Kado ulangtahun

103 19 7
                                    


Lim Youngmin membuka pintu ruang latihan klub dance dan sudah disuguhi kumpulan orang-orang yang sedang berkumpul di tengah-tengah. Padahal masih pagi, kenapa pada berisik?

Dari yang Youngmin curi dengar, ternyata anak itu, yang Youngmin benci, Jeon Woong tengah berulang tahun hari ini. Ternyata umurnya lebih tua dari Woojin tapi kelakuannya seperti anak esdeh. Youngmin hanya mendengus dan berjalan menuju lokernya untuk berganti pakaian.

Setelah kerumunan itu bubar, Youngmin melihat Woong tengah tersenyum dengan sangat cerah dan tengah memperlihatkan sepatu putih yang terpasang di kedua kakinya. Youngmin tebak itu sepatu baru dan mungkin seseorang memberikannya untuk kado ulang tahunnya.

Park Woojin yang dulu selalu tersenyum dan tertawa lebar hingga memunculkan gingsulnya, saat ini hanya tersenyum tipis, dan pandangan matanya, pandangan mata itu yang Youngmin inginkan, pandangan mata yang dalam tengah diberikan pada lelaki mungil itu.

Youngmin mengalihkan perhatiannya pada ponselnya. Ia tidak perduli pada hari ulangtahun orang lain. Atau tentang tatapan mata Woojin untuk orang lain. Youngmin tidak,

Cemburu.
.
.
.
Youngmin berjalan dengan mantap menuju kelas Woojin pagi ini. Dengan sebuah kotak yang berada di ranselnya, Woojin mungkin akan menyukainya.

Sesampainya disana, Lelaki mungil itu mencuri start. Disana ia sedang mengulurkan sebuah kotak kecil pada Woojin. Woojin menerimanya dengan senyuman itu. Dan mata itu.

Lagi-lagi, tatapan dalam itu, Youngmin juga menginginkannya.

Youngmin melihat Kepala Woong mendekat pada wajah Woojin, sedikit berjinjit karena Woojin lebih tinggi, dan selanjutnya Youngmin berbalik arah dan berlari keluar kampus. Youngmin memutuskan untuk membolos pelajaran hari ini.

Youngmin tidak bisa menceburkan diri di kolam lagi seperti dulu, ia memang ingin menangis tetapi itu tidak bisa. Hatinya terlalu perih untuk bisa menguras air matanya.

Youngmin berhenti di halte bis, berdiri dan memandangi langit yang tengah mendung. Meremas tas ranselnya yang berisi barang yang seharusnya sudah diterima oleh seseorang. Tetapi Youngmin memilih untuk melarikan diri. Lagi. Lagi. Dan lagi. Dan akan seperti ini lagi.

Youngmin tidak tahan lagi. Youngmin menginginkan mata itu. Youngmin menginginkan pandangan mata yang lembut itu menatapnya. Youngmin menginginkan senyuman tipis itu diberikan kepadanya. Youngmin menginginkan wajahnya juga menyentuh wajah si kulit tan itu.

Youngmin menginginkan dirinya.
.
.
.
Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang