15. 𝔗𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔭𝔢𝔩𝔞𝔧𝔞𝔯𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔯𝔟𝔞𝔫𝔤

933 169 56
                                    





✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵







Soobin duduk di atas sapunya, jauh dari permukaan tanah, angin yang bertiup mengacak-acak rambutnya. Dia telah berlatih cara naik dan turun selama satu jam terakhir sementara Yeonjun duduk belajar, sibuk dengan buku teksnya ―The Monster Book of Monsters. Dia melihat ke bawah, di mana Yeonjun duduk di atas rumput, dan berseru, "Bagaimana cuaca di bawah sana?"

"Segar!" Yeonjun merespon, tangan menangkup kedua sisi mulutnya agar suara itu berjalan lebih jauh, agar Soobin bisa mendengarnya. Dia melambaikan tangannya ke udara, menyeringai cerah, menampakkan gigi kelincinya yang mempesona.

Terbang rendah ke arah Yeonjun, Soobin bertanya dengan nada lembut, "Apakah kamu ingin ikut bergabung denganku?"

"Tidak apa, my precious. Aku akan baik-baik saja disini." Jawab Yeonjun tanpa ragu. "Kamu pasti ingat bahwa aku tidak memiliki, bagaimana harus ku jelaskan, pengalaman terbaik dalam mengendarai sapu terbang."

Soobin meringis, tiba-tiba merasa bersalah. "Aku benar-benar minta maaf tentang itu." Katanya. "Aku tidak pernah benar-benar meminta maaf kepadamu secara langsung."

Yeonjun menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, ada air di bawah jembatan waktu itu. Lagipula aku sudah melupakannya. "

"Biarkan aku menebusnya untukmu." Soobin melompat turun dari sapunya, membiarkannya melayang di udara. Ia melambai pada Yeonjun untuk datang dan mendesaknya untuk naik, "Menginjaklah." Yeonjun membuat wajah, menatap Soobin waspada. "Hanya sebentar. Aku akan berpegangan padamu saja, oke?"

Dibutuhkan beberapa lagi kata bujukan, tapi untungnya Yeonjun akhirnya bangkit dan berdiri di samping sapu milik Soobin. Dia mengayunkan kakinya di atasnya dan duduk dengan hati-hati, memegangi pegangannya begitu kuat sampai buku-buku jarinya memutih. Ketika Soobin melepaskan sapu, kaki Yeonjun terangkat dari tanah.

"Whoa, whoa, whoa, whoa—"

"Hey, hey, I got you! Don't worry!" Soobin tertawa ketika dia memegang bagian belakang jubah yang dikenakan Yeonjun. Yeonjun merengek minta diturunkan. "Jangan khawatir. Aku tidak akan melepaskannya. Untuk saat ini, bagaimanapun juga."

Fokusnya Soobin hanya pada Yeonjun; untuk membantunya menjaga keseimbangan diri dan sapu terbangnya. Siswa Slytherin itu memiliki kebiasaan bersandar terlalu jauh ke kiri, kedudukannya berbahaya sekali. Soobin menggunakan metode yang Hoseok telah ajarkan pada Hufflepuffs: berpura-pura seperti kau berada di balok es. Jika kau jatuh, kau tentunya jatuh ke dalam lautan es yang dingin, yang juga berisi paus pembunuh. (Iya nya terdengar brutal tetapi sungguh efektif. Tough love, antara moto hidup Hoseok yang lain.)

Setelah Yeonjun berjaya menguasai keseimbangan, Soobin membuatnya terbang lebih tinggi di udara. Yeonjun seketika merasa takut akan hidupnya, tetapi Soobin berjanji untuk tidak melepaskannya dan selalu ada untuknya.

Dia berjalan bersama Yeonjun, berbicara dengannya, tentang apapun itu, hal itu bertujuan untuk membuatnya tetap tenang. Yeonjun tanpa sadar sudah mencapai titik di mana ia bisa terbang lebih tinggi dari jangkauan Soobin, sehingga Soobin secara bertahap mengalihkan tangannya untuk membiarkan Yeonjun naik sendiri tanpa bantuannya.

"Lihat dirimu!" Soobin berseru, menyengir sembari mendongak ke atas. Yeonjun berteriak, kata-katanya terdengar aneh, sukar dipahami dan dimengerti, ketika dia menyadari seberapa jauh kedudukannya berada dari tempat Soobin berdiri. “Hei, kamu bisa menjadi sainganku berikutnya di lapangan Quidditch. Kamu bisa menyerangku sebagai posisi Beater!”

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Where stories live. Discover now