6. 𝔗𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 ℌ𝔬𝔤𝔰𝔪𝔢𝔞𝔡𝔢 𝔡𝔞𝔱𝔢

1.2K 198 11
                                    





✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵




Akhir pekan adalah waktunya beristirahat dan waktu ekstra untuk latihan Quidditch. Itu berubah ketika Felix melempar bantal tepat ke kepala Soobin sekitar tengah hari dan mengatakan kepadanya bahwa pacarnya sedang mengganggu pintu laluan masuk bagi pelajar Hufflepuff ke ruang rekreasi dengan irama yang kedengaran aneh dan tidak pernah didengarnya. Ya walaupun iramanya terdengar menyenangkan tapi itu cukup menganggunya.

(Yeonjun kemudian mengeluh kepada Soobin, "Aku terus mengetuk bagian rahasia dari pintu itu dengan irama 'Helga Hufflepuff' tapi kenapa malah aku disiram dengan air cuka? Bagaimana itu tidak benar? Aku cuma menambahkan sedikit irama lain supaya terdengar lebih keren. Apa itu salah?", ujarnya sembari mengembungkan pipinya yang originalnya sudah gembung seperti ikan buntal.)

Dengan penuh keraguan beserta helaan pasrah, Soobin bangun dari tempat tidur dan langsung bersiap dengan pakaian kasual. Dia menelusuri terowongan bawah tanah yang kecil, melewati pintu, dan melihat Yeonjun di sisi lain ruangan. Dengan senyuman yang dipaksakan di wajahnya, ia menyapa Yeonjun yang dibalas sapaan penuh ceria dan hangat.

"Ah! Selamat pagi, Precious-ku! Ayo kita pergi ke Hogsmeade bersama? "

"Um, untuk apa?" Soobin berjuang untuk tampak biasa walaupun ia tau pipinya sudah memerah karena perasaan malu yang dirasakannya; tidak ada yang pernah memanggilnya dengan kata precious sebelumnya. Panggilan romantis itu terdengar aneh di telinganya.

"Kencan!" Seru Yeonjun dengan semangat yang luar biasa. “Ini hari yang indah. Kenapa tidak?"

"Itu ... tidak buruk juga," kata Soobin perlahan. "Apa yang kamu rencanakan untuk dilakukan di sana?" Yeonjun mendongak, berpura-pura berpikir sejenak tapi Soobin seratus persen mengetahui bahwa anak itu sudah punya rencana sejak awal. Lihat saja bagaimana Yeonjun yang terlalu polos itu, gagal menyembunyikan seringainya. Soobin coba menerka dengan satu alis terangkat, menunjukkan mimik wajah yang tak senang. "Kedai Teh Madam Puddifoot?"

Yeonjun mencemooh. "Teh? Bukan gayaku. Tapi, kita bisa menuju ke Honeydukes." Dia lagi-lagi menyeringai. "Aku sedang ingin permen! Yang banyakkkk~"

Soobin berkedip. "Keren," katanya singkat. Oke, dia tidak mengharapkan itu. Honeydukes, meskipun bukan tempat yang sangat cocok untuk berkencan, namun ianya jauh lebih baik daripada taplak meja berenda dan confetti dalam cangkir tehnya. "Ayo pergi?"

"Apakah kamu bertanya padaku atau kamu mengatakan padaku?" Yeonjun berujar menggodanya.

"Memberi tahu? Memberi tahu. Aku memberitahumu." Soobin berdeham, mengabaikan kekehan Yeonjun yang membuat pipinya memerah. Dia buru-buru mengambil tangan Yeonjun dan menyeretnya. "Oke, ayo pergi."

Dengan bergandengan tangan, mereka berjalan menuju ke Hogsmeade. Soobin tidak terpikir untuk mengambil apa pun untuk dimakan sebagai sarapannya sebelum meninggalkan Hogwarts, tetapi Yeonjun sudah siap menyimpankan satu untuknya. Yeonjun memberinya sebuah apel, yang dia bawa dari Great Hall setelah usai bersarapan, yang bisa dimakan Soobin ketika di jalan.

Sebelum mereka memasuki Honeydukes, Yeonjun menyeret Soobin ke Zonko Joke's Shop untuk menjelajah, katanya.

Soobin hanya pernah berada di dalam toko ini sekali atau dua kali, jadi ini merupakan sebuah pengalaman baru. Yeonjun tampaknya seperti benar-benar berada di rumah sendiri, menyapa pemilik toko seperti orang itu adalah paman kesayangannya dan kemudiannya langsung pergi untuk melihat permainan sihir dan lelucon terbaru.

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang