11. 𝔗𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔪𝔢𝔪𝔬𝔯𝔦 𝔪𝔞𝔰𝔞 𝔩𝔞𝔩𝔲

1.1K 186 62
                                    




✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵




"Hey, kau melihat Yeonjun?" Tanya Soobin pada Wooyoung yang kebetulan lewat didepannya.

"Eh, ada yang lagi mencari pacarnya." Ucap Wooyoung, tiba-tiba bersikap usil. Soobin menjadi salah tingkah. Telinganya memerah menahan malu. Tapi Wooyoung tidak sepenuhnya salah karena Yeonjun kan memang pacarnya. Walaupun cuma gara-gara love potion sih.

"Aku cuma bercanda. Ia bilang mau ke suatu tempat. Tapi mengenal dirinya cukup lama, biasanya anak itu di waktu seperti ini, ia pasti berada di Forbidden Forest. Yeonjun dan makhluk magis itu tidak bisa dipisahkan." Ujar Wooyoung sembari tertawa, menggeleng kepalanya memikirkan temannya yang satu itu.

"Di situ pacarnya Yeonjun hyung apa bukan sih? Bagaimana bisa tidak tau kebiasaan pacar sendiri?" Mendengar komentar pedas itu sedikit membuat Soobin merasa tertohok. Pandangannya jatuh kepada siswa yang tingginya sekitar 177 cm yang turut memandangnya dengan satu alis terangkat, seakan meledeknya. Dua manik mata bulat itu menatapnya dengan tatapan menyelidik. Soobin terdiam di tempat. Siswa Ravenclaw ini sudahlah bertubuh kecil, pendek pula tapi, kenapa malah dia yang merasa terintimidasi olehnya? Lucu sekali.

"Ih Tyun, tidak baik lho." Celetuk HueningKai, siswa Hufflepuff yang lebih muda. "Maaf ya, Soobin hyung. Taehyun lagi bad mood kayanya. Jangan diambil ke hati."

"Hyuka, aku tidak lagi—"

"Tyunnie, jangan protes!" Balas HueningKai sambil menolak punggung teman kecilnya, memaksa teman kecilnya berjalan meninggalkan kedua kakak kelasnya, Wooyoung dan Soobin. "Kami pamit ya, hyung berdua! Bye~"

Soobin menatap kedua adik kelasnya dengan perasan bingung bercampur panik. Entah sejak kapan mereka berdua ada di sampingnya. Oh, tidak. Apakah tindakannya ketauan oleh adik kelasnya? Tapi bagaimana bisa? Tidak mungkin, bukan. Soobin kemudian hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh. Biarlah, Soobin malas memikirkannya. Asalkan mereka tidak membeberkan rahasianya kepada semua orang, dia akan baik-baik saja. Semoga saja.

"Kalau begitu, aku pamit pergi. Terima kasih infonya, ya." Soobin segera pergi setelah melambai tangannya malas yang hanya dibalas anggukan mantap dari siswa Gryffindor tahun kelima itu. Kakinya melangkah laju menuju laluan ke hutan yang dikatakan Wooyoung. Tidak tau dari mana keberaniannya datang untuk memasuki hutan ini tanpa didampingi staf atau pengajar.

Oh Merlin, semoga saja tiada siapa melihatnya di sini. Bisa-bisa poin permata berlian-nya akan di ambil karena ditangkap melanggar aturan. Walaupun sebenarnya, ia bisa saja bertemu siswa Slytherin itu saat makan malam di Great Hall. Tapi, Soobin merasa sedikit aneh tanpa melihat siswa itu dekatnya.

Mungkin seharusnya aku menunggunya di Great Hall saja, ya. Pikirnya sejenak.

Tsk! Ia berdecih. Masa bodoh dengan House point. Soobin mau ketemu Yeonjun sekarang, bukan nanti malam.

Demi Yeonjun. Iya, demi Yeonjun. Soobin rela kehilangan poin-nya. Soobin tidak peduli.

Nekad sekali.




✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵





"Kamu kenapa duduk sendirian di sini? Tidak takut?" Yeonjun yang tenggelam dalam lamunannya segera tersadar dan menoleh ke arah sumber suara. Senyuman lebar yang manis mengembang di wajahnya. "Tidak kok. Lagian aku tidak lagi sendiri." Jawab Yeonjun santai, telapak tangannya dengan semangat menepuk tempat duduk kosong disebelahnya. Kening Soobin mengerut tidak mengerti.

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Where stories live. Discover now