S2 ~ Tidakan yang berani

34 7 1
                                    

Awal maret, membuka aktivitas baru Youngmin untuk setahun kedepan. Karena memang sebentar lagi Youngmin akan lulus, jadi Youngmin memutuskan untuk keluar dari club dan fokus untuk belajar. Memang anak kuliahan itu selalu banyak tugas jika mendekati tahun kelulusan.

Youngmin saat ini tengah berada di kelasnya. Masih berada di kelasnya, sebenarnya. Hari masih sore, tapi jam pelajaran untuk mapel yang Youngmin ikuti hari ini sudah selesai.

Youngmin memutuskan untuk melanjutkan tugas yang belum diselesaikannya. Memutuskan untuk menyelesaikan saat itu juga, karena jika sudah sampai di apartemennya, Youngmin ingin langsung tidur saja. Jika mengerjakan tugas dirumah, akan malas nantinya dan pada akhirnya tugas itu malah tidak jadi dikerjakan.

Youngmin melirik smartphone nya yang tergeletak di sebelahnya. Ada notifikasi masuk pada aplikasi KakaoTalk. Youngmin memutuskan untuk membacanya, dan sedetik kemudian membalasnya. Setelah itu Youngmin kembali fokus pada tugasnya yang tadi sempat diabaikan.

Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki yang sangat familiar terdengar ke telinga Youngmin. Youngmin tersenyum kecil, menduga kalau orang itu pasti akan menyusulnya ke ruangan ini.

"Rajin bener." Woojin berucap sambil melangkah kearah Youngmin yang duduk di meja paling depan, lalu duduk disebelah Youngmin.

"Ada tugas. Kalo udah di rumah malah males ngerjain. Mumpung masih disini jadi sekalian." Jelas Youngmin. Woojin hanya mengangguk. "Tumbenan banget lo bolos club. Emang gak ada yang nyariin? Para maba kan masih butuh bimbingan lo." Lanjutnya.

Woojin hanya meringis. "sekali-kali gapapa, lah."

Youngmin melirik kearah Woojin yang berada di sebelahnya tengah memainkan ponselnya. Menatap rahang tegasnya, yang paling Youngmin suka. Sebenarnya poin dari 'rahang tegas' itulah yang membuat Woojin banyak disukai orang banyak. Termasuk Youngmin sendiri yang juga menyukainya.

Lalu perhatian Youngmin turun pada leher Woojin yang terbuka. Karena sudah memasuki bulan maret, udara jadi lebih hangat, dan pakaian yang Woojin pilih tidak terlalu tertutup. Sebenarnya masih dingin bagi Youngmin, tapi tidak bagi Woojin yang memang menyukai musim dingin.

Youngmin mengarahkan kepalanya pada leher itu, setelah itu menggigit pelan. Woojin sedikit terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, Woojin melirik kearah Youngmin yang wajahnya sudah tenggelam pada ceruk lehernya.

"Ada apa, nih?" Woojin terkekeh merasakan geli pada lehernya.

"Cuma pengen nandain aja. Kan biasanya lo yang selalu nandain gue, gue juga mau coba." Ucap Youngmin setelah melepaskan gigitannya pada leher Woojin. Woojin memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan tubuh Youngmin. Setelah itu memiringkan kepalanya ke kiri agar lebih mempermudah kegiatan yang Youngmin ingin lakukan.

Mendapati lampu hijau, Youngmin langsung membenamkan lagi wajahnya pada ceruk leher sang pacar, tanpa tahu kalau tempat yang mereka tempati itu adalah tempat umum yang masih banyak orang lalu lalang di luar ruangan tanpa menutup pintu ruang kelas. Siapapun bisa melihat aktivitas mereka.

Termasuk orang yang sekarang tengah berdiri di belakang pintu yang setengah tertutup. 

.

.

.

.

Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Where stories live. Discover now