[40] Nasib Baik Jing Ji

2.4K 493 70
                                    

Jing Ji yang tadinya tersentuh seketika berubah tersipu, "Kau, jangan bicara omong kosong!"

Ying Jiao menatapnya dengan heran, "Kapan aku berbicara omong kosong? Sepertinya kau lupa. Kemarilah, kakak akan membantumu mengingat."

"Dimalam yang gelap dan larut, lampu warna-warni berkelap-kelip di dalam bilik karaoke. Di bawah pengawasan lebih dari 20 orang teman sekelas, aku mendorongmu ke sofa---"

Belum menyelesaikan kalimat, buku latihan melayang ke arahnya.

Jing Ji tidak tahan, mengertakkan gigi dan berkata, "Diam!"

Ying Jiao dengan mudah memblokir buku latihan itu, mengangkat alis, "Wah, kau tidak mengakuinya, teman sekelas kecil, apa kau slag?"

*bermain-main dengan perasaan orang lain, tidak bertanggungjawab, tidak mengakui sesuatu.

Jing Ji tersendat, "kita tidak, tidak ciuman!"

"Jangan bercanda," Ying Jiao menjatuhkan buku latihan di atas meja dan berbalik, "Pada saat itu, lebih dari separuh teman kelas menyaksikannya. Kau masih tidak mau mengaku?"

Dia beralih mengetuk meja He Yu di belakang, "Lao He, tanyakan sesuatu padamu, hari kita makan malam ..."

Sebelum kata-kata berikut keluar, Jing Ji menutup mulut Ying Jiao erat-erat dengan tangannya.

He Yu yang sedang bermain game dengan Peng Chengcheng mendongak, melihat postur keduanya, dia menundukkan kepalanya lagi dengan muka datar, mengambil buku latihan soal wusan dan membuat dinding penghalang, seakan peringatan jangan mengganggu.

Namun, wajahnya terlalu besar untuk bisa dihalangi buku itu. Dari sudut pandang Ying Jiao, dia bahkan bisa dengan jelas melihat sudut-sudut mulut He Yu yang berkedut ...

"Hm?" Ying Jiao memegang pergelangan tangan Jing Ji, menjauhkan dari mulutnya, menatap He Yu dan tersenyum, "Lao He, aku bertanya kepadamu, saat kita makan malam..."

"Jangan tanya!" Telinga Jing Ji memerah, dia mencoba yang terbaik untuk menahan panas di wajahnya, dan kemudian menekankan dengan suara rendah, "Jangan tanya!"

"Bagaimana mungkin masalah prinsip tidak ditanyakan?" Ying Jiao dalam mode bermuka dua, dia berbalik lagi, "Mungkin aku salah mengingatnya."

Jeda sejenak, dan menambahkan, "Hanya bertanya pada He Yu tidaklah akurat, siapa lagi yang ada di sana hari itu? Lao Zheng, Lao Peng, Wu Weicheng ... semua harus ditanya."

Jing Ji, "..."

Ying Jiao menahan tawa, menatap wajahnya yang memerah, "Jadi, apakah kita berciuman?"

Jing Ji menarik napas dalam-dalam, wajahnya hampir secara spontan panas. Dia membuang pandangan ke bawah, mengertakkan gigi, "Ci-ciuman."

"Benarkah? Apa aku harus bertanya yang lain lagi?"

Jing Ji menutup matanya, takut dia akan benar-benar bertanya, dan berkata, "Sungguh! Ciuman!"

Ying Jiao akhirnya puas, mengusap kepala Jing Ji, tidak lanjut menggodanya lagi.

°°°

Sejak berbagi rahasia mereka, hubungan antara Jing Ji dan Ying Jiao menjadi lebih dekat dari sebelumnya.

Dulu, hampir semua interaksi antara keduanya adalah inisiatif Ying Jiao. Kecuali untuk belajar, Jing Ji jarang berbicara dengannya.

Namun kini, saat jeda antar kelas, Jing Ji sesekali mengambil inisiatif untuk mengobrol dengan Ying Jiao. Meski masih malu-malu setelah digoda terakhir kali, ia tidak lagi kesal. Bahkan jika Ying Jiao sering merokok, Jing Ji akan menegurnya.

[END] Dressed as School Beauty ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang