Chapter 16: Jeon Jungkook prepared for the war.

1.9K 283 42
                                    

"Kurang cepat!"

Jungkook terengah-engah, mengibaskan lengan bawahnya lagi dan memunculkan pecut listrik keemasannya; menatap Taehyung yang matanya bersinar biru elektrik. Sudah seharian mereka berlatih dan Taehyung belum nampak berbelas kasih sama sekali pada Jungkook.

Mereka sudah berlatih setidaknya selama berjam-jam sejak pagi tadi tapi Taehyung belum juga nampak puas dengan kemampuan Jungkook. Lagi dan lagi, dia bersikap agresif pada Jungkook dan sama sekali tanpa belas kasihan. Jungkook terbiasa pergi ke gym—menghabiskan seharian di sana berusaha menyiksa dirinya agak tidak gendut tapi hal itu sangat berbeda dengan latihan tiran Taehyung.

Dia bisa saja kurus, tapi dia benar-benar kuat.

Jungkook kewalahan menghadapi setiap serangannya hal terakhir yang ingin dilakukannya hanyalah bergelung di lantai dan menangis karena lelah. Tapi dia juga tahu masalah sedang dalam perjalanan ke Samhita, sebagai salah satu ras Brahmana, dia harus melindungi bangsa ini, sama seperti yang dilakukan Taehyung.

"Lagi." Katanya lalu tanpa aba-aba mengejang dan menyabetkan pecut listriknya yang berkeretak, Jungkook berjengit, hanya sempat berpikir untuk mengayunkan pecutnya hingga membentuk tameng di depannya dengan kepalanya yang terasa selamban sapi dan lecutan Taehyung mengenai permukaan listriknya hingga berdentum keras dan menggetarkan seluruh ruangan.

Saat sarapan tadi Jungkook mendengar bangsa Samhita berbisik-bisik tentang kehebatan pertarungan sesama ras Brahmana hingga seluruh ruangan bergetar, belum lagi radiasi kekuatannya yang membuat mereka terkadang harus berhenti bekerja sejenak. Jungkook yang sibuk memindahkan isi mangkuk makanan ke mulutnya hanya tersenyum kikuk meminta maaf.

Sebelum Jungkook sempat menghela napas dan menata otaknya yang macet oleh ledakan kekuatan mereka tadi, Taehyung berdecak keras: "Kananmu!" serunya seraya mengayunkan lengan kanannya dan Jungkook berteriak kaget, tidak berhasil menghindari serangan Taehyung dengan cukup sigap.

Serangan Taehyung dengan telak mengenai sisi tubuhnya dan membuatnya terlempar beberapa meter dan mendarat dengan punggungnya. Dia terbatuk keras; tubuhnya terasa remuk oleh serangan itu. Apakah rusuknya patah? Setidaknya mungkin memar. Dia mengerang keras, berbaring di tanah berusaha menenangkan dirinya dan otaknya yang berdering nyaring oleh rasa syok dan sakit.

Sial.

Taehyung mengibaskan pecutnya lenyap dan matanya berubah gelap, memberi tanda pada Jackson dan Yugyeom untuk diam di tempat lalu berlari menghampiri Jungkook yang mengerang keras berbaring di tanah; teler. Taehyung berjongkok di sisinya, menggumamkan kata-kata lalu menulis di dada Jungkook yang terengah-engah. Rune itu menyala redup lalu menyusup ke dalam dada Jungkook yang nyeri.

Dan seketika itu juga sakit Jungkook lenyap.

Dia mengerang lagi, menatap Taehyung yang tersenyum. "Ayo," dia bangkit, mengulurkan tangan dan menarik Jungkook berdiri. "Istirahat dulu." Katanya kemudian meremas tangan Jungkook hangat lalu berbatuk keras dan menghela napas berat.

Latihan itu tidak hanya membuat Jungkook kelelahan, tapi juga membuat Taehyung sama telernya. Dia terengah saat beranjak dari sana.

"Kau sebaiknya istirahat, Taehyung," kata Jackson menatapnya cemas saat menghampiri mereka, berusaha membantu Jungkook berdiri tapi pemuda itu sudah cukup kuat untuk menahan Taehyung. "Kami membutuhkanmu dalam kondisi prima. Tinggalkan Jungkook padaku dan Yugyeom."

SpellboundWhere stories live. Discover now