3: tinggal

2.7K 455 55
                                    

"bayar! bayar! bayar!"

suara lengking dari sosok wanita berkuncir kuda yang berdiri tepat di depan kelas dengan satu tangan berkacak pinggang sementara tangan yang lain memegang binder bergambar unicorn jelas mengundang dengus malas dari penghuni kelas.

suasana santai jam kosong dari hasil menunggu dosen yang tak kunjung tiba harus terganggu karena lia, si mahasiswi cerdas yang kerap diberi amanah untuk menjadi ketua kelas pada beberapa mata kuliah.

"ini yang katanya mau ke puncak pas akhir semester mana? waktu ngerencanain aja semangat, pas bayar uang kasnya males." lia bersungut dan alisnya menukik tajam, namun tetap terlihat cantik.

beberapa saat setelahnya dia mulai berkeliling menagih satu-persatu orang yang ada di sana. suasana kembali terkendali, masing-masing sibuk kepada fokusnya setelah usai menyerahkan upeti selembar kertas hijau dengan nominal dua puluh ribu rupiah.

"seungmin, udah nunggak tiga kali." lia mengabsen nama si pria dalam list menggunakan jarinya yang berlapis nail polish berwarna bening, "terus felix juga. kalian kompakan buat ga bayar?"

"bukan gitu," seungmin meletakkan ponsel, bersyukur karena match dalam game yang sedang dia geluti baru saja usai, "ㅡkan gue sama bintang nggak masuk kemarin-kemarin. nihㅡ" tiga lembar uang berwarna merah dia keluarkan dari dalam dompet, "itu buat bayar tunggakan gue, sisanya cadangan."

"terus si felix?" kini lia beralih menunjuk felix yang nampak menelungkupkan kepala pada meja di samping seungmin.

"bintang, wake up, bayar uang kas." satu goncangan seungmin berikan, namun yang lebih kecil nampak tidak terpengaruh.

"ㅡbi? lo tidur?" bahkan hingga goncangan ke lima felix masih tidak juga memberikan respon balasan. merasa tak ada guna, seungmin berakhir mengeluarkan kembali tiga lembar uang merah untuk diletakkan di atas meja, "itu buat bayar yang punya bintang."

"anjir, lo ini sugar daddy-nya dia apa gimana?"

"apaan?" seungmin menanggapi malas, bahkan terkesan tidak perduli ketika lia sudah menjauh dengan gelengan kepala yang mengiringi langkah.

kini ponsel total diabaikan. pandangan fokus pada surai sewarna cotton candy disebelahnya. felix masih marah, seungmin tau. sejak pagi si manis masih enggan berbicara, padahal seungmin sudah memulai banyak sekali basa basi namun hanya berujung percuma.

"gue tau lo nggak tidur," ucapnya pelan, "nggak capek apa diem-dieman gini?"

tangannya meraih jemari kecil felix untuk digenggam. seungmin ikut menjatuhkan kepala ke meja, membuat wajahnya berhadapan dengan surai felix yang beraroma strawberry.

"coba gue mau liat mukanya. gue hitung sampai tiga ya, kalau enggak noleh gue cium. satuㅡ"

"ㅡdua."

"ㅡti,"

"gema berisik."

sekarang felix berbalik hingga wajah keduanya saling berhadapan. hidung bertemu hidung, pandangan menjadi satu garis tatap, saling mengunci tanpa harus sibuk memberi kode lebih lanjut. mereka sudah tau apa yang satu sama lain ingin utarakan, namun justru memilih diam guna menanti siapa yang lebih dulu mengalah.

"maaf, i was wrong." satu hela napas keluar dari belah bibir si pemuda renjana, "bintang mau apa biar gue dimaafin?"

"gummy bear  tiga pack?"

"nggak, nanti sakit gigi."

"lah, tadi nawarin, sekarang malah nolak. maunya gimana sih?"

"apapun boleh asal nggak beresiko buat lo bi."

psycho | seunglix ✔️Where stories live. Discover now