Chapter 8: Jeon Jungkook might or might not having a boyfriend

1.7K 284 27
                                    

"Dan saat aku melihatmu berdiri di sana..."

Jungkook menahan napasnya, menanti apa kiranya yang akan dibicarakan Taehyung yang duduk di hadapannya dengan ekspresi yang sulit dibaca; campuran antara takut, gugup, kikuk dan bingung. Begitu menggemaskan karena dia nampak seperti anak kecil yang kebingungan apa yang harus dibelinya. Dia kemudian menghela napas dengan berat, melirik Jungkook yang membalas tatapan matanya lalu bergegas menunduk dan melanjutkan.

"... Begitu indah dan sangat menggoda, aku tidak bisa menahan diriku sendiri," Dia mengusap tato di tangan Jungkook yang berdenyar nyaman dengan sentuhan selembut beledu. Dia akhirnya mendongak, menatap Jungkook dengan matanya yang bersinar seperti anak anjing menggemaskan hingga Jungkook sejenak kehilangan konsentrasi karena ingin mencubit pipinya dan mengusa-usap rambutnya.

"Kau..." bisik Jungkook, tidak tahan lagi dan Taehyung mendesah berat, nampak begitu malu. "Memberiku tanda, yang mengikatku padamu semacam sumpah pernikahan bahkan sebelum kita mengetahui... nama belakang masing-masing? Koreksi," tambah Jungkook mengangkat telunjuknya pada Taehyung "Kau bahkan belum tahu namaku saat aku memasuki ruangan."

Taehyung terkekeh, masih cukup bermoral untuk nampak malu. Jungkook menghargai itu. "Baiklah. Terdengar seperti stalker menyedihkan," katanya menegakkan tubuh dan Jungkook meraih tangannya yang hangat, menariknya hingga Taehyung bersandar di dadanya yang hangat, mendengarkan jantungnya yang berdebar kacau.

"Hm..." bisik Taehyung tertarik dan mendengarkan dengan saksama bagaimana organ itu berdetak basah dan berdentam lembut dengan ritme yang menyejukkan; dia tidak pernah benar-benar mendengarkannya namun sekarang dia terheran-heran dengan bagaimana suara basah detakan jantung itu terdengar begitu melegakan di telinganya.

Mungkin karena itu detak jantung Jungkook, penanda bahwa dia masih sehat dan vital.

"Menurutku itu romantis sekali...." Jungkook bicara di rambutnya dan mengeratkan pelukannya saat Taehyung berusaha berdiri untuk menatapnya. Jantungnya berdebar semakin kacau dan Taehyung tersenyum lebar di dadanya karena itu. "Jangan lihat aku sekarang oke?" gerutunya dan Taehyung terkekeh.

Gemas membayangkan wajah Jungkook yang merona.

"Kau memang hopeless romantic," balas Taehyung mengusap punggungnya lembut, perlahan dan membentuk pola-pola menenangkan yang nyaris membuat Jungkook mendesah lega. "Maafkan aku?" bisik Taehyung kemudian, teredam di dada Jungkook.

"Untuk?"

"Mengeksposmu ke dalam bahaya."

Jungkook memejamkan mata, menghirup aroma Taehyung dalam-dalam; mencoba memenjarakan aroma itu di kepalanya selamanya. "Tidak masalah," bisiknya teredam. "Toh kau tiba tepat waktu untuk menyelamatkanku...."

Dan sebelum Jungkook sempat berpikir, Taehyung mengangkat tubuhnya dan memandang Jungkook yang nampak secantik dryad sebelum meraih kepalanya dan membenamkan ciuman ke bibirnya yang terkuak. Seluruh tubuh Taehyung mendadak berubah begitu rileks; seluruh ketegangan meleleh dari tulang dan ototnya begitu bibir mereka bertemu. Terasa empuk dan menenangkan, bagaimana bibir Jungkook yang basah mengusap bibirnya dengan lembut. Dia meleleh seperti mentega yang dipanaskan dan Jungkook di pelukannya menyerah dalam erangan kecil yang membuat hati Taehyung sesak oleh rasa cinta yang membuncah.

"Mungkin ini terlambat, seharusnya aku melakukan ini sebelum memberimu tanda," bisiknya parau saat bibir mereka berpisah. Bibir Jungkook merona dan bengkak. Matanya sayu dan wajahnya begitu cantik dalam cahaya temaram. "Tapi...., aku mencintaimu."

SpellboundWhere stories live. Discover now