Chapter 6: Kim Taehyung to the rescue

1.6K 314 43
                                    

Taehyung menoleh ke pintu yang terbuka dengan suara engselnya yang kurang oli dan menahan helaan napas kecewanya saat Jimin dan Mingyu muncul di pintunya dengan wajah menyerah yang begitu menggemaskan hingga Taehyung tidak tega. Alih-alih, dia mempersilakan mereka masuk dan menyalakan komputer sementara dia menyelesaikan tato kliennya yang menunggu.

Dia mempercepat prosesnya sebelum akhirnya mengucapkan terima kasih dan memastikan kliennya kembali beberapa hari lagi untuk menyelesaikan tatonya. Dia mendesah dan bergabung dengan keduanya yang sedang bermain game, menjeda permainan mereka saat Taehyung bergabung di beanbag yang mereka gunakan untuk duduk menghadap layar komputer.

"Maaf, Hyung," kata Mingyu begitu Taehyung mendudukan dirinya di sofa di sisi mereka yang sedang asik bermain game di komputernya. "Kami sudah mencoba semua cara tapi dia tetap menolak."

Taehyung tertawa kecil walaupun separo hati kecilnya merasa gelisah atas ketidakhadiran Jungkook dan fakta bahwa kedua temannya berada di tempatnya. Jungkook sendirian. Fakta itu membuatnya mulas. "Tidak apa-apa. Mungkin dia memang butuh waktu." katanya mencoba menekan luka kecewanya yang berdarah untuk menahan sakitnya. Dia sejenak kecewa pada dirinya sendiri karena mengekspos fakta tentang dirinya dengan tiba-tiba tanpa peringatan.

Untuk Jungkook itu jelas merupakan alarm alami yang membuatnya mundur. Reaksi apa lagi yang diharapkan Taehyung?

"Dia tidak pernah bersikap dramatis seperti ini," kata Jimin masih berkonsentrasi dengan permainan di layar komputer. "Apakah terjadi sesuatu? Saat terakhir dia di sini?"

Perut Taehyung mengejang sejenak sebelum dia berbohong dengan mulus. "Aku membicarakan sejarah pemikiran moderen dengannya. Menurutmu itu cukup menyeramkan untuk berhenti berteman denganku?" Tidak bisa dikatakan sebagai 100% kebohongan karena mereka memang membicarakan itu hanya saja reaksi Jungkook sangat berbeda.

Taehyung tertawa terbahak-bahak saat keduanya memberikannya tatapan ngeri yang identik dengan tatapan Jungkook—namun dengan alasan yang sangat berbeda. Dan itu membuatnya merasa kembali kecewa karena teringat itu ulahnya hingga Jungkook sekarang menolak untuk datang ke parlornya lagi. Dia menghela napas, mencoba menenangkan dirinya saat tiba-tiba seluruh tubuhnya meremang.

Dia menoleh ke pintu, seluruh sarafnya tegang dengan cara yang tidak terlalu familiar dengannya dan dia bisa saja meledak karena sensasi itu. Seperti ditekan dari segala arah dan dia kesulitan untuk menarik napas tanpa terengah-engah. Taehyung memicingkan matanya—mencoba mengatur ritme kerja tubuhnya sendiri.

Suara tawanya yang mendadak lenyap membuat kedua adiknya kebingungan. Mereka bertukar pandangan dengan kikuk sementara di hadapan mereka Taehyung nampak seperti serigala marah yang teritorinya baru saja diganggu. Tubuhnya melengkung dengan cara yang aneh; seperti busur panah yang siap melenting meluncur melukai siapa saja yang menghalanginya. Dia nampak sedang memasang pose defensif, siap menyerang. Walaupun sebenarnya yang ditatapnya hanyalah pintu.

"Hyung?" coba Mingyu, perlahan dan melirik Jimin yang berhenti bermain. "Kau oke?"

Taehyung tahu perasaan ini; perasaan bahwa pasangannya sedang diganggu. Ada yang mencoba merusak mantera yang diikatkannya pada Jungkook. Dia bisa merasakan didasar perutnya ada sesuatu yang ditarik dan dicabik; rasa sakit kebas yang aneh. Seperti mencubit bagian tubuhnya yang baru saja disuntik anastesi; sakit geli yang aneh. Dia berdiri, membuat kedua bocah di kakinya terkesirap kaget oleh gerakan tiba-tiba itu.

SpellboundWhere stories live. Discover now