Chapter 1: Jeon Jungkook did a big oopsie.

4.3K 425 80
                                    

"Um, halo?"

Jungkook mendongak dari ponselnya. Alis dan matanya berkerut saat sinar matahari menerpa retinanya dengan tiba-tiba, Jungkook menghabiskan satu menit penuh untuk berusaha memaksa retinanya merespon cahaya dengan baik sebelum akhirnya bisa menatap lawan bicaranya dengan jelas dan menemukan seorang lelaki dengan gigi gingsul tersenyum cerah padanya. Jenis senyuman yang membuat Jungkook balas tersenyum secara naluriah.

Dia sedang duduk di bawah pohon bunga Desember yang belum berbunga, menikmati angin dan udara terbuka yang segar sambil bermain game di ponselnya menanti Park Jimin datang menghampirinya untuk kelas bersama. Cuaca Seoul sedang begitu bersahabat hingga beberapa mahasiswa menggunakan pakaian santai yang mengizinkan kulit mereka menyerap banyak vitamin D dari matahari hari itu. Mereka duduk bergerombol di atas rerumputan yang bersih dan empuk, berdikusi dan mendengarkan lagu. Bernyanyi bersama menikmati masa muda mereka yang indah sebelum minggu depan mereka menghadapi ujian akhir.

"Halo," balasnya tersenyum pada pemuda di hadapannya yang menggunakan pakaian kasual yang ringan dan aroma matahari yang kuat, rambutnya mencuat-cuat dibelai angin dan wajahnya merah padam. "Apakah ada yang bisa kubantu?"

"Aku Kim Mingyu, dan kurasa aku tersesat?" Pemuda di depannya menatap Jungkook dengan pandangan campuran antara bersalah dan malu sehingga Jungkook terkekeh. "Aku sudah berkeliling kampus setidaknya tiga kali untuk menemukan gedung jurusanku dan aku tidak bisa menemukannya. Aku mulai menyerah dan maaf, aku menganggu waktu istirahatmu."

"Aku Jeon Jungkook, senang bertemu denganmu." Dia mengulurkan tangan dan Kim Mingyu menjabatnya dengan ramah. "Kau sama sekali tidak menganggu. Kau jurusan apa?" tanyanya dengan ramah. "Aku Desain dan Seni Murni. Aku bisa menemanimu mencari gedungmu jika kau mau?"

"Benarkah?" seru Mingyu dengan suara lega yang membuat Jungkook tersenyum lebar. "Aku juga Desain dan Seni Murni." Balas Mingyu dengan ekspresi lega yang membuat Jungkook kembali terkekeh. "Aku akan menempel padamu sepanjang sisa kehidupan perkuliahanku agar aku tidak tersesat lagi. Man, menyeramkan sekali berputar-putar di tempat yang kau tidak fahami."

"Sangat," Jungkook mengangguk setuju, geli melihat betapa ramah dan menyenangkannya pemuda di hadapannya. Dia kemudian menepuk-nepuk jinsnya, membersihkan sisa rumput yang tadi didudukinya lalu mengangguk pada Mingyu. "Ayo, kau sudah makan siang? Kelas sebentar lagi."

Mingyu nyengir. "Kita akan jadi teman yang luar biasa?"

"Tentu," balas Jungkook menyambut jabatan tangan akrabnya yang hangat dan menenangkan. "Ayo," katanya kemudian mengajak pemuda itu beranjak ke kafetaria tempat Jimin menanti mereka sebelum kelas.

.

SPELLBOUND

part 1; the awakening.

.

"Jadi, Mingyu, kau anak baru?"

"Aku mengambil cuti satu tahun untuk semester kemarin dan baru saja kembali," katanya dengan senyuman di bibirnya saat mereka menyiapkan diri untuk mengikuti kelas.

Mereka duduk di baris ketiga dari mimbar, posisi strategis yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan tempat kejadian perkara atau mimbar dosen mereka. Jungkook suka posisi ditengah-tengah karena tidak cukup dekat untuk diskusi intim bersama dosen tapi juga tidak terlalu jauh sehingga fokusnya untuk kuliah lenyap. Jimin tidak pernah mempermasalahkan posisi duduknya karena dia menghabiskan waktu kuliah untuk bermain Tinder mencari pasangan yang cocok untuknya dan Jungkook tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan Jimin selama kuliah.

SpellboundWhere stories live. Discover now