[22] Mulut ini tiba-tiba menjadi sangat manis.

3.3K 610 24
                                    

Ying Jiao bersama yang lainnya memiliki malam yang bising kemarin, sekelompok anak laki-laki mabuk berkerumun di dalam ruang karaoke semalam dan tertidur sampai keesokan harinya, kemudian bangun dan pergi mencari makan.

Semua orang bangkit dan tanpa mencuci wajah langsung pergi, tetapi Ying Jiao yang menjaga imejnya menyuruh Zheng Que pergi dan membantunya membeli satu set perlengkapan cuci muka, yang berhasil dia tuntaskan ditoilet sebelum pergi keluar.

Melihat wajah Jing Ji yang terkejut, sudut bibir Ying Jiao sedikit terangkat, dia beruntung karena tidak berkubang di lumpur dengan orang lain (idiom); mengikuti contoh buruk dari orang lain.

/udah cuci muka wangi kinclong biar ga malu-maluin kalo papasan sama gebetan./

Jing Ji masih terkejut menatap Ying Jiao, "Kenapa kau di sini?"

Ying Jiao melemparkan gelas teh susu yang tersisa setengah ditangannya ke tempat sampah dan berjalan mendekat, "Sudah larut malam, jadi aku tidak pulang," dia mengangkat alisnya dan menatap Jing Ji, "Apa kau kembali untuk belajar mandiri?"

Jing Ji menurunkan kelopak matanya, "hm."

Ying Jiao tersenyum, tidak lagi banyak bertanya.

"Apa kau sudah makan? Ayo kita pergi bersama."

"Aku sudah sarapan." Jing Ji menggelengkan kepalanya, menolak, ingin mengatakan sesuatu lagi, namun Zheng Que, yang telah menunggu di belakang, berlari datang, "Ayo, ikut saja dengan kami, lagipula kau juga sendirian."

Mental Zheng Que tebal seperti jarum stabilized force, dia tidak sadar secara tidak sengaja menusuk titik sakit Jing Ji, masih menyengir, terus mendesak, "ayo ikut kami makan bersama, apa enaknya pergi sendirian, berkelompok lebih---"

"Bukankah kau mau pulang karena ada urusan?" sela Ying Jiao.

Dia menatap Zheng Que sambil tersenyum, "Kalau begitu kau pulang saja duluan, tidak perlu mengkhawatirkanku."

Mata Zheng Que melebar, "Kapan aku---"

"Ya, ya, kami akan menemani Lao Zheng bersama, tolong jaga dirimu sendiri Kakak Jiao." He Yu datang, menutupi mulut Zheng Que dengan satu tangan dan menyeretnya pergi.

Zheng Que masih berjuang, mencoba untuk memprotes namun ditendang diam-diam oleh Peng Chengcheng dan akhirnya pergi dengan sedih.

Orang yang menjengkelkan itu akhirnya terselesaikan. Ying Jiao menekan layar ponsel dan melihat jam, berkata kepada Jing Ji, "Sekarang sekolah belum dibuka, kau tidak bisa masuk, mau menemaniku makan?"

Dia tersenyum, menunjuk ke arah tiga temannya yang hampir tidak terlihat, tanpa tahu malu berkata, "Mereka sudah pergi, aku tidak ingin makan sendirian."

Jing Ji ragu-ragu, tetapi akhirnya mengangguk, "Oke."

Ying Jiao memilih kedai sarapan dan ingin memesan beberapa hidangan secara acak, tetapi ketika dia memikirkan kebiasaan Jing Ji yang tidak suka menyisakan makanan, dia hanya pesan sepiring daging babi panggang saus madu dan iga babi, ditambah kubis bawang putih. Setelah mengkonfirmasi bahwa Jing Ji benar-benar sudah sarapan, dia tidak memesan bagiannya, dan hanya memesan Yangzhi Ganlu.

*Makanan penutup nektar poplar bergaya Hong Kong.

"Lao Liu akan mengumumkan hasil ujian hari ini," Ying Jiao menelan makanannya dan berkata kepada Jing Ji, "Kita mungkin bertemu dengannya ketika kembali."

Efisiensi guru percobaan provinsi sangat tinggi, setelah ujian, pasti tidak akan melebihi tiga hari, dan semua hasilnya akan keluar.

Dalam waktu empat hari, Daftar Merah akan dipasang di pintu gedung pengajaran, dan semua guru dan siswa yang keluar masuk dapat melihatnya.

Ying Jiao terkekeh, "Dia pasti sangat senang melihatmu bekerja keras sekarang."

Jing Ji menekan bibir bawahnya sedikit dengan malu-malu, "Bukan apa-apa, hanya belajar secara normal."

Disela mengobrol, Yangzhi Ganlu disajikan. Ying Jiao mendorong mangkuk itu ke Jing Ji, "untukmu."

Jing Ji terkejut, "tidak perlu."

"Tidak apa-apa, kau sudah meluangkan waktu menemaniku makan," Ying Jiao mendorong lebih dekat, "Aku tidak tahu apa kau suka atau tidak, jadi aku hanya memesannya sesuka hati."

Jing Ji tidak ingin mengambil keuntungan darinya lagi, tetapi dia terlalu sulit untuk menolak dan hanya bisa menerima, "Terima kasih."

Hatinya resah, kali ini juga harus memberinya sesuatu.

Ying Jiao yang tidak tahu bahwa Jing Ji sedang memikirkan batas garis pemisah dengannya, sambil makan, dia berkata, "Cobalah, bagaimana rasanya?"

Jing Ji mengambil sendok dan dengan lembut menyendokkan ke mulutnya.

Bahan-bahan di kedai ini sangat berkualitas, mangga yang manis, aroma susu dan buahnya sangat kaya. Begitu masuk ke mulut, enak dan menyegarkan langsung terasa.

"Benar-benar manis dan lezat," Jing Ji menelan pulp mangga di mulutnya dan menjawab.

Ying Jiao memperhatikan dengan seksama raut wajahnya, dan lega melihat Jing Ji benar-benar menyukainya.

"Terima kasih." kata Jing Ji sekali lagi.

"Sama-sama." Ying Jiao terkekeh, "Kau--"

Ponselnya di atas meja tiba-tiba bergetar. Ying Jiao melirik ID penelepon dan langsung memutus panggilan.

Tetapi pihak seberang tidal menyerah dan terus melakukan panggilan meski tetap di putuskan sepihak.

[END] Dressed as School Beauty ex-BoyfriendWhere stories live. Discover now