Jadian

111 18 0
                                    

Youngmin menyipitkan matanya dan mengerjapkan kedua matanya saat dirasa cahaya matahari masuk ke sela-sela jendela yang sudah tertutup rapat. Perlahan Youngmin membuka kedua matanya dan melirik jam dinding digitalnya.

8.34 a.m

Youngmin mengalihkan perhatiannya dari jam menuju wajah tenang dari Woojin yang masih menutup matanya setelah kegiatan tak terencana semalam. Youngmin mengingat dengan jelas, setiap detail dari pengalaman pertamanya ini, kemungkinan tidak akan pernah terlupakan seumur hidupnya.

Youngmin mengeratkan pelukannya pada Woojin yang saat ini masih belum berpakaian. Sebenarnya mereka berdua tidak ada yang berpakaian, setelah kegiatan mereka memutuskan untuk lanjut tidur dan hanya mengandalkan selimut untuk menutupi tubuh mereka.

Youngmin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Woojin yang lumayan berotot itu, membuat sang empunya terbangun akan gerakan yang dilakukan oleh laki-laki manis itu. Woojin tersenyum kala melihat kakak manis kesayangannya itu tiba-tiba bertingkah imut dan manja padanya.

Entah kenapa, Woojin menyukainya. Semua yang terjadi saat pagi dini hari tadi, Woojin merasa kalau memiliki hubungan khusus bersama orang yang sekarang berada di pelukannya tidak buruk juga. Bukan. Malah bagus. Seperti, rasa ketakutan karena Youngmin bisa saja meninggalkannya sewaktu-waktu jadi tidak akan muncul lagi.

"Hyung." Panggil Woojin membalas pelukan dari Youngmin.

"Pokoknya ini lo yang mulai, ya!" Ucap Youngmin.

"Hah?! Apanya?"

"Semuanya!" Youngmin mengangkat wajahnya menatap mata Woojin yang tajam tapi lembut itu. Sebelah alis Woojin terangkat bingung.

"Gamau tau! Pokoknya lo yang mulai! Sekarang gua mau terus terang aja sama lo. Lo punya gue sekarang. Titik!" Ancam Youngmin yang di mata Woojin tetap terlihat imut.

"UwU banget sih ayang beb quuuhhh.. iya tau kok, gue yang mulai."

"Jijik banget, sih! Gak usah panggil-panggil ayang beb! Jijik! Geli gue dengernya!"

"Gue juga geli kali ngomongnya."

Youngmin kembali menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Woojin, memejamkan matanya berniat untuk kembali tidur karena jujur saja, Youngmin masih mengantuk.

Woojin masih tidak menyangka akan perbuatannya semalam. Dan sekarang tiba-tiba saja Woojin merasa memiliki hubungan yang spesial bersama teman yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Rasanya agak aneh, tetapi Woojin tetap merasa senang dan lega.

Mungkin memang ia belum mengetahui apakah perasaan seperti ini sama dengan perasaan yang Youngmin punya, tapi melihat hancurnya Youngmin semalam membuat Woojin tidak tega dan memutuskan untuk membuat Youngmin jatuh kedalam pelukannya.

Woojin sendiri merasa kalau ini tidak benar, seakan-akan sedang mempermainkan perasaan Youngmin, hanya karena Woojin takut ditinggal lagi. Tapi Woojin bertekad akan belajar memiliki perasaan yang sama dengan Youngmin.
.
.
.
Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin