S2 ~ Mencoba untuk tidak khawatir

30 7 0
                                    

"Jeon Woong." Ucap Youngmin tiba-tiba. Membuat Woojin yang sedang berdiri memasak membelakangi Youngmin mengerutkan keningnya. Setelah kegiatan semalam, mereka berencana untuk bersantai-santai di dalam apartemen Youngmin.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Mau sampai kapan lo ngebiarin Woong ngedeketin lo?" Youngmin memainkan selimutnya yang ia bawa dari kamar. Duduk di meja kecil di tengah ruangan dengan menyelimuti keseluruhan tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam dengan selimut.

"Gue udah ngomong ke dia kalo gue udah punya pacar. Cuma dia gak percaya." Woojin menaruh makanan yang sudah jadi ke meja kecil di tengah ruangan ruang depan. Duduk manis dan mengambil sumpitnya.

"Terus lo biarin aja, gitu?"

"Ya terus mau gimana? Youngmin Hyung yang minta buat rahasiain hubungan kita, wajar aja kalo Woongie Hyung gak percaya."

"Gue cuma belom siap." Gumam Youngmin, mengambil sumpitnya dan memulai untuk makan. Woojin menatap Youngmin yang masih terbalut selimut, memajukan wajahnya dan mencium ujung pelipisnya.

"Ada yang lo takutin?" Tanya Woojin lembut.

"Gak tau." Youngmin menatap Woojin cemas. "Cuma resah aja."

Woojin tersenyum kecil, Woojin tidak mengerti keresahan seperti apa yang dirasakan oleh Youngmin. Tapi Woojin mencoba untuk mengerti niat Youngmin yang tidak ingin hubungan mereka terekspos.

"Mungkin, suatu saat, gue aja yang ngomong ke Woong kalo lo pacar gue." Youngmin melanjutkan makannya. Woojin mengangguk paham juga melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

"Lo gak khawatir?" Tanya Woojin.

"Gue khawatir tiap hari. Gue takut lo ninggalin gue suatu saat. Tiba-tiba. Gue takut. Tapi gue gak bisa ngatur-ngatur hidup lo. Hidup lo, lo sendiri yang ngatur. Gue cuma orang asing. Gue gak mau bikin lo merasa terkekang karena pacaran sama gue." Jelas Youngmin.

"Kok orang asing? Kita itu udah bareng-bareng dari esdeh."

"Selama kita belom nikah, kita ini masih orang asing. Itu yang ada di kepala gue. Gue cuma berusaha untuk membuat lo nyaman sama hubungan ini." Youngmin menaruh mangkuk dan sumpitnya di atas meja, tanda ia selesai dengan sarapannya.

"Lo cuma berusaha buat gue? Buat diri lo sendiri?"

Youngmin tersenyum lebar. "Dimanapun itu berada, keadaan apapun itu, selama gue bareng lo, gue ngerasa nyaman. Bisa dapetin lo itu adalah anugerah terindah buat gue. Gue bahagia."

.

.

.

.

Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Where stories live. Discover now