96. Al-Quran dan Politik

143 9 4
                                    

Edisi 141 – Al-Quran dan Politik
15 Mei, 2020 oleh Buletin Dakwah Kaffah

✨Ramadhan adalah bulan al-Quran.
Pada bulan inilah al-Quran diturunkan. Allah SWT berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan atas petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)"
(QS al-Baqarah [2]: 185).

Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang agung. Aktivitas membaca al-Quran adalah sebuah keutamaan. Apalagi pada bulan Ramadhan. Tentu keutamaannya berlipat ganda. Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُول ُالم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

"Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (al-Quran), bagi dia satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kali. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf."
(HR at-Tirmidzi).

✨Bagi seorang Muslim yang taat, al-Quran tak sekadar dibaca, tetapi juga diamalkan.

Rasulullah saw. memberikan perumpamaan:

الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ.

"Orang Mukmin yang membaca dan mengamalkan al-Quran bagaikan buah utrujah. Rasa dan baunya enak. Orang Mukmin yang tidak membaca al-Quran, tetapi mengamalkannya bagaikan buah kurma. Rasanya enak, namun tak beraroma. Orang munafik yang membaca al-Quran bagaikan rayhanah. Baunya menyenangkan, namun rasanya pahit. Orang munafik yang tidak membaca al-Quran bagaikan hanzhalah. Rasa dan baunya pahit/tidak enak."
(HR al-Bukhari).

#Persepsi Terhadap al-Quran
Bagaimana persepsi kaum Muslim terhadap al-Quran?

🌼Pertama: Di antara mereka ada yang menolak al-Quran digunakan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Persepsi ini jelas akan menjadikan al-Quran tak bedanya dengan lembaran kertas dengan tulisan-tulisan yang tak memiliki makna. Ini adalah persepsi yang absurd.

🌼Kedua: Di antara mereka ada yang hanya mengambil al-Quran sebatas petunjuk untuk mengatur masalah ibadah mahdhah dan sebatas nilai-nilai moral saja. Inilah persepsi kaum sekular.

🌼Ketiga: Di antara mereka ada yang meyakini bahwa al-Quran wajib diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka meyakini bahwa saat al-Quran diterapkan pada seluruh aspek kehidupan pasti akan membawa kebaikan. Inilah yang dinyatakan oleh Allah SWT:

Semangat BerhijrahWhere stories live. Discover now