twenty five : dies irae

122K 15.4K 2.2K
                                    

day of wrath

_______________

"Kenapa Solstice sih nama tempat ini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa Solstice sih nama tempat ini?"

Aku masih terpana melihat keindahan panorama yang disuguhkan restoran eksklusif keluarga Abrisham ini -yang kedua penerusnya kebetulan juga berada di hadapanku-. Hamparan pegunungan saling berderet, terlindung langit senja, yang menjadi kanvas atas hamburan warna-warna matahari yang hendak terbenam. Biru gelap dengan semburat oranye, merah muda, serta ungu, menciptakan suasana romantis favorit para pujangga atau 'pemuja semesta kekinian' setidaknya.

Ini merupakan kunjungan keduaku ke tempat ini dan rasanya memang sungguh berbeda. Spot kami makan saat ini sepertinya spot favorit para customer. Berada di pinggir tebing yang mempertunjukkan siaran langsung terbenamnya matahari, dengan tema piknik outdoor lesehan bergaya rustic, lengkap dengan sentuhan karpet coklat-merah beserta furnitur palet kayunya. Tidak seperti kunjungan pertamaku ke sini bersama Papa Mama yang sangat formal di spot bungalow eksklusif bertema fine dining, bersama Reno dengan ambience seperti ini benar-benar terasa romantisnya, bahkan dengan Attaya yang berada di tengah-tengah kami.

"Kalau kata Rania sih konsepnya ambil dari momen solstice. Tau kan kamu, solstice itu apa?" pria di hadapanku bertanya balik tanpa menatapku, yang sedang menikmati saat-saat matahari kembali menyingsing di antara gunung-gunung yang berdiri kokoh mengitari kota kami ini. Sesekali ia menanggapi celoteh putri di pangkuannya yang terkekeh setiap semilir angin membuat rambut panjangnya bergerak-gerak menutupi wajah cantiknya itu.

"Pernah denger. Intinya karena posisi matahari sedang jauh dari bumi, bikin siang jadi lebih lama waktu musim panas."

"Iya. Itu yang summer's solstice. Ada lagi yang winter's solstice, justru siangnya lebih pendek, dan malam jadi malam terlama sepanjang tahun. Solstice itu momen waktu posisi matahari ada di titik paling jauh dari bumi, dan sementara bumi tetap berputar di porosnya, posisi matahari jadi tepat di atas kepala, akhirnya bikin matahari terkesan stand still, terdiam beberapa saat." Reno menjelaskan dengan mengibaratkan kepalan tangan kiri sebagai bumi, dan kepalan tangan kanan sebagai matahari.

"Rania bilang, tempat ini bisa jadi tempat kamu enjoy the food while capture the moment when the sun is setting down, karena pergi ke sini bersama orang-orang yang penting buat kamu, makes the time stand still for a moment, kan?" Reno tersenyum sambil menatapku sekilas, "dan karena solstice setahun ada dua kali, makanya resto ini juga cuma ada di dua tempat. Satu di sini, mewakili winter's solstice, jadi cuma buka malem aja, buat para pemburu sunset. Yang satu lagi ada di Bali, mewakili summer's solstice, bukanya dari pagi buat liat sunrise."

Aku membulatkan bibirku dan mengangguk kagum,

"Gila ya, kalian sekeluarga otaknya nggak main-main perasaan, sampai sedetil itu mikirnya."

Primum, Non Nocere (First, Do No Harm)Where stories live. Discover now