Part 45

3.2K 493 311
                                    

Guys kalo ga mau ketinggalan tiap cerita ini up, jangan lupa add ke library kalian yah biar dapet notif ❤️

-Beberapa hari sebelumnya-

Nuca memejamkan matanya sesaat menyaksikan mobil Tiara yang perlahan menghilang dari jangkauan pandangannya.

Nuca berjalan ke trotoar dengan langkah terseok-seok tanpa memperdulikan setiap pasang mata yang kini tertuju padanya.
Dirasakan getar yang luar biasa hebat di kedua kakinya akibat terlalu lama berlari.
Ia terlihat begitu kacau.
Sorot matanya terlihat begitu sendu.
Laki-laki itu sakit.
Hatinya terluka.

Ada banyak yang ingin Nuca sampaikan pada Tiara.
Ia ingin mengatakan semua alasan mengapa ia pergi begitu saja saat itu.
Karena saat terakhir kali mereka bertemu, Nuca hanya mengatakan bahwa ia sekarang menjadi seorang dokter bersama Lyo.
Dan ketika Tiara mendengar Nuca dan Lyo bersama selama 15 tahun ini, Tiara menghentikan pembicaraan mereka mengenai apa yang Nuca  lakukan di London.
Melihat sikap Tiara hari itu, Nuca yakin, Tiara juga tidak membaca surat yang ia tinggalkan untuknya sebelum ia berangkat.

"Aku dan Tiara telah melalui banyak sekali perpisahan
Perpisahan yang selalu mengantarkan kami untuk kembali berpisah
Dan sepertinya, malam ini adalah upacara perpisahanku dan Tiara yang terakhir.
Ku kira aku bisa mencintainya dengan caraku. Namun ternyata, aku hanya memikirkan diriku sendiri...
Aku hanya bisa membuat hatinya terluka tanpa pernah ada usaha untuk menyembuhkan luka itu..
Aku terlalu fokus untuk membahagiakannya hingga aku lupa, bahwa ternyata ia lebih bahagia tanpa hadirku.
Dan pada akhirnya usahaku untuk membahagiakannya hanya berujung pada kehilangan..."

Nuca meraih ponselnya untuk menghubungi Lyo. Seseorang yang selalu berada di sisinya di saat ia berada di titik terendah dalam hidupnya.
Namun, saat tengah mencari nama gadis itu di kontaknya, ia menyadari sesuatu.
Ia bahkan tidak mempunyai nomor telpon Lyo lagi setelah kembali ke Jakarta.

Laki-laki itu menekan pelipisnya kuat, mencoba untuk menetralisir segala sakit yang kini bertumpuk dalam otaknya.

Bugh!

Buku tangannya memukul aspal dengan kuat, membuat darah segar mengalir begitu saja.

Ah Nuca. Aku bahkan tidak sanggup membayangkan betapa hancurnya hatimu saat ini.

Drt.. drt..

Nuca membuka matanya dan mendapatkan nama Dokter Lini disana.

Ia menarik napas dalam lalu menghembuskannya kasar.

"Hmm?"

"Hasil tes pasien yang datang tadi sore sudah keluar. Dia mengalami infeksi ring jantung. Sekarang demam tinggi dan baru saja diberikan intubasi."

"Tanda vitalnya?"

"Detak jantungnya 120 dengan tekanan darah 90/60."

"Oke. Saya akan kesana secepatnya. Siapkan ruang operasi dan lakukan anestesi pada pasien."

"Baik."

Nuca mematikan sambungan telpon dan segera menghentikan taksi untuk kembali ke rumah sakit.

Di sepanjang perjalanan pikiran antara pasien dan Tiara terus berputar di dalam kepalanya.
Nuca menggertakkan rahangnya, mencoba untuk mengusir nama Tiara sejenak dari otaknya. Walaupun sulit setidaknya untuk saat ini saja.
Bagaimanapun juga ia adalah seorang dokter dan akan sangat berbahaya jika masalah pribadinya justru akan mengancam nyawa pasien.

Unlove you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang