Part 44

3.3K 419 407
                                    

"Tapi ma..."

"Sekarang kamu mau apa Ra?"

"Ma.."

"Kamu mau batalin pertunangan kamu? Ra.. Kamu tau sendiri, mama pun sayang banget sama Nuca. Mama udah nganggep dia kayak anak mama sendiri. Tapi 15 tahun dia pergi Ra.."

Ucapan yang keluar dari mulut Yolanda mampu mengunci mulut Tiara seketika. Mata gadis itu memancarkan perasaan yang sulit sekali diterjemahkan.

Sang ibu hanya mencoba untuk membuat anak semata wayangnya itu tidak memperburuk keadaan. Bagaimanapun juga dia adalah publik figur. Dan semua sikapnya akan menjadi sorotan banyak orang. Apa yang akan orang-orang katakan jika mengetahui dirinya berkencan dengan laki-laki lain setelah bertunangan dengan Sam?

"Kamu mau semua orang caci maki kamu lagi? Iya? Mau? Mungkin kamu ga peduli sama omongan mereka. Tapi apa kamu pernah mikirin perasaan mama Ra? Kamu tau sakitnya mama setiap liat komentar jahat orang tentang kamu?"

Yolanda memijit pelipisnya, mencoba untuk menenangkan diri. Sesaat kemudian ia kembali meraih kedua bahu Tiara.

"Pertunangan kamu sama Sam bakal diumumin hari ini. Jangan bertindak bodoh sampe hari pernikahan kamu. Mama mohon sama kamu. Tolong jangan bikin mama stres lagi karena tingkah kamu. Mama udah tua Ra, mama darah tinggi, ga bisa banyak pikiran lagi. Kamu mau bikin mama mati?"

Tiara memalingkan wajah, mendongak untuk menahan buliran air matanya.

Sulit.

Tiara berada di posisi yang begitu sulit.
Di satu sisi, ia tak mencintai Sam.
Namun, di sisi lainnya ia tidak ingin kembali membebani sang ibu.

"Apa yang harus aku lakukan?"

***

"Dok?"

Seseorang melambaikan tangannya di depan wajah Nuca dan membuat laki-laki itu tersentak seketika.

"Ah, iya maaf."

"Wali pasien dok," ujar seorang suster menunjukan wanita yang kini berdiri di hadapan Nuca.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?"

Nuca menghela napas panjang.
"Setelah melakukan pemeriksaan, anak ibu mengalami Endokarditis. Dimana terjadinya infeksi pada endokardium. Infeksi ini terjadi karena pertumbuhan bakteri ke aliran darah lalu menginfeksi bagian jantung yang rusak. Pada kasus yang dialami anak ibu, endokarditis ini sudah cukup parah merusak katup jantungnya. Dengan kata lain kita harus memasang katup buatan agar tidak memicu komplikasi yang berbahaya."

Terlihat raut wajah yang begitu khawatir dari wanita paruh baya itu. Ia pun mengenggam tangan Nuca dengan tubuh yang bergetar.

"Tolong selamatkan nyawa anak saya dok. Pastikan dia hidup dok."

Nuca hanya menatap wanita itu dengan iba. Bagaimanapun juga seorang dokter tidak bisa menjanjikan keberhasilan dalam sebuah operasi.

"Bu.."

"Dia anak saya satu-satunya. Dari kecil dia selalu sakit-sakitan karena penyakit ini. Tapi dia tidak pernah mengeluh dok. Dia anak yang kuat, tolong selamatkan anak saya."

Mendengar permohonan tulus dari sang ibu itu membuat hati Nuca bergetar.

Ia menunduk sejenak lalu melukiskan sebuah senyuman pada wanita itu.
"Saya akan melakukan yang terbaik. Larisa anak yang kuat, kita harus percaya dia bisa melalui semua ini."

Unlove you Onde histórias criam vida. Descubra agora