19. 𝔗𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔞𝔩𝔞𝔰𝔞𝔫 𝔜𝔢𝔬𝔫𝔧𝔲𝔫

761 158 28
                                    





✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵






Hogwarts sepertinya terasa lebih tenang tanpa kehadiran Yeonjun di sisinya. Soobin sama sekali tak bermaksud jahat sudah berpikiran seperti itu tetapi sungguh, itulah yang dirasakannya saat ini. Dia menemukan kenyamanan dengan kehadiran siswa Slytherin itu, memang betul dan sungguh terasa asing baginya jika dia tidak melihat siswa yang lebih tua itu walau hanya dalam waktu sekejap. Dia tanpa sadar, mengembangkan kebiasaan selama beberapa minggu terakhir ini, seperti mengambil beberapa buah dari Great Hall ketika waktu sarapan untuk dimakan bersama nantinya dan yang paling menjadi kebiasaan barunya adalah menggapai sisi tubuhnya untuk memegang tangan yang lebih kecil yang sekarang menjadi cukup sulit karena tangan yang diharapkan sudah tidak ada lagi, meninggalkan sebuah ruang kosong yang tiba-tiba terasa asing karena Yeonjun bukan siapa-siapanya lagi. Yeonjun tidak lagi ada di sisinya.

Menyebalkan sekali.

Soobin masih melihat Yeonjun, di Great Hall, perpustakaan, di beberapa kelasnya, tetapi dia menghindarinya seperti wabah, tidak membiarkan Yeonjun menghampirinya walau sejengkal pun. Mereka berada di tempat yang sama namun tidak pernah sekalipun mereka berselisih jalan. Mereka seakan wujud sebagai dua garis paralel, garis yang terletak dalam satu bidang datar, tidak melintasi jalur atau tumpang tindih. Dan seperti garis paralel yang tidak akan pernah berpotongan meskipun garis tersebut diperpanjang, Soobin berharap dirinya dan Yeonjun akan tetap seperti itu selama yang mungkin. Sebut saja Soobin bersikap kekanakan, tetapi dia tidak bisa berbicara dengan Yeonjun dengan pikiran yang benar tanpa harus kehilangan kesabaran. Seharusnya dia tak perlu berlebihan seperti ini. Seharusnya dia lebih sanggup untuk membebaskan Yeonjun lalu membalaskan dendam dengan melupakan semua kesedihan, penolakan, kesendirian, dan luka.

Dia ingin berdamai, sungguh dia tidak tahan untuk terus hidup seperti ini tetapi dia perlu waktu untuk melampiaskan semua perasaannya pada Yeonjun, menghilangkan rasa suka dalam hatinya yang entah kenapa seolah tidak mau pergi dan sampailah dia bisa kembali ke saat di mana mereka baru saja berteman atau ke saat mereka hanya sebatas strangers, tanpa apa-apa beban perasaan.

Karena dia cukup tahu bahwa perasaan cinta dan kecewa itu akan terus berkecamuk di dalam pikirannya dalam beberapa waktu ini sebelum akhirnya semua tentang Yeonjun takkan lagi mengganggu isi otaknya jika dia berusaha lebih keras dalam melupakannya. Tapi, persoalannya, apakah dia bisa?

Semua orang ingin tahu apa yang salah. Apa yang merubah pikiran mereka? Apa sebenarnya yang terjadi? Baru tiga minggu berpacaran dan berpisah setelahnya. Bukankah itu cukup aneh? Beomgyu tahu hal yang sebenarnya, dan Taehyun dan Hueningkai sepertinya tahu alasan sebenarnya dari sisi Yeonjun. Bicara tentang Taehyun, Soobin tidak mengerti maksud dari jelingan tajam yang diterimanya dari siswa Ravenclaw kecil setiap kali berselisih dengannya dan tidak terlalu ambil pusing. Semua penyihir lainnya mencoba mencari informasi yang ditolak mentah-mentah oleh Soobin, semua jawaban yang ada tidak mau diberikan Soobin. Dia muak dengan anak-anak yang hanya ingin mencari drama, ketika mereka tidak punya hak menempelkan hidung mereka untuk mengikut campur ke tempat yang tidak seharusnya menjadi urusan mereka. Soobin membencinya.

Soobin berlindung di ruang rekreasi Hufflepuff, bersendirian. Menyembunyikan diri di balik keharmonian suasana di dalam asrama Hufflepuff. Sementara teman serumahnya ingin tahu tentang perselisihannya dengan Yeonjun, mereka semua cukup pintar untuk membiarkan dia memiliki ruangnya sendiri. Seandainya dia tetap di perpustakaan, dia kemungkinan besar akan bertemu dengan Yeonjun atau bahkan lebih buruk dan parah lagi — Myungjun dengan salah satu pena bulu otomatis-nya yang sedikit menakutkan itu dan tentu saja bersama variasi soalannya. Soobin dapat belajar dari kenyamanan asramanya sendiri, tidak masalah, dengan para Hufflepuff lain yang sedikit sebanyak menghormati konsep batasan pribadi. Meski, selalu saja ada pengecualian. Seokjin adalah orang yang selalu berhasil mendorong gelembung yang dibina Soobin. Entah kenapa dia bisa ada atau buat apa di dalam ruangan Hufflepuff sedikit meninggalkan tanda tanya di kepala Soobin. Dengan senyuman manis yang menampakkan eye-smiles miliknya, Seokjin tanpa diajak lantas bergabung dengannya di sofa pada suatu Sabtu sore dan memulai berkata, "Aku ingin bicara."

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang