Hari baru, hati baru, di tahun baru

132 21 5
                                    


1 Januari.

Tahun baru.

Libur kuliah.

Saatnya kencan.

Woojin dan Youngmin sedang duduk berdua di Lotte world. Tahun baru seperti ini, taman hiburan ini benar-benar ramai. Youngmin bersikeras untuk mengajak Woojin ke tempat ini walaupun Woojin inginnya rebahan di kasur tercinta. Tapi melihat wajah marah Youngmin terlihat sangat lucu di mata Woojin.

Sebenarnya selalu lucu. Woojin bahagia jika Youngmin merasa marah, jengkel, kesal, dan tertindas. Kebahagiaan Woojin selalu di perputaran itu, jika Youngmin bahagia Woojin selalu mematahkannya dan Youngmin kembali marah. Woojin selalu menyukai ekspresi itu sedari dulu.

Tetapi Youngmin tetap sabar dan ajaibnya malah Youngmin yang cinta buta pada Woojin. Mengejutkan.

"Jeon Woong." Youngmin membuka suara tiba-tiba setelah mereka tertelan dalam keheningan yang lumayan lama. Tapi kenapa malah nama itu yang pertama kali diucapkannya?

"Hah?! Kenapa?" Tanya Woojin.

"Kapan mau putus sama dia?" Tanya Youngmin. Woojin memasang wajah bingung. Dan juga sejak kapan Woojin pacaran dengan kakak satu tingkat di atasnya itu?

"Eh? Mmm.. belom tau." Jawab Woojin seadanya. Sepertinya Youngmin mengira kalau Woojin dengan Woong tengah menjalin hubungan. Tapi dari mana Youngmin punya pemikiran seperti itu?

"Eh, iya. Berarti Youngmin Hyung lagi pacaran sama orang yang jelas-jelas Youngmin Hyung tau masih punya pacar?" Woojin tertawa melihat wajah marah Youngmin, ekspresi kesukaannya muncul lagi.

"Gue gak bisa maksa lo buat putusin tuh orang apa enggak, disini gue yang salah ngerebut lo dari dia. Padahal jelas-jelas lo nya aja gak suka sama gue, gue nya aja yang ngenyel. Kalo lo masih pengen mempertahankan hubungan lo sama tuh orang gue izinin kok. Kalaupun lo mau mutusin gue sekarang juga gapapa."

Ucapan Youngmin panjang lebar membuat hati Woojin sedikit sakit. Sebenarnya Youngmin sedang menahan rasa sakitnya untuk tidak mengatakan hal itu, tapi disini Youngmin merasa dirinya yang harus sadar diri.

"Yaelah, selow aja kali." Balas Woojin. Youngmin menggeleng.

"Lo emang cocok, sih, jadi cowok brengsek. Tapi gue maunya lo jadi cowok baik-baik. Cukup gue aja yang brengsek."

"Hah! Omongan lo sama muka imut lo gak singkron."

"Serius. Gue udah seneng kok. Seminggu ini bisa dapetin hati lo, udah cukup buat gue bermain angan." Youngmin menghembuskan nafas beratnya.

Woojin tertawa keras melihat wajah sedih Youngmin. Salah satu ekspresi favoritnya juga. Youngmin menatap Woojin dengan tatapan heran.

"Gak ada yang lucu, ya!"

"Gak. Ada kok yang lucu. Kamu." Woojin terkekeh melihat ekspresi Youngmin yang berubah menjadi marah. Woojin tidak tahan lagi, ia segera meraih wajah Youngmin dan membawanya dalam ciuman lembut dan hangat dibawah hujan salju dan lalu lalang orang-orang.

Woojin tersenyum tipis. Salah satu ekspresi kesukaan Youngmin. Dan salah satu kebenaran yang terungkap membuat hati Youngmin lega dan berbunga. Ingin sekali rasanya ia menaiki wahana roller coaster agar bisa berteriak sekeras mungkin untuk kebahagiaannya yang tidak bisa ia bendung lagi.

"Dengerin baik-baik, loh, ya! Pertama, gue gak pernah jadian sama Jeon Woong. Gue gak tahu kenapa lo bisa mikir sampe kesana.

Kedua, gue juga gak pernah jadian sama Kang Mina. Yang dulu cuman bercanda doang, pen liat reaksi lo. Eh lo nya malah ngilang. Gila deh gue.

Ketiga, yang kemaren, sama lo itu, ciuman pertama gue. Pernah hampir dicium sama Woongie-hyung tapi gue berhasil menghindar. Hehehe :)

Keempat, mulai sekarang dan selamanya, lo cuma milik gue, lo cinta pertama gue.

Kelima, hayuk!"

Youngmin mengerjapkan matanya. "Hayuk? Kemana?"

"Hehehehe" Woojin cengengesan. "Kita swidikap swidikapkap sawadikap wik wik lagi-Uhuk!"

Youngmin meninju perut Woojin dan berlari menjauhi Woojin. Bukan karena permintaan Woojin yang eror, tapi untuk menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.

"Kalo gitu mah, tinggal gas keun atuh gak usah minta." Dumel Youngmin yang masih berlari menjauhi Woojin yang berada di belakangnya juga ikut berlari sambil meneriaki namanya.
.
.
.
Fin

Unpredictable Love {Champaca}Where stories live. Discover now