Part 11

3.7K 285 36
                                    

Langit jingga dari atas tebing keraton ini perlahan menampakkan keindahannya, membuat siapapun yang menyaksikannya akan jatuh hati.

Bukankah seharusnya senja memberikan kedamaian bagi hati siapapun yang memandangnya? Tapi kenapa rasanya, lukaku yang baru saja beranjak untuk sembuh ini kembali dikoyakkan?

Aku menyandarkan kepalaku pada Sam dan membiarkan air mata itu terjatuh dengan sendirinya.

"Apa aku emang ga ditandirin buat bahagia?" Gumamku.

"Nangis kalo mau nangis, lepasin semua yang ngusik  pikiran kamu disini," Sam mengusap puncak kepalaku lembut.

"Aku capek, Sam."

Apa aku harus menghilang dari bumi untuk tidak merasakan sakit?
Apa aku harus mengilang dari bumi untuk bisa merasakan apa itu bahagia?

Sam mengangkat kepalaku, lalu mengusap air mataku bersamaan dengan matahari yang kian tenggelam ditelan malam.

"Kalo kamu mau nangis di depan aku karena cowok lain, setidaknya biarin aku jatuh cinta sama kamu, Ra."

Dulu aku sempat berandai, seadainya kamu adalah Nuca, mungkin aku akan bahagia.
Tapi sekarang aku berandai, seandainya orang yang kucintai itu bukan Nuca, melainkan kamu, mungkin aku akan jauh lebih bahagia.

***

"Ra," panggil Keisya saat aku baru menaikki bus.

Aku tak menggubrisnya dan terus berjalan menuju kursinya diikuti dengan Sam.

"Ra, dengerin aku," Keisya menarik lenganku.

Mataku pun melirik kamera kesayangan Nuca yang kini ada tangan Keisya. Sekarang apa? Dia ingin menunjukkan padaku Nuca meminjamkannya kamera kesayangannya itu?

"Aku pengen dengerin penjelasan kamu, Kei. Tapi rasanya apa yang aku liat udah jelas," ucapku lirih.

"Aku minta maaf, Ra."

Aku melanjutkan langkahku lalu mendudukan tubuhku di bangku kosong. Sam pun duduk di sebelahku.

Tak lama kemudian Nuca datang, ia menatapku dalam sebelum akhirnya memilih bangku yang terletak tepat di belakangku.

Di sepanjang jalan menuju hutan Jayagiri, aku membiarkan kepalaku untuk bersandar dalam pelukan Sam. Aku hanya ingin menunjukan pada Nuca, bukan hanya dia yang bisa,aku juga bisa bersama laki-laki lain.

***

Waktu telah menunjukkan pukul setengah 9 malam dan kami pun akhirnya sampai di hutan jayagiri untuk melakukan pencarian jejak. Semua siswa berkumpul menjadi satu dan menunggu arahan dari guru pembimbing.

"Jadi kalian disini akan melakukan penjarian jejak dan mengikuti peta yang sudah dibagikan kepada masing-masing siswa. Kalian harus mencari pita merah dan menemukan kertas yang bertuliskan kode-kode sebanyak mungkin yang sudah disiapkan oleh panitia di sekitar tempat ini, jangan melintasi kawasan yang diberikan tanda silang, seluruh siswa harus berkumpul lagi disini pukul 11 karena pukul 12 kita akan menyalakan api unggun. Mengerti?"

"Mengerti pak!"

"Kalian akan dibagi menjadi berpasang-pasangan."

Unlove you Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon