[18] Kau dibully dan tidak mengatakan apa-apa?

3.4K 594 42
                                    

Jing Ji awalnya sudah menjadi fokus siswa di kelas. Ketika Ying Jiao datang, hampir semua mata tertuju pada dua orang itu.

Siswa lelaki di barisan belakang menepuk meja dengan heboh dan bersiul.

Gadis-gadis itu juga bergosip pelan sambil menatap mata kedua orang itu dengan pandangan berbinar.

Pipi Jing Ji panas, merasa canggung dan malu, dia menatap Ying Jiao, "Kau lepaskan aku!"

Ying Jiao menyeringai, "Ada apa? Kau mau bilang aku tidak bisa memegangmu?"

Jing Ji segera menyangkal, "tidak!"

He Yu yang menonton dari tadi akhirnya tidak bisa menahan diri. Dia dengan hati-hati menarik Ying Jiao, "Kakak Jiao, Jing Ji harus mengikuti ujian di sore hari."

Ying Jiao memberinya tatapan dingin, "memangnya aku tidak ujian?"

Zheng Que menimpali, "Ya, ya, kakak Jiao, jika ada yang harus kalian bicarakan, nanti saja selesai ujian, Jing Ji tadi diganggu oleh penyihir tua ..."

Ying Jiao beralih menatapnya, "Siapa?"

Zheng Que menceritakan kejadian yang terjadi di pagi hari dengan jujur, dan berkata, "Kau tahu tidak, Jika Jing Ji tidak bereaksi dengan cepat, kertas ujiannya akan tersobek sia-sia."

"Ironis," Tangan kanan Ying Jiao sedikit diremas, dan memandangi Jing Ji dengan ringan, "Apa yang aku katakan di pagi hari? Kau dibully dan tidak mengatakan apa-apa?"

Dia menggertakkan giginya dengan ringan, "Kau harus memberitahuku."

"Bukan apa-apa," Jing Ji tidak bisa menyingkirkan tangannya dan hanya pasrah, nadanya masih tenang. "Biar hasil ujian yang berbicara."

"Kau bijak sekali." Ying Jiao mencibir, melepaskan tangan Jing Ji.

"Lain kali ...," katanya samar-samar, "Lihat bagaimana aku akan mengurusmu."

Jing Ji tidak mengerti apa yang dia maksud, dan terlalu malas untuk bertanya. Setelah Ying Jiao melepaskannya, dia mengibas jari-jarinya yang kesemutan dan berbaring di atas meja untuk menebus tidur.

Pada sore hari, ujian matematika. Guru pengawas di ruang ujian Jing Ji bukan lagi Zhang Jing, tetapi dua guru laki-laki.

Setelah mendapatkan kertas ujian, Jing Ji menulis nama dan kelas seperti biasa, dan kemudian mulai menelusuri pertanyaan.

Topik ujian tidak sulit, dan bahkan dapat disebut sederhana untuk Jing Ji.

Jing Ji mengambil penanya dan mulai menjawab pertanyaan.

Secara kebetulan, Zhang Jing menjadi invigilator di ruang ujian Ying Jiao.

Zhang Jing masih dengan retorika yang sama--

"Kalian lakukan ujian dengan jujur! Jika aku menemukan ada kecurangan, ingat konsekuensinya!"

..."Kalian biasanya tidak bekerja keras, apa gunanya kerja keras selama ujian!"

Disisi lain, semenjak Zhang Jing muncul, suasana hati Ying Jiao seketika memburuk.

Mengingat Jing Ji yang dibully, wajah Ying Jiao berubah menjadi hitam seperti bagian bawah wajan.

He Yu sempat berpikir, untung saja mereka biasanya tidak bertemu Zhang Jing, si penyihir tua. Tetapi tidak disangka, manusia mengusulkan tetapi Tuhan yang menentukan, penyihir itu menjadi guru pengawas mereka.

Ketika Zhang Jing menunduk dan menghitung kertas ujian, He Yu mengambil kesempatan menyelinap diam-diam dengan gaya kucing ke arah Ying Jiao, dan menatapnya dengan tatapan rumit, "Kakak Jiao, kau tenanglah."

[END] Dressed as School Beauty ex-BoyfriendWhere stories live. Discover now