8. 𝔗𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔭𝔢𝔯𝔩𝔞𝔴𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔔𝔲𝔦𝔡𝔡𝔦𝔱𝔠𝔥

1.1K 184 19
                                    





✷        ·   ˚ * .      *   * ⋆   . ·    ⋆     ˚ ˚    ✦   ⋆ ·   *      ⋆ ✧    ·   ✧ ✵   · ✵




Soobin mengundang Yeonjun untuk datang menonton perlawanan Quidditch yang berikutnya. Perlawanannya berlangsung pada hari Jumat, dan tim Hufflepuff akan menentang tim Slytherin. Ketika Soobin bertanya, Yeonjun membuat pertunjukan besar dengan berpura-pura memikirkannya sebelum akhirnya bersetuju. Soobin mencemooh sandiwaranya itu dan menggeleng pasrah. la tampak sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

“Aku memang akan pergi,” Yeonjun berkomentar lalu tersengih dengan lebarnya. "Untuk mendukung tim Rumahku, y'know?"

"Kamu seharusnya mendukung aku!" Soobin membalas tidak terima, berbicara sedikit kencang. Kemudian ia melihat sekitar setelah menyadari ucapannya. Ada beberapa siswa di sekitar dan dia tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan ide yang salah karena ucapannya. (Walaupun memang, hanya ada dua siswa di situ, satu di antaranya tertidur di dekat jendela.)

"Kata siapa?" Yeonjun mencemooh, alisnya terangkat seolah mengejek. Setelahnya dia berteriak, memompa tinjunya ke udara. "Ayo berjuang, Slytherin! Gempur tim Hufflepuff hingga menjadi debu! Ular bisa makan luwak sebagai pencuci mulut! ” Soobin memutar matanya mendengar teriakannya Yeonjun.

Ketika hari Jumat tiba, Soobin memastikan untuk minum banyak air dan mengonsumsi tiga kali makan sehari dengan gizi seimbang. Ia melewati semua kelasnya mengikut jadwal yang ditetapkan, bergaul dengan Beomgyu dan tidak lupa juga Yeonjun sepanjang harinya. Begitu malam bergulir, ia menuju ke lapangan dengan seragam tim Quidditch Hufflepuff-nya, sapu terbang di tangan kanannya, untuk pertemuan tim pra-pertandingan.

Para pemain semuanya sudah ada di sana ketika Soobin masuk ke dalam ruangan. Hoseok, lambang kepemimpinan tim mereka, berbicara kepada setiap pemain tentang apa yang harus mereka perhatikan secara individu untuk pertandingan Quidditch hari ini. Dia melakukan pertemuan solo sebelum pertemuan tim, yang benar-benar menyatukan semuanya.

Dia mengatakan pada Soobin untuk sentiasa berwaspada terhadap chaser tim lawan dan menjaga Quaffle, memastikannya untuk terus bergerak untuk di cetak ke dalam lingkaran di ujung tiang yang dijaga keeper lawan. Soobin menjawab dengan memberi hormat yang membuat Hoseok bersama sengihan andalannya membalas dengan menepuk punggungnya Soobin. Setelah Hoseok berbicara kepada semua orang, dia berdiri di depan untuk memberikan pidato singkat.

"Kita punya waktu lima menit sampai pertandingan dimulai," katanya, satu tangan di atas sapunya dan yang lain di pinggulnya. “Saya ingin semua orang tau bahwa kita berada di sini untuk menang, secara ramah dan adil. Fokus pada pertahanan kita, ingat strategi kita. Mainkan yang terbaik dan hasilnya nanti akan ditampilkan. Saya percaya pada kalian semua. Terbang tinggi, tim!"

Para pemain berhenti untuk melakukan ritual pra-pertandingan mereka. Sebagai Hufflepuff, mereka meluangkan waktu untuk menenangkan pikiran mereka. Ada pengecualian, seperti Seokjin yang mengunjungi tim untuk bertemu dengan Namjoon yang juga ada di situ untuk memberi dukungan semangat kepada temannya, Hoseok dan yang lain.

Sementara Soobin sedang meregangkan tubuhnya, ia memperhatikan prefek itu datang menghampiri dengan berhati-hati untuk meninggalkan permen dark chocolate dekat dengan Firebolt miliknya yang saat itu masih bertengger di rak. Kemudian, dengan cepat, Seokjin pergi ke sisi Namjoon dan mencium bibirnya sambil tertawa. Itu sebuah permandangan yang tipikal. Dia tidak merasakan apapun saat melihatnya. Mungkin karena Soobin sudah terbiasa.

𝕾𝖕𝖊𝖑𝖑𝖇𝖔𝖚𝖓𝖉 | 𝓎ℯℴ𝓃𝒷𝒾𝓃 / 𝓈ℴℴ𝒿𝓊𝓃Where stories live. Discover now