103. Sedikit Ilmu Dari Allah

82 10 0
                                    

📝: EDI AH IYUBENU

Disebutkan dlm al-Qur'an, "dan Aku tidak memberikan ilmu pada kalian kecuali sedikit."

Sedikit menurut Allah, tak ada satu pun dr kita yg tahu seberapa.

Tp cb renungkan: kita mencapai kemajuan peradaban begini berkat pesatnya pengetahuan, sains, teknologi, kan.

Dan, ini semua adalah sedikit "kata Allah" tadi.

Sayangnya, kita lbh sering alpa bhwa ini semua hanya sedikit. Sekali lagi sedikit. Kita cenderung mendaku diri luas betul ilmunya, dahsyat.

Pdhal, kata Allah ya sedikit.

Malaikat pernah "berpendapat" pada Allah saat diberitahu ihwal Dia akan menciptakan makhluk di bumi. Kata malaikat "apakah Engkau akan menciptakan makhluk yg gemar merusak dan menumpahkan darah".

Allah menjawab: Aku lebih tahu (berilmu) dibanding kalian.

Lalu diciptakan Nabi Adam As dan Allah mengajarkan ilmu padanya. Saat Nabi Adam As diperintah menjabarkan asma²Allah pd malaikat, tunailah jabaran itu, yg tak diketahui para malaikat selama ini.

Kata Allah: bukankah Aku tlh berkata pd kalian sungguh Aku lebih tahu segala yg ghaib di langit n bumi, yg terang atau sembunyi² kalian lakukan.

Tegese, Allah Maha Mengetahui --ingat lagi, kita diberi ilmu hanya sedikit.

Di al-Kahfi 109, ditegaskanNya bhwa umpama kita diberi lautan tinta tuk menuliskan asma² Allah (ilmu²Nya), akan keringlah lautan trsbt sblm habis dituliskan. Bahkan bila diberi satu lautan lagi.

Ayat sejenis jg ada di Luqman 27.

Sjk dulu kala, berbagai ayat al-Qur'an juga pernah disangkal kebenarannya.

Dari "marajal bahrain yaltaqitan", air yg menghidupkan (kehidupan/makhluk hidup berasal dr air), hidrogen, tumbuhan yg berpasangan, janin yg melekat ke rahim bagai lintah, dll.

Termasuk, rumah laba² adalah serapuh²nya rumah. Dlsb.

Kita lantas cendrung mengecilkan al-Qur'an, bahkan bersombong diri, atas hal² yg dipandang kontradiktif dgn ilmu pengetahuan kita kini.

Bukankah amat mungkin ini semua krn skrang ilmu kita blum tahu saja hakikat jawabanya?Persisi dl, di Yunani Kuno saat Thales berfilsafat reinkarnasi dgn mengatakan manusia baik akan lahir kembali jd manusia dan yg jahat akan lahir lg jd ular dan tikus.

Di antara sbb reinkarnasi buruk itu akibat makan buncis.

Kita kini mentertawakan statemen itu, kan?Tp di masanya, pernyataan Thales itu dibenarkan dan diikuti para jamaahnya.

Jangan² kita kini bersikap antipati bgtu semata krn kita blm tahu keterangan ilmunya.

Sebagian kita pun menista tembakau ya jgn² krn semata jg blm tahu saja keterangan ilmu sainsnya, ya. Misal.

Kembali menyegarkan ingatan bhw "ilmu kita diberiNya hanya sedikit", seyogianya tdk ada keberanian bg kita tuk mengecilkan al-Qur'an, apalagi menyangkal dan bersipongah di hadapannya, hanya karena banyak ayat yg tak/blm bisa kita pahami makna dan maksudnya scr ilmu kita kini.

Dikhawatirkan bila kita bersikap negasi begtu pd al-Qur'an, yg terjadi kemudian adalah al-A'raf 40: siapa mendustakan al-Qur'an dan bersombong diri padanya takkan dibukakan padanya pintu² langit (ya hidayah, ya berkah, dll)...semustahil unta bisa masuk ke lubang jarum." 😢

Kanjeng Nabi Saw pernah berdoa agar salah satu dr dua Umar masuk Islam. Yg dimaksud adalh antara Umar bin Khattab dan Amr bin Hisyam (Abu Jahal).

Yg terpilih kemudian adalah Sayyidina Umar bin Khattab.

Apa pasal?

Sbb Amr bin Hisyam snantiasa menyangkal, mendustakan, dan bersombong pd keterangan² Kanjeng Nabi Saw (termasuk ayat² al-Qur'an); adapun Sayyidina Umar mendpt momentum mendengarkan adiknya membaca al-Qur'an n terpesona pada keindahan sastrawinya, lalu beriman.

Maka kiranya pintu hidayah dan taufikNya hanya kan terbuka mlalui "tidak menyangkal, mendustakan, menyombongkan diri" kpd al-Qur'an.

Begitu clue-nya.

Jadi, afdhalnya, jk saat ini kita blm bs paham dan ngerti ayat ini n itu, sikap diam, nerima saja dulu, adlah hal terbaik sajaJangan menyangkalnya, jangan menyangkalnya, sbb sikap itu adalah sumber dr mendustakannya dan menyombongkan diri kepadanya, dan hukumanNya adalah ditutupNya pintu² langit kepadanya.

Sesederhana itu sikap yg seyogianya kita rawat. Mari ingat: ilmu kita hanya sedikit.

Kepada orang² yg sdg bersikap menyangkal, mendustakan, dan menyombongkan (ilmu) dirinya pd al-Qur'an, kukira sikap terbaik kita ialah "biarkan saja", sbb mau diingatkan atau tidak sungguhlah akan sama saja buahnya pd diri mereka.

Semoga manfaat.

Wallahu a'lam bish shawab.

Semangat BerhijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang