Chapter 5: Spellbound, the first phase

1.7K 305 33
                                    

Menghela napas panjang, Jungkook meletakkan dua buku yang dipinjamkan Taehyung padanya. Buku itu beraroma kuat usia, halamannya sudah menguning dan jilidannya agak rusak dimakan rayap, lemnya habis dan benang jilidannya sudah mencuat kemana-mana namun selebihnya buku itu masih bisa dibaca. Jungkook hanya harus bersikap sangat lembut pada bukunya karena beberapa halaman terancam terlepas dari jilidannya. Sejenak dia berpikir, apakah buku ini warisan dari nenek moyang Taehyung? Dia membalik sampulnya dan menemukan buku ini datang dari tahun 1893. Kaget, Jungkook kemudian mengecek di internet tahun berapa Hamlet ditulis dan lega saat menyadari bahwa buku di tangannya bukan cetakan pertama, namun mungkin adalah buku cetak pertama di Inggris mengingat buku cetak mulai bermunculan di tahun 1892.

"Buku ini lebih tua dari neneknya nenekku," desah Jungkook meletakkan buku itu di atas meja selembut memperlakukan bayi. "Kau pasti sudah diwariskan turun-menurun."

Pemuda itu meraih kamus Oxford yang disimpannya hanya sebagai pajangan di rak bukunya. Sekarang kamus itu pasti akan berguna saat dia harus membaca karya Shakespeare. Tuhan tahu bagaimana menyakitkannya proses awal penciptaan bahasa Inggris di tangannya. Seluruh vocabulary baru yang diciptakannya sebelum disempurnakan hingga menjadi bahasa Inggris moderen—serapan-serapan bahasa-bahasa lain dan struktur kalimatnya yang belum sempurna. Jungkook kemudian mendesah panjang, menumpukan keningnya di kamus Oxford raksasanya.

Dia tidak yakin bagaimana menceritakan mimpinya pada Taehyung. Lebih karena dia sendiri tidak percaya sepenuhnya pada kinerja otaknya. Hal ini benar-benar membuat Jungkook frustasi. Sebagian dirinya hanya mengingat trauma tajam bergerigi yang ditinggalkannya namun sebagian lagi tidak terlalu memercayai matanya sendiri yang tidak yakin bahwa dia benar-benar melihat seseorang di kamarnya.

"Kau hanya tidur dua jam semalam, mungkin otakmu lelah." kata Taehyung saat itu menenangkan, Jungkook menatapnya dalam-dalam; mencoba menilai kejujurannya. "Malam ini, tidurlah lebih awal, oke? Aku khawatir halusinasinya berlanjut jika kau tidak tidur awal."

Dan saat dia pulang, Taehyung dengan kasual menyentuh tato anyar Jungkook yang masih terasa berdenyar samar untuk mengeceknya. Jungkook yakin dia tidak berhalusinasi saat tubuhnya merespon sentuhan itu berbeda dari sebelumnya. Ujung jemari Taehyung terasa sejuk seperti es, menyengat rasa sakitnya lenyap seketika.

Lalu pemuda itu mundur, menurunkan tangannya dan tersenyum. "Hati-hati di jalan," katanya dengan halus mengusir Jungkook dan membungkam pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin Jungkook akan ajukan.

Otaknya macet, dia benar-benar tidak faham apa yang terjadi. Apakah Kim Taehyung orang yang berada di kamarnya malam itu?

Jungkook kembali membenturkan kepalanya ke kamus Oxford-nya dengan suara duk! keras lalu mengerang. Kenapa otaknya yang lelet ini tidak mau bekerja juga? Saat berdiri di pintu keluar, berpamitan pada Taehyung yang seindah dewa, Jungkook menatapnya dalam-dalam. Mengerahkan semua sisa kekuatannya dan menghembuskan pertanyaan yang sangat menganggu kepalanya walaupun hati kecilnya sangat takut pada jawabannya:

"Apakah kau adalah dirimu seperti yang kupikirkan adalah dirimu?"

Sekarang saat dia memikirkannya, Jungkook merasa bodoh. Apa yang dikatakannya? Terdengar bodoh dan tidak masuk akal sama sekali. Mereka berdiri di sana, berhadap-hadapan dalam suasana jingga matahari terbenam musim panas yang indah. Berpandangan dan tidak yakin bagaimana menyudahinya.

Akhirnya setelah dua ratus lima puluh empat detakan jantung, Taehyung tersenyum. Dia mengulurkan tangannya dan menyentuh anting-anting Jungkook dengan lembut lalu membelai cuping telinganya yang sensitif. Jungkook sontak gemetar oleh sentuhan itu; gemetar dalam konteks yang tidak pernah dibayangkannya. Tangan Taehyung tetap di sana, lama sekali hingga Jungkook yakin jarinya merasakan debaran pembuluh darahnya lewat kulit Jungkook yang tipis.

SpellboundWhere stories live. Discover now