101. Kotoran Jiwa

89 8 1
                                    

📝: @ulum.asaif

| | |

Ilmu itu bisa jadi ‘perhiasan’ jiwa. Namun bila dalam jiwa masih terdapat kotoran-kotoran, maka perhiasan pun tak bisa lagi untuk menghiasi.

Maka, sebelum diberi perhiasan, sebelum diberi ilmu, jiwa itu harus dibersihkan dulu dari segala kotorannya. Ada yg tampak jelas kotorannya, ada pula yg samar sifatnya.

Di antara yg tampak jelas kotoran jiwa adalah rasa bangga diri; bisa ini bisa itu, mampu begini mampu begitu, sampai-sampai melepaskan dirinya dari Allah sehingga ia merasa kebisaannya itu adalah sebab dirinya saja.

Ilmu enggan mendekat kepada pemilik hati yg sombong, congkak, dan ujub diri. Pun bila ilmu itu mendekat, ia tak jadi manfaat. Apalagi sampai menjadi berkah. Jauh.

Ilmu hanya masuk kepada mereka yg hatinya merendah layaknya pori-pori tanah yg diresapi tetes-tetes hujan.

Sombong itu kotoran jiwa yg jelas terlihat.

Namun, ada pula kotoran jiwa yg samar terlihat. Apa itu?
Yaitu; Merasa diri Bersih.

Itulah kotoran yg samar bahkan nyaris tak terlihat. Dampaknya bisa jadi lebih buruk dibanding jenis kotoran yg terlihat.

Bagi orang yg merasa punya dosa, ia tahu setiap saat hidupnya dibuntuti oleh bahaya akibat dosanya, sehingga ia terus berupaya membersihkan dirinya.

Namun, bagi orang yg merasa tidak punya dosa, butuh peristiwa amat dahsyat sehingga membuatnya sadar bahwa Merasa Tidak Kotor adalah Kekotoran itu Sendiri.

Semangat BerhijrahWhere stories live. Discover now