Part 46

3.1K 442 317
                                    

"Dok... Infeksinya sangat parah," Joshua menatap Nuca yang kini tampak begitu kalut.

Sudah 1 jam Nuca menekan aliran pendarahan, namun hasilnya nihil.

"Kamu bisa Ra..." batin Nuca.

Nuca baru mengetahui kondisi jantung Tiara yang sebenarnya hari ini.
Maksudku, Nuca tau jika Tiara sakit. Tapi dia tidak tau jika jantungnya sudah separah ini.

Bertahan hidup sampai hari ini dengan kondisi jantung yang sakit sedari lahir tentu saja merupakan perjuangan yang luar biasa.

Bayangkan saja, seberapa keras Tiara menahan sakit yang bahkan sering ia sembunyikan itu.

Percayalah, rasa sakit yang bisa membuatmu menangis itu benar-menar menyiksa.
Batin dan fisiknya begitu tersiksa.
Apalagi ia harus mengonsumsi obat-obatan sepanjang hidupnya.
Bisa kau bayangkan seberat apa hidup Tiara selama ini?

"Dok... kalau terus dipaksakan operasinya akan gagal."

Nuca menengadahkan kepalanya ke atas, mencoba untuk berpikir jernih.

"Kita angkat bagian terinfeksinya dulu."

Namun, bersamaan dengan terangkatnya bagian terinfeksi itu...
"Dok.. pendarahan!"

Degh!

Jantung Nuca berdegub kencang.

"Suction," perintahnya.

Joshua pun mengambil benda yang terlihat seperti sebuah selang kecil lalu menghisap darah yang kian mengalir deras itu.

Nuca sangat tau jika operasi ini terus dilanjutkan, maka dirinya akan sangat beresiko kehilangan Tiara, namun bagaimanapun juga, Nuca pasti akan lebih menyesal jika ia kehilangan Tiara karena dirinya menyerah dan tidak akan melakukan apapun untuk menyelamatkan Tiara.

"Dok..." Joshua menggeleng, memberikan isyarat kepada Nuca untuk menghentikan operasi.

Operasinya benar-benar sudah tidak bisa dipaksakan lagi.
Tiara sudah kehilangan banyak darah karena darah yang sulit membeku.

"Bovie," Nuca kembali menadahkan tangannya kepada perawat untuk melanjutkan operasi.

"Apa kamu gila?!" Joshua menaikkan suaranya melihat tindakan Nuca yang benar-benar beresiko tinggi ini.

Nuca tetap diam.

Ia mencoba setenang mungkin, meskipun kini ada jutaan hal yang berlalu lalang di dalam pikirannya.

Nuca memikirkan segala kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi.
Dan kemungkinan terburuknya adalah kehilangan Tiara selamanya.

"Dokter!"

Nuca memejamkan matanya sejenak.

"Terus pompa dan ikuti perintah saya," titah Nuca kepada para perawat untuk terus memompa kantung darah dan tidak memperdulikan Joshua.

"Dok, maaf jika saya lancang, tapi saya rasa dokter sudah melewati kapasitas pasien. Tolong hentikan operasi ini."

Nuca tak bergeming.

Unlove you Where stories live. Discover now