku yang mengucur deras.

Apa yang aku lakukan mendapat sorakan dari atlet ganda putra yang lain terutama fajar dan kevin yang sangat heboh. Entahlah dalam urusan membully ku mereka bergabung menjadi satu.

Usai mengelap keringat ku, anya memberikan bekal yang dia bawakan untuk ku, padahal aku tidak meminta. Tapi inisiatif dia sendiri yang membuat aku makin kagum.

Aku menerima bekal tersebut dengan perasaan senang, belum saya jadikan pacar saja sudah seperti ini. Bagaimana nanti kedepannya? Pikir ku.

Fajar dan kevin yang melihat aku mendapatkan bekal dari Anya langsung berteriak meminta. Awalnya aku sembunyikan dibalik tubuh ku, tapi anya mengatakan untuk membaginya. Porsi dari capcay ini memang banyak bisa untuk 3-4 orang. Belum lagi ada nasi juga.

Aku menghela nafas pasrah saat fajar merebut kotak bekal ku untuk ditaruh dilantai.

Anak anak ganda putra yang lain tidak ada yang berani mendekat, terutama para junior yang kemarin rusuh dikamar ku dan kevin. Mereka hanya memandang dari jauh.

Aku menyuruh fajar mengambil sendok lagi untuk kita makan. Dia langsung melesat lari dan kembali membawa 2 sendok untuk dia dan kevin tentunya. Karna aku sudah ada sendok yang anya bawa.

Lose One's Heart | Rian Ardianto ✔Where stories live. Discover now